8. Something will happen?

2.1K 234 30
                                    

Vote dan kalau mau komen ya guys hehe

***

"Gak apa-apa anjir, gue juga kemaren kayak gitu,"

"Boong pantat lo kerlap-kerlip ye!"

"Tai."

"Brian,"

"Hah? Brian tai?"

Ketiga siswa yang sedang bersantai di kelas itu langsung mendongakkan kepala saat sebuah suara datang dari arah pintu.

"Eh Mai?" sapa Tawan sambil tersenyum.

Setelah melihat siapa yang memanggilnya, Bright kembali menundukkan, fokus kepada ponselnya dengan senyum simpul yang terlukis diwajahnya hingga mengundang rasa penasaran perempuan itu.

Melihat kelakuan Bright yang malah cuek dan kembali asik dengan ponselnya itu membuat Off menyikut lengan sahabatnya yang tepat duduk disampingnya.

"Ada akhlak lo di sapa malah gitu?" Sahut Tawan geleng-geleng.

"Kamu keliatan lagi asik, Bri," Ucap Mai dengan nada sindiran yang terselip diucapannya.
Matanya menatap Bright dan benda elektronik milik laki-laki itu bergantian dengan jengkel sebelum akhirnya ia geram dan mengambil paksa ponsel Bright yang sontak membuat sang pemiliknya langsung tersulut emosi.

"Gila lo?!" Bentak Bright. Ia pun langsung berdiri berhadapan dengan Mai.

Mai diam tidak menjawab. Pandangannya sibuk melihat apa yang disibukan laki-laki yang ia sukai semenjak ia bersekolah disini.

"Metawin? jadi kamu asik dan nyuekin aku karena kamu lagi sibuk chatan sama dia? punya hubungan apa kamu Bri?"

Sret!

"Apa mau lo?" Desisnya bagai ular.

"Punya hubungan apa sih kamu sama Win? kamu keliatannya deket sama dia?"

Mata elang itu langsung melayangkan tatapan sinis disertai kerutan didahinya. "Lo lagi akting apa gimana?" Ujarnya begitu dingin.
"Gue tanya, pernah gue ngeladenin lo? pernah gue nyapa lo?" Remaja itu terkekeh sinis sebelum melanjutkan ucapannya. "Tingkah lo kayak gue kenal aja sama lo?! siapa sih lo? maksud lo deketin gue apa? suka?" Nadanya terdengar sangat merendahkan lawan bicaranya hingga membuat Mai seketika menahan nafas, ia sangat terkejut mendengar ucapan Bright yang sangat menusuk hatinya.

Off dan Tawan langsung melotot mendengarnya. "Anjing? Bright!"  Buru-buru Off menarik lengan Bright. Namun belum ada tiga detik, Bright menepis kasar tangan Off dengan tatapan yang masih menatap tajam Mai yang dilanda rasa luar biasa terkejut.

Sedangkan Bright, ia sendiri tidak peduli, tidak peduli dengan kalimatnya ataupun dengan siapa ia melontarkan kata-kats pedas ini. Ia sudah cukup muak dengan tingkah laku Mai yang bersikap seolah-olah mereka mempunyai hubungan dekat hingga tahap dimana perempuan itu bisa menyabet paksa ponselnya.

"Jawab! gue lagi nanya! nyadar gak lo gue risih? NYADAR GAK?!"

Selang beberapa sekon bright berseru kencang, Off langsung menyaut. "BRIGHT!"
Ia pikir sahabatnya sudah cukup kelewatan setelah melontarkan kata-kata menusuk kemudian berseru hanya karena Mai merebut paksa ponselnya.

Tawan memijat pelipisnya sejenak. "Bri, ini cewek, anjing! udah!"

Bright langsung memutar tubuhnya menghadap kedua sahabatnya. "Diem lo berdua!" Ujarnya sambil menunjuk Off dan Tawan dengan telunjuk. Perintahnya terdengar sangat tegas.

Disela-sela keterkejutannya, Mai mencoba memegang lengan Bright. "Kok kamu gitu sih Bri?"

"Anjing! st-"

HEALINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang