I Hate You and I Love You

32 5 1
                                    

Air mata sudah bercucuran dengan dekapan keduanya yang seolah tak ingin melepas satu sama lain. Keduanya akhirnya saling menatap dan tangan wanita paruh baya itu memeriksa dari kepala sampai badan, ia memastikan anak semata wayangnya itu dalam kondisi baik-baik saja.

"Aku baik-baik saja Ma."

Wanita yang disebut Mama itu langsung kembali memeluk dengan penuh rasa rindu dan helaan napas lega.

"Maafin Rahma, Ma Pa!" Sesal Rahma sesegukan menangis dihadapan Mama dan Papa nya.

Mamanya sudah merangkul dengan mengusap-usap bahu putrinya itu sambil tersenyum dengan mengisyaratkan 'tidak apa-apa' pada Rahma, ia terlalu menyayangi putrinya, ia hanya tidak ingin kehilangan Rahma lagi.

"Pah, maafin Rahma. Rahma udah buat Papa dan Mama menanggung malu karena ulah Rahma."

Pak Hasan diam. Bahkan tatapan Pak Hasan tak tertuju pada Rahma, ia sangat kecewa pada putrinya itu.

"Pah! Maafin Rahma." Tangis Rahma pecah saat menatap wajah Papa nya yang datar tanpa ekspresi tapi dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu selama ini ke mana Nak? Kamu sudah tidak menyayangi kami lagi?"

Rahma menggeleng, ia tidak membenarkan perkataan Mamanya. "Enggak, Ma. Rahma masih sangat menyayangi Mama dan Papa, Rahma terpaksa Ma, Maafin Rahma." jelas Rahma dan ia pun menunduk, ia tidak sanggup melihat wajah kecewa Papanya yang bahkan tidak sedikit pun menatapnya.

"Maafin Rahma, Pah."

Pak Hasan tetap diam, masih tidak habis pikir dan marah pada diri sendiri karena merasa gagal menjadi seorang Ayah, dan tak bisa menjaga anak satu-satunya itu. Air matanya sudah ia usap sejak tadi, ia kecewa, sangat kecewa pada putrinya itu.

Dengan langkah gontai Pak Hasan pergi begitu saja tanpa menggubris perkataan Rahma.
Sampai di depan pintu ruangan, Pak Hasan hampir saja terjatuh jika tak ada Alvi yang menahan tubuh Pak Hasan.

"Bapak tidak apa-apa?" tanya Alvi khawatir melihat wajah Pak Hasan yang pucat setelah keluar dari ruangan Rahma. "Mau saya antar ke ruangan Bapak?"

"Saya baik-baik saja Alvi." jawab Pak Hasan. "Tolong bantu Rahma agar dia dan calon bayinya pulih."

"Baik, Pak."

Pak Hasan menepuk bahu Alvi dan berlalu pergi meninggalkan Alvi yang hanya bisa tersenyum tipis, Alvi merasa bersimpati pada Pak Hasan yang sangat baik padanya, bahkan Alvi sudah menganggap Direktur RS ini sebagai Ayahnya dan begitupun sebaliknya.

_____

"Kamu masih juga tidak percaya dengan ucapanku?"

"Bukan seperti itu Alvi, aku tidak bisa bersamamu lagi."

"Kenapa? Apa yang salah jika kita bersama lagi?"

"Aku sudah tidak mencintaimu lagi!"

"Bohong!"

"Itu benar Alvi! Aku memilih lelaki lain."

Rasanya seperti ada ribuan belati menusuk hati Alvi saat mendengar pernyataan Fara. Kata-kata mantra yang diucapkan Fara pada Alvi seolah membuatnya terguncang dan membuat semangat Alvi perlahan luntur dan memudar. Ucapan Fara terekam amat indah di memori otak Alvi, bahkan sampai pukul 1 malam matanya belum bisa terpejam, ingatannya selalu tertuju pada gadis itu.

See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang