10. Perasaan aneh

32 13 12
                                    

Happy Reading!

Gadis cantik itu kini telah duduk di halte seperti biasa menunggu bus jemputan. Seandainya saja, ada keajaiban kedua orang tua Alia menjemputnya, pasti Alia akan sangat bersyukur hari itu.

Jangankan berkhayal, bermimpi pun tidak akan pernah terjadi!

Sudah dua puluh menit berlalu. Bus yang ditunggu Alia tidak kunjung datang. Pohon yang bergoyang membuat badan Alia semakin dingin. Ia mendesis pelan. Jemari kanannya ia tautkan ke jemari kiri untuk menimbulkan sedikit rasa hangat.

Akhirnya yang ditunggu datang juga. Alia segera menaiki bus tersebut. Dirinya merasa ada seseorang yang ia kenal di dalamnya. Perlahan, kepalanya menoleh. Benar saja, ia melihat Angga yang duduk juga di seberang sembari memainkan ponsel. Alia mendengus kesal. Mungkin Angga memang pulang menggunakan bus hari itu. Namun, sejak kapan Angga masuk ke dalam bus itu?

Biarkan saja, toh, ini bukan urusan Alia. Ia melihat pemandangan lewat jendela yang cukup jernih. Matanya tak ada hentinya ber-ekspektasi tentang sebuah hal yang jauh tidak mungkin ada di hidupnya. Yaitu, mengembalikan keluarganya seperti dahulu, dan menghidupkan Alika kembali.

"Jangan bengong."

Alia tersentak, ia menoleh. Sudah ia dapati Angga yang pindah ke samping. Entah sejak kapan ia mengambil kesempatan tersebut.

"Tumben naik bus?" tanya Alia.

Angga tersenyum yang senyumannya sangat sulit di artikan. Ia memejamkan matanya. Alia hanya menghela napas. Makhluk hidup ciptaan Tuhan yang satu itu memang aneh dalam satu waktu.

Alia kembali menatapnya. Terlihat sangat tampan saat tertidur. Tidak! Alia tidak akan mengakui itu. Angga adalah manusia menyebalkan, bukan tampan.

Ia kembali mengingat momen hari lalu saat di hutan. Angga ternyata mempunyai dua orang wanita yang-- Alia sendiri tidak mengetahui siapa. Namun, ingatannya tertuju pada sebuah kalimat 'Pergi'. Jadi siapa yang pergi dari hidup Angga? Mengapa hidup Alia selalu banyak pertanyaan?

Alia turun dari bus dan berjalan ke arah rumahnya yang di terangi satu lampu berwarna kuning. Suara langkah kakinya berada dua suara. Ia membalikkan badannya ke arah belakang. Dapat terlihat Angga yang berhenti juga sedikit berjarak dari Alia.

"Ada apa?" tanya Alia.

"Antar lo sampai rumah."

Alia menghembuskan napas pelan dan berkata, "Aku sudah sampai. Sekarang kamu pulang."

"Sayang banget udah sampai sini. Nggak nyuruh mampir dulu?"

"Rumahku lagi nggak butuh tamu."

"Tapi gue mau bertamu."

"Pulang, Ngga!" ucapnya sekali lagi.

Lelaki itu tidak menghiraukan sama sekali. Ia berjalan mendekat ke arah Alia. "Kenapa?"

"Ayahku nggak suka ada tamu."

Angga terdiam sebentar. Mencerna perkataan Alia. Ia hanya ingin bertamu. Mengapa dilarang?

Seolah Alia tau apa yang akan dikatakan Angga, ia langsung berkata, "Ayahku nggak suka ada lelaki lain masuk ke dalam rumah. Kalau kamu tanya alasannya apa, aku akan jawab nggak tau."

Ikatan SemataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang