Three

354 19 2
                                    

 Three

“Oh astaga, Kina! Aku khawatir pada mu! Beruntung Drake merawat mu, kau seharusnya berterima kasih pada nya!”Alexa berhambur ke pelukan ku. Dia menatap Drake yang sedang menaikan satu alis nya. “Jadi bagaimana keadaannya?”

“Tidak usah khawatir, Alexa. Panas nya sudah turun. Dan dia sudah mengucapkan terima kasih kemarin walaupun malu-malu,”ujar Drake geli.

“Kau tidak perlu memberitahu nya,”tutur ku seraya memukul pundak nya.

Drake tertawa kecil. Dia tersenyum tipis, lalu berlalu ke dapur. Ku tebak, dia pasti akan membuatkan Alexa, aku, dan dia tiga cangkir teh. Dia memang terobsesi dengan teh.

Aku menatap Alexa dari atas sampai bawah. “Kau mau kemana?”tanya ku bingung melihat Alexa berpakaian rapih serba hitam-putih.

Tiba-tiba wajah Alexa menjadi sayu. Dia menunduk, menatap sepatu bot nya berwarna putih. Lalu mengetuk-ngetuk payung hitam nya ke lantai. “Um..”

Aku menaikan satu alis ku.

Kami berdua pun terdiam selama 3 menit sampai Drake datang kembali. Drake meletakkan nampannya di meja. Lalu memandang aku dan Alexa secara bergantian. “Mengapa tiba-tiba diam? Alexa, kau tidak apa-apa mampir sebentar? Bukannya kau ada acara Chris sekarang?”

“Acara?”tanya ku bingung. Aku menatap Drake, lalu menatap Alexa. “Acara apa? Mengapa kau tidak memberitahu ku?”

“Chris sebenarnya tidak mau kau tahu, Kina. Soalnya kalau kau tahu, dia takut tidak diperbolehkan oleh mu,”ucap Alexa pelan. Dia masih menunduk, menatap lantai yang sudah dibersihkan oleh Drake kemarin. “Sebenarnya.. Dia keluar dari EWA—”

“Apa?!”

“Dia keluar karena dia nobatkan sebagai ksatria Wardonata!”

Aku terdiam dengan dahi yang sudah dikerutkan. Dengan segera, aku berlari keluar dari apartemen Drake, melewati Alexa yang sudah mematung disana.

“Kina! Dengarkan Alexa dulu!”seru Drake dari belakang.

Tetapi aku tidak mempedulikan seruannya. Aku berlari cepat ke taman kecil di depan apartemen Drake. Kemudian duduk di atas bangku taman di bawah pohon. Kepala ku mendongak, menatap bunga-bunga yang berguguran. Aku memang terlihat seperti perempuan depresi sekarang, tetapi percayalah. Aku tidak.

Lagipula Chris—maksud ku, mengapa bisa?

Oh ya, aku memang belum bercerita kepada kalian asal-usul dunia Acdelon. Dan mungkin aku akan menceritakan kepada kalian tentang hal ‘itu’ sekarang.

Tujuh dunia, tujuh takdir.

Kalian mungkin sudah mengetahui nya kan? Di batas dunia, ada 7 pintu. Tetapi aku tak bisa menjelaskan tentang kalian maksud dari 7 pintu itu. Yang penting sekarang, pintu-pintu itu sudah ada dari dulu, dan aku tidak tahu siapa yang membuat nya. Dewa atau tuhan, itu tidak penting sekarang.

Dari 7 pintu itu, salah satu nya adalah pintu ke dunia Acdelon—dunia yang sekarang aku tempati. Dunia Acdelon disebut dunia masa depan. Entah mengapa, padahal menurut ku, dunia ini biasa-biasa saja. Mungkin karena memang aku sudah biasa disini.

Anyway, di dunia Acdelon, ada tiga klan. Satu, Pandora. Dua, Wardonata. Dan yang ketiga, adalah gabungan. Gabungan dari Pandora dan Wardonata. Klan gabungan itu ada karena dulu, ada beberapa makhluk dari klan Pandora dan Wardonata bersahabat dan menikah. Dan sekarang itu dilarang oleh para kapten atau jenderal yang bertugas melindungi setiap klan.

Aku termasuk klan Wardonata. Begitupun yang lainnya, karena kota yang ku tempati adalah kota yang khusus disediakan untuk klan Wardonata.

Ksatria Wardonata yang disebut oleh Alexa tadi adalah makhluk dari klan Wardonata yang mempunyai hak khusus dan ditugaskan untuk pergi ke bumi melewati batas dunia. Seperti kakak Alexa yang sekarang masih berada di bumi. Masing-masing dari mereka bertugas untuk mengatur dan melakukan pencegahan terhadap imajinasi manusia. Imajinasi baik dan imajinasi buruk manusia.

Lachen {ON HOLD}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang