Prolog

283 29 7
                                    

Jodoh, rezeki, dan maut.
Hanya Tuhan yang tahu, kita tidak bisa menentang takdir Tuhan.
Semua sudah diatur oleh Tuhan, Sang skenario terbaik kehidupan.
Semuanya ada di tangan Tuhan, jodoh seseorang sudah ditetapkan, rezeki tidak akan pernah tertukar, dan maut atau kematian tidak akan pernah bisa dihindari. Semua sudah menjadi ketetapan Tuhan semesta alam.

Begitu juga dengan kehilangan. Kehilangan orang yang berharga dalam hidup pasti sangat sakit dan sangat sulit, itulah yang dirasakan remaja beranjak dewasa yang saat ini sedang menangis dihadapan pusara kedua orang tuanya, tempat peristirahatan terakhir manusia.

"Udah Vi, kita harus ikhlas." tutur seseorang seraya mengelus bahu Adiknya, memberikan kekuatan walau sebenarnya ia pun merasa sakit dan bersedih.

Alvi sama sekali tidak menggubris ucapan Kakaknya, ia tetap menangis menahan sesak didadanya. Baru kemarin ia tertawa bersama Ayah dan Ibunya karena ulah jahil Alvi yang menjahili Icha--Kakaknya.
Kenapa ini semua harus terjadi kepada kedua orang tuanya? Kenapa harus terjadi pada keluarganya?

"Biarkan aku disini sebentar lagi, Kak." pinta Alvi yang membuat Icha menghembuskan napas lalu menyeka sisa air mata dipipinya.

Kehilangan yang begitu menyakitkan yaitu berpisah untuk selama-lamanya dengan orang paling berharga di dunia, yaitu orang tua, Ayah dan Ibu.



💜💜💜

Alhamdulillah akhirnya aku bisa hadir kembali di dunia orange tercinta.

Semoga kalian suka ya sama cerita baruku ini:)

Tetap dukung aku dengan baca, vote, dan komen.
Gomawo❣️

"Kurang-kurangin insecure, banyak-banyakin bersyukur"
RizqiNa25

Bandar Lampung
12 Juli 2020


See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang