×××
××××
×××
Jungkook sedikit kewalahan ketika harus berlari dari pintu masuk bandara. Karena dimana posisi keadaan bandara tengah ramai. Ia cukup kesulitan mencari orang yang sedang menunggunya.
Langkahnya terhenti. Melihat jam keberangkatan pukul 7 malam KST sebentar lagi, tidak ia harus bergegas sekarang juga sebelum terlambat. Bahkan tidak ada waktu untuk mengatur napasnya.Langkahnya terhenti melihat seorang yang di carinya sejak tadi. Mulutnya hendak mengumpat, mengapa Yeseul tidak memberi tahu kalau ia menunggu didekat minimarket bandara. Percuma Jungkook berlari dengan cemas berharap supaya tidak terlambat nyatanya Yeseul dengan santainya duduk sambil menikmati Americano Ice-nya sambil memainkan ponselnya.
Baru saja hendak mengumpat ketika kakinya hendak sampai, mengumpat mengapa ia begitu mendadak mengabarkan bahwa akan berangkat dalam 1 jam lagi. Jungkook yang tengah berada di Kampusnya segera bergegas seperti orang yang di kejar Zombie.
Langkah kakinya terhenti akibat ada seseorang yang baru datang dengan satu tangan berada di depan Yeseul. Jungkook tidak mengenali pria itu, cukup asing baginya. Dan Yeseul mengenakan Hoodie abu-abu dengan celana Jeans hitam. Gadis itu juga mulai memasang maskernya. Sudah seperti Idol yang sedang melakukan penyamaran.Jungkook melangkahkan kakinya semakin maju kearah Yeseul dan pria tadi. Jimin pria tadi, lebih dahulu menyadari keberadaan Jungkook ketika langkah berat Jungkook yang terdengar memburu menuju kearah mereka. Tentu saja Jimin antisipasi, ia takut jika anak buah Yoongi mengetahui keberadaan Yeseul.
Yeseul menyadari pergerakan Jimin membuatnya menoleh kearah dimana mata Jimin memandang. Ia tersenyum hangat terhadap Jungkook yang terlihat keringatan. Bayangkan bandara Icheon bukanlah bandara yang kecil. Jungkook yang membawa tasnya begitu gegabah."Apa kau membawanya, Jung?" Tanya Yeseul, Jungkook mengiyakan. Jimin bingung, tidak mengerti dengan apa yang dikodekan Yeseul pada Jungkook pria itu hanya mengambil sesuatu dari tasnya. Memberikan kepada Yeseul sebuah amplop coklat, dan di terima dengan baik olehnya. Yeseul tersenyum.
"Jungkook, tolong jaga toko bungaku yah. Dan jaga Chaerin, awas sampai kau menyakitinya aku akan membunuhmu kalau kau melakukan itu." Sedikit ada rasa tidak rela di mata Jungkook, merelakan sahabatnya yang telah menemani selama sepuluh tahunan ini. Sahabat yang berbagi suka-duka bersamanya, ketika ia bertengkar dengan Chaerin.
Yeseul juga mau menampung dirinya. Walaupun sebenarnya tidak ikhlas karena sebenarnya Yeseul membela Chaerin. Tapi karena ia penengah ia memutuskan tidak membela siapapun, walau sebenarnya tidak rela.
Jungkook mengangguk, mengiyakan walau terpaksa. Jimin seperti melihat anak kecil yang mencoba tidak menangis ketika ditinggal oleh ibunya.
"Ah drama apa lagi ini?" Ucap Jimin kecil namun walaupun ditengah bisingnya lalu lalang Yeseul dapat mendengarnya, karena gadis itu langsung menepuk Jimin dengan amplop tadi dan sekaligus memberi ke Jimin juga.Yeseul memeluk Jungkook, baginya Yeseul adalah keluarga kedua baginya setelah sepeninggal Almarhum kedua orang tuanya. Dan pula sudah lama mereka berteman bahkan Chaerin tidak pernah keberatan sama sekali, yang kalau melihat Jungkook dan Yeseul bertengkar selalu mengatakan Kalian seperti kakak adik sungguhan.
Jika mengingat itu air mata Yeseul mulai menggenang. Dan bahkan setelah melepaskan pelukan, Jungkook pun matanya memerah. Persis seperti ditinggal ibunya. Yeseul terkekeh, kini cairan yang menggenang itu mulai menetes. Bahkan seperti tak rela jika ia harus pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya terutama kenangan bersama mereka, namun jika diingat kenangan yang akhir-akhir ini ia terima adalah kenangan terburuk miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETE] The Way Of Life- MIN YOONGI×AHN YESEUL
FanfictionCEO muda yg menjabat sebagai atasan termuda , namun semua usahanya sebagai CEO tidaklah berjalan mulus ditambah lagi karena belum adanya pernikahan. memiliki kekasih yg berambisius menjadi model terkenal. Bagi kekasihnya itu karier adalah nomor satu...