Setelah makan kami kembali ketoko milik teman Alfin tadi. Sesampainya disana ternyata semua peralatan yang kami butuhkan sudah disiapkan. Semua barang itu dimasukan kedalam box. Alfin dan temannya pun memasukkan box tersebut kedalam bagasi.
"Mana notanya"ucapku sambil mengadahkan tangan kananku
"Ini nota sama kembaliannya"ucapnya sambil memberikanku dua kertas nota dan uang lima belas ribu
"Ini buat lu"ucap Alfin sambil menaruh uang lima puluh ribu kedalam saku baju laki laki itu
"Ehh nggak usah fin. Gua udah berterimakasih banget lu udah beli barang banyak banget ditoko ini"ucapnya sambil mengeluarkan uang tadi dari kantongnya
"Rezeki nggk boleh ditolak"ucap Alfin
Kami pun langsung berjalan kearah mobil setelah Alfin mengucapkan itu. Kami tidak ingin mengulur waktu hanya untuk debat yang tidak penting kayak ini. Kami pun langsung masuk kedalam mobil. Kali ini aku yang mengemudi. Aku langsung melajukan mobil kearah sekolahan. Karena hari ini libur aku memasukan mobilku ketengah lapangan. Disana sudah ada semua OSIS yang sedang membantu persiapan panggung dan membuat stand stand kecil dihalaman sekolah. Kami langsung keluar mobil lalu berjalan kearah bagasi. Setelah membuka pintu bagasi Alfin langsung mengambil box yang berisi peralatan yang kita beli.
Aku mengikuti Alfin yang sedang mengangkat box tersebut. Kami berjalan mendekat kearah panggung yang hampir jadi tersebut
"Ohh Alfin taruh disitu aja"ucap Deni sambil menunjuk kearah meja
"Kalian berdua kesana dulu ambil seragam buat acara besok pagi"ucap Sheli sambil menunjuk kearah ruangan OSIS
"Hahh harus pakai seragam segala"ucapku
"Besok pagi acaranya terbuka jadi bukan cuma anak SMA ini doang anak dari sekolah lain juga bakal datang makannya kita harus pakai seragam biar kelihatan kompak"ucap Sheli sambil membaca kertas kertas yang ada digenggamannya
Saat aku ingin mengeluh lagi tiba tiba Alfin menggenggam tanganku sambil menggeleng. Aku hanya menurutinya. Kami pun berjalan kearah ruang OSIS. Sesampainya disana sudah ada satu orang yang sedang membagi bagikan seragam. Aku dan Alfin pun langsung kesana. Sesampainya disana kami diberi seragam. Semoga aja baju ini sesuai dengan seleraku.
Setelah mendapatkan baju Alfin memutuskan untuk membantu yang lain sedangkan aku masuk kedalam mobil lalu melajukannya kearah jalan raya. Tak jauh dari sekolah ada kulihat ada warung, aku pun memarkirkan mobilku didepan warung tersebut
"Mau beli apa nak"ucap ibu pemilik warung itu
"Semua minuman yang ada dikulkas saya beli"ucapku sambil menunjuk kearah kulkas yang berada didalam warung tersebut
"Sama rotinya sekalian"lanjutku sambil menunjuk kearah roti yang tertata rapi diatas rak
"Semuanya neng"ucap penjual tersebut tak percaya
"Iya bu"ucapku sambil menganggukan kepala
"Pak sini pak ada yang mau borong minuman sama roti ni lho"ucap penjual itu memanggil suaminya
Dengan tergesa gesa mereka pun memasukan semua roti dan minuman tersebut kedalam kantong plastik
"pak nanti kalau udah semua tolong masukin kedalam bagasi ya"ucapku
"Siap bos"ucap bapak itu sambil hormat
Setelah semua sudah dimasukan kedalam kantong plastik bapak tersebut langsung memasukan kedalam bagasi sedangkan istrinya menghitung semuanya belanjaanku tadi.
"Totalnya tiga ratu ribu bos"ucap laki laki tersebut sambil hormat
Sungguh aneh. Tapi itu bisa membuatku tersenyum. Dia sangat lucu seperti Alfin
KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu
Teen FictionRatu Putri Alexander, seorang perempuan yang terlahir dari keluarga kaya raya memiliki semua yang dia inginkan, mempunyai sahabat dan adik yang selalu ada saat dia butuhkan, dia terkenal di SMAnya karena kecantikannya sudah hampir seluruh semua cowo...