Semua berakhir

58 7 3
                                    

Alvi menghembus napas, ia sudah bertekat pada dirinya bahwa ia tidak akan kehilangan Fara lagi dan inilah satu-satunya cara agar ia dan Fara bisa kembali seperti dulu.

"Fara, aku akan mengatakan sesuatu."

Fara diam, ia terpaku melihat Alvi yang tampak gugup.

"Aku...."

Fara mengangguk. "Iya?"

"Kamu harus tahu kalau...."

Alvi menarik napas dan mengembuskan perlahan. "Selama ini aku meninggalkanmu bukan tanpa alasan."

"Itu aku lakukan karena aku dan Kak Icha tak ingin terus berkabung sedih mengenang Ayah dan Ibu."

Fara mendengarkan penjelasan dari Alvi yang sebenarnya Fara sudah tak ingin lagi tahu apa alasan Alvi meninggalkannya begitu saja.

"Aku dan Kak Icha akhirnya pindah ke Yogjakarta, aku melanjutkan studi dan diterima di fakultas dokteran UGM, sampai akhirnya aku kembali ke Jakarta setelah masa studiku selesai, dan ditugaskan menjadi dokter di RS tempatku koas, sementara Kak Icha menjadi seorang guru di sekolah tempatmu mengajar."

Alvi mengatakan semuanya agar Fara bisa sedikit mengerti keadaan dan kondisi Alvi saat itu. Jika dibilang terluka, Alvi juga merasakannya, ia juga tersiksa karena harus meninggalkan cintanya.

"Aku hanya ingin fokus mengejar mimipiku, menjadi dokter setelah itu aku datang padamu Fara, kamulah wanita yang kutuju setelah aku menyandang gelar dokter."

Fara diam tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya, ia hanya fokus menyimak alasan Alvi meninggalkannya sepuluh tahun yang lalu.

"Aku sudah ke rumahmu dan aku mencari dirimu tapi semua itu nihil karena kamu sudah pindah rumah rupanya. Dan akhirnya aku hanya pasrah dan selalu berdoa, jika memang kita berjodoh tolong pertemukan, dan doaku dikabulkan, kita akhirnya bertemu."

"Iya aku pindah rumah pada saat semester 5." ucap Fara datar menanggapi pernyataan Alvi.

Alvi tersenyum lega setelah menceritakan semuanya pada Fara. "Itulah alasanku Fara!"

"Tetap saja Alvi kamu meninggalkanku tanpa penjelasan apapun." Fara tersenyum samar saat ia mengingat masa dimana ia benar-benar kacau karena kehilangan sosok lelaki yang ia sayangi. "Kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan, aku begitu membencimu tapi aku juga merindukanmu." lanjut Fara yang tanpa sadar sudah menitikan air mata.

Alvi menghela napas panjang, ia juga sama sesaknya saat ini, sama menderitanya. Tetapi nemang disini Aovi lebih kejam dengan meninggalkan Fara sendiri tanpa sepatah kata pun.

"Aku tahu alasan apapun tetap tidak bisa menggantikan rasa sakit yang kamu rasakan tapi izinkanlah aku membayar semuanya dengan kebahagiaan, aku berjanji akan membahagiakanmu Fara, kita bahagia bersama." Alvi sudah menggenggam tangan Fara, ia berusaha meyakinkan dengan wajah yang sangat serius.

Fara mencari kebohongan dimata Alvi tapi yang ia temukan malah kejujuran dan ketulusan disana.

Fara diam, dan suasana menjadi canggung dan hening.

"Tapi rasanya aneh Alvi." sanggah Fara.

Alvi menggelengkan kepala. "Aneh bagaimana? Kita bisa memulai semuanya kembali, aku yakin kamu pun masih mencintaiku."

Fara mengusap air matanya lalu tersenyum samar kepada Alvi.

Aku memang masih mencintaimu Alvi, tapi aku takut, aku takut kamu akan meninggalkanku lagi.

"Mari kita memulai semuanya kembali, apapun keadaannya aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi. Kecuali, kematian."

Kini Alvi mencium tangan Fara yang membuat Fara menahan napasnya, ia bisa merasakan cinta yang sama pada Alvi, cinta yang Alvi berikan masih sama seperti dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

See You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang