(Note & Disclaimer : Semua cerita ini diambil dari sudut pandang karakter Bumi (Bumi's POV). Cerita ini hanya fiksi tapi jika ada kesamaan itu hanya kebetulan belaka.)
*****†††*****
Suatu hari jam 6.30 pagi.
Suara pesawat yang terbang rendah tepat diatas langit membangunkan gue dari tidur nyenyak. Jaraknya mungkin ribuan meter dari atap apartemen tapi saking kerasnya gelombang udara bikin jendela kaca kamar gue bergetar kaya ada gempa. Tapi bukan cuma itu yang bikin gue bangun di pagi ini, alarm biologis yang bergolak di perut gue lah yang membuat gue terpaksa turun dari kasur gue yang hangat dan empuk. Gak perlu mikir lama gue udah terbirit-birit menuju kamar mandi.
"DUK! DUK! DUK! DUK!"
Suara pintu kamar mandi gue gedor sekencang-kencangnya.
"AAAARGH! ADA APAAN SIH, BANG? MASIH PAGI UDAH BERISIK??!"
Sahut orang dari dalam terdengar bernada kesal. Dari suaranya dan caranya manggil, gue tahu itu si Kevin karena dia emang yang paling muda di sini.
"CEPETAN KEV! MULES NIH!!!"
Balas gue sambil megangin perut yang lagi melilit. Detik selanjutnya gak ada jawaban cuma hening, tapi... sepertinya ada yang aneh. Gue coba dengerin dengan seksama, nempelin telinga di pintu. Hening sebentar, sebelum kemudian...
"Aaahh...ahh..hhh..."
Suara desahan dan erangan dua lelaki bersahutan dari balik pintu. Bulu kuduk gue mendadak jadi merinding, perut juga ikutan bergolak makin mules.
"WOY RIDHOO!! KEVIIIIN, CEPETAN KELUAAAR! LAGI NGAPAIN SIH LU DI DALEM?!"
Gue kembali teriak dan menggedor pintu dengan ekstra tenaga. Dari suara yang bikin merinding tadi, gue sebenarnya udah bisa tebak apa yang terjadi di dalam.
"Aaahh.... Bentar napa, Bum? Kita lagi nangung nih!" Giliran si Ridho yang nyahut. Jawaban yang nadanya kayak lagi nge-fly gitu bikin gue tambah emosi.
"NANGGUNG APANYA?!"
"BRAKKK!"
Gak sabar karena feces gue rasanya udah di ujung, daripada gue cepirit males nyuci jijik, pintu kamar mandi akhirnya gue tendang paksa. Benar aja di dalam mereka berdua udah telanjang lagi uget-ugetan di depan wastafel. Yang satu nungging yang satu berdiri ngangkang ngehalangin jalan.
"GEBLEK! si anjing bangsat! Pagi-pagi malah asyik ngentot lu pada???!" Sarkas gue. Tanpa ba bi bu nyelonong masuk dan pelorotin celana plus kolor gue.
"Ehhh Bang Bumi, mau gabung, Bang?" Cengir Kevin saat menyambut kemarahan gue. Gak sadar diri, nih orang malah ngajakin threesome.
"Gabung apaan? Gue ini pengen boker!" Cetus gue sambil duduk di closet.
"Marah-marah terus bikin cepet keriput loh! Entar gantengnya ilang, Bang! Kan sayang!"
"Pfhh! BODO AMAT!" Gue cuma mendelikkan mata dan tertawa sinis.
Si Kevin sialan, di posisi lagi begituan bisa-bisanya masih godain gue. Emang dasar otak selangkangan, di antara kita bertiga emang si Kevin yang terkenal paling sangean tapi si Ridho juga sana aja. Dua tangannya megangin pinggang Ridho sambil maju mundur.
Lagi-lagi si Ridho jadi bottom. Orang lain gak akan nyangka kalau si Ridho yang tampangnya ganteng macho dengan badan tinggi gede, eh malah nge-bottom buat si Kevin yang lebih mirip Oppa-oppa boyband Korea.
"Seriusan nih gak mau? Abang kan bisa di depan atau di belakang, masih ada tempat. Hehe." Ajaknya lagi yang dengan sengaja mempercepat adukan semennya di lubang galian Ridho.
KAMU SEDANG MEMBACA
TURBULENSI 🔞
Ficción GeneralKisah jujur tapi tidak inspiratif dan tidak mendidik. Ini adalah kisah tentang Raka Bumi. Pramugara narsis, hedonis & materialistis yang ironisnya tumbuh di keluarga agamis. Sejak hubungan cinta gay pertamanya kandas dengan pria bernama Baim, Bumi b...