Jakarta, 2003
Ia menutup telinganya. Matanya terpejam dan badannya gemetar menahan semuanya. Anak berusia sebelas tahun itu selalu bersembunyi dibalik pintu kamarnya, menutup dengan rapat kedua telinganya dengan tangannya yang gemetar.
Setiap kali hal itu terjadi anak itu selalu menangis, ia sudah puas menyaksikan piring dan gelas terbang lalu berserakan di lantai.
"Fara sayang, maafkan Mama." seru perempuan paruh baya itu lalu mendekap sosok yang sejak tadi hanya duduk di lantai dengan menangis dan menutup telinganya.
Fara hanya bisa menangis dalam pelukan sang Mama. Rasanya begitu mengerikan saat mendengar pekikan dari kedua orang tuanya di luar kamar dan tentunya ditambah suara benda-benda hancur akibat lemparan kuat ke lantai. Hampir setiap Papanya pulang Fara akan menyaksikan pertengkaran antara kedua orang tuanya.
Kenapa orang dewasa mudah bertengkar?
Ia jadi takut menjadi dewasa!Papanya yang jarang di rumah membuat ia kurang merasakan kasih sayang seorang Ayah. Fara juga ingin merasakan hal yang anak-anak lainnya rasakan. Setiap hari diantar ke sekolah, bisa makan bersama Mama dan Papa dimeja makan, bisa bercerita dan tertawa bersama Mama dan Papa. Ia juga ingin merasakan hidup seperti anak-anak lainnya yang Ayahnya selalu ada di rumah.
___
Fara menangis bersama Adiknya Raina, keduanya tidak berniat melangkahkan kaki pergi meninggalkan makam Mama mereka.
"Ma, maafin semua kesalahan Fara." ucap Fara seraya menyeka air matanya. "maafin Fara belum bisa membahagiakan Mama." sambungnya lagi.
"Fara janji akan menjaga Raina walau dengan nyawa Fara sendiri."
Raina yang mendengar ucapan Kakaknya seketika memeluk Fara. "Sekarang cuma Kak Fara yang Raina punya, jangan tinggalin Fara ya Kak."
Fara menggeleng sambil tersenyum. "Kakak enggak akan pernah ninggalin kamu, Sayang." ucap Fara seraya mengelus bahu Adiknya, seolah menyalurkan kekuatan.
Sementara di tempat lain. Ada perasaan yang perih saat menyaksikan perempuan itu menangis diatas pemakaman Mamanya. Dan ia tidak mampu berbuat sesuatu untuk Fara, ia tidak bisa menghibur dan berada disisi gadis itu saat seperti ini. Alvi hanya bisa melihat dari kejauhan, ia hanya bisa memastikan Fara baik-baik saja, walaupun pasti gadis itu begitu terluka dan kehilangan. Sama seperti yang ia rasakan ketika dulu kehilangan kedua orang tuanya.
Tiba-tiba ponselnya bergetar, menandakan ada sebuah pesan masuk.
From : Rahma
Sayang, kamu di mana?
Aku lagi ada urusan.
Urusan apa sih, hari ini kan kamu nggak ada jadwal.
Kamu lupa hari ini kita fitting baju:(
Iya aku lupa, maaf.
Nyebelin deh kamu, untung calon suami aku.
Yaudah cepet ke butik, aku barusan sampe.
Iya.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You Again
Romance"Bertemu kembali denganmu sama sekali hal yang tidak aku harapkan" ___ "Alvi, tolong kamu jangan ganggu aku lagi! Cukup." Fara berujar dengan serius. "Jangan dekati aku lagi!!!" tegas Fara. "Fara...." tahan Alvi mencekal tangan Fara yang mencoba per...