09 - Promnight

95 36 11
                                    

Mereka berdua berjalan berdampingan seperti sepasang kekasih, padahal bukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua berjalan berdampingan seperti sepasang kekasih, padahal bukan. Sebagian besar orang-orang alias siswa-siswi melihat ke arah mereka, termasuk Haris dan Reyhan.

Cantik! Batin Haris, dia tersenyum tipis melihat kalung yang dikenakan oleh gadis itu. Ya, itu adalah kalung yang diberikan Haris sebagai hadiah ulang tahun Zahra. Tapi disisi lain, Haris sangat kesal melihat dengan siapa gadisnya datang ke acara itu. Gadisnya? Oh iya Zahra bukanlah gadisnya, belum.

'Gila liat tuh cocok banget deh mereka!'

'Wah itu Zahra? Cantik bener tuh anak'

'Gils Zaki cakep banget Tuhan, kenapa si sama si Zahra?!'

'Zahra ga cocok sama Zaki!'

'Mereka udah kayak Romeo sama Juliet ya'

'Dasar cewe gatel! Semua diembat!'

Begitulah kira-kira bisikan-bisikan orang-orang yang berada disana. Ada yang mendukung ada juga yang tidak setuju dengan apa yang dilihat mereka saat itu. Zahra yang mendengar beberapa cuitan itu mulai merasa tidak enak.

Zahra kemudian melihat kearah seseorang yang sedang memperhatikannya. Haris, dia sedari tadi melihat ke arah Zahra dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

'Kok dia gak bilang kalo dia panitia?' batin Zahra.

Kemudian, Zahra pergi meninggalkan Zaki dan teman-temannya dan berlalu mencari tiga sahabatnya tanpa menghiraukan tatapan Haris. Zahra bingung mau merespon bagaimana tatapan Haris saat itu, yang hanya ada dipikirannya adalah menghindar dan mencari sahabatnya.

Terlihat disebuah meja ada sahabat-sahabatnya yang pastinya bersama pasangan masing-masing. Nadia duduk di sebelah Angga, Salsa disebelah Satria, dan Aisyah disebelah gebetannya yaitu Allan. Melihat mereka tertawa saja sudah membuat Zahra bahagia. Zahra mendekat ke arah mereka.

"Eh Zah-" ucapan Salsa terputus ketika melihat seseorang yang menarik tangan Zahra.

"Ikut gue!" perintah Haris sambil menarik pergelangan tangan Zahra dengan sedikit kasar.

"Apaan sih ris? Lepasin! Gue bisa jalan sendiri!" tegas Zahra sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Haris.

Ada beberapa orang yang melihat kejadian itu dengan tatapan penuh tanda tanya. Haris melepaskan cengkramannya dari Zahra. Ia merasakan tangannya sakit karena ditarik paksa oleh laki-laki itu.

"Kenapa lo kesini bareng Zaki?" tanya Haris tanpa basa basi.

"Emang kenapa sih kalo gue sama Zaki?" tanya Zahra balik.

Z A H R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang