BACK TO THE PRESENT
"Brengsek! Kenapa gak ilang-ilang sih, anjing-!!!"
Gue ngomel sendirian di depan wastafel saking keselnya. Saat ini gue berada di restroom, dari tadi sibuk ngucek kemeja gue pas di bagian dada, berusaha ngilangin noda kopi dari serat kainnya. Udah gue cuci pake air sama sabun cuci tangan sampai jari pegel, bukannya hilang itu noda malah bikin kemeja gue jadi basah.
Ini semua gara-gara si Cherli. Kirain gue kopi yang tadi cuma tumpah ke meja, eeh ternyata ke baju gue juga. Kehidupan pribadi gue mungkin kacau gak terorganisir, tapi soal kecil kayak noda seperti ini bisa bikin OCD (Obsessive Compulsive Disorder ) gue kambuh. Hal sepele kayak gini aja bisa bikin gue jadi stress.
Kerapihan dan kebersihan itu paling penting buat pramugara/i. Sedangkan penampilan gue sekarang minus, udah kemeja kusut, kotor, basah lagi, jorok! Mana jadwal terbang tinggal 15 menit lagi.
Begonya gue gak bawa baju salin di tas, semua udah di packing di koper tumi gue dan masuk ke bagasi pesawat. Padahal hari ini gue mau terbang ke Amsterdam, jam perjalanan panjang 14 jam. Ditambah lagi tadi pagi gue mandi gak sabunan, cuma pake deodoran sama parfum doang. Parah! Gimana ini?
Sepanjang karir gue yang hampir 4 tahun kerja disini, ini baru pertama kalinya gue dapet jatah terbang ke Eropa. Setelah biasanya cuma kebagian jatah domestik dan palingan cuma di sekitar Asia tenggara. Kadang gue iri sama yang karirnya melesat cepat, terutama para cewek. Baru beberapa bulan udah dapet seragam pramugari senior dan terbang ke Eropa nemenin Sugar Daddy yang lagi dinas. Apa gue juga perlu ngorbanin bokong atau kontol gue demi nyari sugar Daddy/Mommy di dewan Direksi? Ya, kali aja ada Boss yang homo atau tante-tante model MILF (Mom I Love to Fuck) yang bodynya masih nafsuin.
"Grr! BANGSAT! Dasar si banci Sialan!"
Geram gue putus asa. Kebencian gue sama si Cherli semakin menjadi. Bayangin cengar-cengirnya aja udah bikin gue jadi enek lagi, sumpah! Dia emang bilang gak sengaja tapi punya dendam kah dia sama gue? Kenapa setiap kali ketemu dia, gue selalu sial.
"Hhh..."
Gue menghela nafas pasrah dan berusaha menenangkan diri. Basuh muka gue dengan air berharap bisa mendinginkan kepala gue dan menghilangkan pikiran negatif tentang si Cherli. Gue gak mau kualat, orang bilang jangan terlalu benci sama seseorang biar perasaan nanti gak berbalik jadi 'benar-benar cinta'. Idih, amit-amit dah kalau suatu hari gue sampai naksir si Cherli. Kalaupun itu terjadi mungkin gue lagi dipelet.
Gue akuin sebenernya kalau dilihat sekilas, si Cherli itu lumayan ganteng. Badannya tinggi sepantaran gue, kulit bersih, bodynya juga oke, atletis, punya sixpack lagi. Tapi meskipun gue homo, bukan berarti gue demen sama semua mahluk dua kaki yang berkontol. Gue punya selera sendiri, gak cuma asal ganteng berotot doang tapi harus ada wibawa dan kharismanya. Dan selera gue siapa lagi kalau bukan Bang Baim. Hh, dia lagi, dia lagi. Mikirin soal Bang Baim bikin bayangan masa lalu kembali berputar di kepala gue.
***
FLASHBACK
TIGA SETENGAH TAHUN LALU
"Mayday Mayday... Dalam waktu 3 menit pesawat akan jatuh dari ketinggian 10000 kaki di perairan xxx... kepada semua kru cabin diharapkan mempersiapkan evakuasi..."
"OH YA LORD! YA ALLAH GUSTIII! Gue belum mau mati! Gue belum kawin! ARGGGHHH!!! NOOOO!!!!"
Goncangan di badan pesawat begitu kencang, jeritan histeris para calon pramugari bersahutan menambah kepanikan. Gue bahkan gak bisa lagi dengar jelas isi pengumuman dari loud speaker saking berisiknya.
Saat itu gue duduk terpontang-panting di kursi. Gue berusaha tetap tenang walaupun perut rasanya udah mual pengen muntah. Udara pengap dan ruangan gelap serta mencekam bikin situasi ini lebih parah dari naik wahana roller coaster di Dufan.

KAMU SEDANG MEMBACA
TURBULENSI 🔞
Fiksi UmumKisah jujur tapi tidak inspiratif dan tidak mendidik. Ini adalah kisah tentang Raka Bumi. Pramugara narsis, hedonis & materialistis yang ironisnya tumbuh di keluarga agamis. Sejak hubungan cinta gay pertamanya kandas dengan pria bernama Baim, Bumi b...