Happy Reading!
Pertama kalinya Alia keluar kelas untuk ke kantin sendirian. Ini adalah istirahat kedua. Jenuh katanya jika terus-menerus bediam di perpustakaan. Ia sudah berusaha mengajak Hana, namun gadis itu menolaknya. Sudah makan, alasannya.
Berjalan di lorong yang terlihat sedikit sepi. Entah mereka kemana, padahal biasanya ramai sekali jika sedang istirahat. Kemudian melewati kantor guru. Sengaja, untuk tau apakah Roy datang atau tidak.
Dugaannya salah, Alia pikir Roy tidak akan datang setelah membentaknya tadi malam. Namun, kini ia keluar dari kantor dengan gadis cantik yang tertawa ria bersamanya. Alia memberhentikan langkahnya sebentar, untuk lebih mengetahui siapa gadis itu. Tapi gagal, Roy sudah berjalan menjauh turun tangga untuk pulang dan gadis yang tadi bersamanya, mencium punggung Roy, lalu berjalan ke arah kantin.
Jujur saja, Alia sebenarnya malas mengetahui siapakah gadis itu. Namun, ia sangat penasaran. Tidak mungkin seorang Roy juga pedofil?
Alia kembali melangkahkan kakinya ke kantin. Saat telah sampai, Alia di kagetkan dengan bertengkarnya dua siswa Taruna. Yang ia ketahui salah satunya adalah murid baru kelas sebelah. Dan yang lebih ia ketahui, salah satunya adalah Angga.
Tidak berniat untuk datang mendekat, Alia lebih memilih diam di jarak yang cukup jauh. Sudah terlihat dua guru yang sudah cukup berumur memisahkan keduanya.
"Bubar, Ini bukan tontonan!" teriak salah satu guru.
Seluruh murid membubarkan diri. Ada yang kembali memakan makanannya yang tadi di anggurkan, ada yang kembali ke kelas, ada juga yang berlagak jalan-jalan namun sesekali melirik ke arah Angga untuk tau kisah selanjutnya, dan Alia termasuk siswa yang tetap mendatangi kantin. Bukan untuk jajan, melainkan duduk di hadapan Sam.
"Kok bisa?"
Sam yang tadinya fokus menatap seorang gadis, kini beralih menatap Alia. Membenarkan posisi duduknya. "Masalah bunga. Murid baru itu nggak mau ngumpulin bunga ke Angga."
"Cuma karena bunga?"
Sulit di percaya ketika alasan 'Bunga' membuat dua orang bertengkar hebat.
Sam menyeruput es jeruk yang mulai setengah. "Gue kurang tau alasannya. Lo bisa tanya. Setiap gue tanya, dia selalu mengalihkan pembicaraan."
Alia menganggukkan kepalanya.
"Nggak jadi ke kantin?" tanya Sam.
"Udah nggak lapar."
Alia melihat sekelilingnya, lebih tepatnya mencari dimana Angga sekarang. "Kok ilang?"
San tertawa pelan. "Nggak ilang, dia ke basecamp. Mau ke sana?"
"Aku nggak tau dimana tempatnya."
"Gue antar."
Alia mengangguk. Mereka berdiri dari tempat duduk. Alia berjalan di belakang Sam, karena ia pun tidak mengetahui dimana tempatnya.
Rumah tua yang menyeramkan sempat membuat Alia bergidik ngeri. Sudah seperti rumah hantu saja. Dedaunan yang menggantung, suasana yang sunyi, dan beberapa burung emprit yang mengeluarkan suara.
"Nggak ada setannya. Santai aja."
Sam dan Alia sudah sampai di ambang pintu. Terlihat Angga yang masih kesakitan akibat tonjokan. Tenaga murid baru itu ternyata tidak main-main.
Warna yang ada pada dinding rumah itu juga sudah pudar. Entah siapa yang terakhir memakainya. Pigura yang tertempel di dinding mungkin juga milik pemilik rumah kosong itu sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Semata
Teen FictionSulit sekali menggambarkan sosok Nathalia Bulan Sabilla. Seorang gadis memiliki seribu rahasia yang tidak akan terungkap begitu saja. Sifatnya dibuat sangat berbeda ketika memasuki Sekolah Menengah Atas. Pendiam, seolah tidak pernah melakukan kesala...