Five

221 13 3
                                    

Five

Hasilnya tadi malam, Alexa tidak dapat menghubungi kakak nya. Dia agak kecewa, tetapi aku lebih kecewa lagi ketika mengetahui kalau Cantika adalah manusia. Maksudku, kalau dia manusia, bagaimana dia bisa kesini? Bukannya manusia tidak tahu tentang hal-hal itu? Hal-hal itu seperti batas dunia, dunia imajinasi kegelapan dan lain-lain.

Bukannya aku seperti merendahkan manusia ya, tetapi kalau banyak manusia yang tahu tentang hal ini. Bisa-bisa dunia kehilangan keseimbangan.

Aku terbangun di rumah Alexa tadi pagi. Ternyata, rumah Alexa dengan gedung Resairis tidak jauh-jauh amat. Drake juga akhirnya tidur di rumah Alexa, di kamar kakak nya.

Dan kini, aku, Drake, dan Alexa sudah berjalan menuju sekolah. Kami tidak sempat sarapan tadi, jadi rencana nya, kita akan sarapan di cafeteria.

Rasanya aneh sekali jika aku tahu kalau kita akan bertemu dengan Cantika. Dan lebih aneh lagi ketika kemarin Drake tampak biasa saja ketika aku memberitahu nya. Ku tebak, dia sudah tahu tentang hal itu.

“Kok kalian berdua diam sih?”

Suara Alexa membangunkan ku dari lamunan ku barusan. Aku menoleh, mendapati Drake yang sedang melirik ku. Aku menghela nafas, lalu kembali melihat ke depan. “Aku masih tidak bisa percaya dengan Cantika.”

“Dia tidak ada salah apa-apa.”

Perkataan Drake membuat ku terperanjat. Aku melirik nya, tetapi tidak berkata apa-apa.

“Pasti ada alasan tertentu. Walaupun aku tidak tahu apa.”

“Apa kau berusaha membela nya, Drake?”tanya ku sarkastik.

Drake menatap ku tajam.

Kami berdua pun terdiam, saling menatap satu sama lain dengan tajam.

“Oh jangan lagi,” Alexa memutar mata nya. Dia menarik tangan Drake dan aku. Kemudian Alexa berjalan cepat untuk memasuki gerbang utama sekolah. Aku turut mengikuti nya, karena memang tangan ku dipegang erat oleh Alexa.

Kami bertiga memasuki cafeteria yang sudah dipenuh dengan siswa-siswi yang pasti nya lupa sarapan di rumah. Aku bergerak cepat mengambil nampan. Aku bergeser mengikuti siswa-siswi lainnya yang sudah mulai mengambil makanan. Aku mengambil mashed potato. Kemudian disusul dengan sosis dan daging asap. Ku ambil beberapa buah anggur dan apel. Lalu susu untuk melengkapi semua nya.

Aku berjalan untuk mencari tempat duduk. Terlihat Azalia dan Cantika yang sedang mengobrol. Azalia terhenyak ketika melihat ku, dia tersenyum. Aku mengangguk, tetapi aku tak berencana untuk pergi ke meja mereka.

Ku letakkan nampan ku di meja paling pojok. Disusul dengan Alexa dan Drake yang duduk di samping ku.

Aku menatap nampan Alexa, lalu mengernyit. “Tumben kau makan banyak, Alexa.”

Sekarang, aku berada di samping nampan yang berisi tiga pancakes yang ditumpuk, dengan madu yang ditaburi. Di samping itu, ada semangkuk salad dengan mayonnaise dengan apel di samping nya.

“Jangan bilang aku gemuk, Kina.”

“Tidak akan,”tutur ku walaupun sebenarnya menahan tawa dalam hati.

Aku mulai mengigit daging asap ku. Tetapi kegiatan ku terhenti ketika melihat Cantika ditarik oleh wakil kepala sekolah. Azalia tampak berteriak-teriak sesuatu, tetapi wakil sekolah seperti nya tak peduli terhadap nya. Cantika dibawa keluar cafeteria oleh wakil kepala sekolah sementara Azalia tampak mematung di tempat nya.

“Kau juga melihat nya?”tanya Drake.

Aku menoleh, kemudian mengangguk.

“Hai,”

Lachen {ON HOLD}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang