Eight
Sudah beberapa hari aku tidak pergi ke sekolah.
Bagaimana pun caranya, aku shock.
Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaan ku sekarang. Tetapi aku benar-benar bingung dan pusing. Betty bahkan bingung melihat ku yang terus menonton tv dan tidak melakukan kerjaan lain padahal diluar aku bisa bekerja.
Sementara Nui seperti nya tau tentang keresahan ku. Ia menemani ku dan menghibur ku. Aku benar-benar beruntung mempunyai serigala seperti nya.
Pagi ini, aku malas sekali untuk bangun dari kasur. Hawa dingin yang menusuk tubuh ku membuat ku semakin meringkuk di kasur. Aku hanya berbaring, aku tidak bisa tidur. Aku sudah banyak beristirahat akhir-akhir ini.
Tok tok
Aku menoleh ke pintu kamar ku dengan malas. "Ada apa, Betty?"
"Aku sudah menyiapkan sarapan untuk mu, nona. Aku tinggalkan di depan pintu."
"Terima kasih!"seru ku, masih di posisi yang sama.
Ku pejamkan mata ku lagi. Oke, sekarang aku mulai merasa kalau aku seperti orang depresi. Suara gonggongan Nui membuat ku semakin lemas.
Aku lelah.
Aku takut.
Apa yang harus ku lakukan agar bisa terlepas dari semua beban ini?
Dan mengapa aku baru mengetahui nya sekarang?
Pegasus itu.. Ia adalah pertanda. Dan aku terlalu bodoh untuk mengetahui nya.
Aku tidak akan bisa berbicara dengan kuda terbang itu kalau tidak dengan kekuatan ku. Kalian pasti bingung, padahal kekuatan ku adalah kerehabilitasi. Kemudian, bagaimana caranya?
Kalau memang benar ada darah klan Pandora yang mengalir di tubuh ku, darah itu mengandung kekuatan imajinasi.
Beruntung aku tidak pernah memakai imajinasi ku yang gelap.
Kalian ingat? Klan Pandora dapat mengendalikan imajinasi manusia. Mereka juga dapat membuat sesuatu dari imajinasi mereka. Imajinasi mereka sangat kuat. Imajinasi mereka bisa membunuh, kalau pun itu benar. Entahlah.
Aku harus pandai mengendalikan imajinasi ku mulai saat ini.
Aku beranjak dari kasur. Ku usap mata ku perlahan, lalu menarik gagang pintu. Terlihat sebuah nampan abu-abu yang berisi sepiring waffles, apel, dan air bening. Aku menghela nafas pendek. Aku harus menghabiskannya. Betty sudah repot-repot membuatnya.
Aku mengambil nampan abu-abu yang berada di depan pintu ku, lalu menutup pintu ku dengan kaki. Setelah beberapa menit, makanan itu hampir habis. Dan aku masih terus melamun. Kapan aku akan menerima hal ini dengan sepenuh hati?
-
Author POV
Alexa menghela nafas. Ia menghela nafas. Kemudian melihat Drake yang sedang membaca buku tebal berwarna cokelat.
"AKU BOSAAN!"
Drake melirik ku. Kemudian, ia beralih ke buku nya lagi.
"DRAKE!"
Drake menghela nafas pendek, lalu menutup buku nya. "Lalu aku harus apa? Aku juga bosan, tau."
"Coba Kina ada disini. Aku bisa mengajak dia pergi membeli beberapa sepatu,"tukas Alexa jengah.
"Sepatu? Bukannya kau sudah punya banyak?"
"Kau tidak mengerti Drake. Sepatu itu keren. Aku harus punya semua nyaaa~,"nyanyi Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lachen {ON HOLD}
FantasyApa yang harus kulakukan ketika melihat ia tersenyum terakhir kali nya di depan ku? Apa yang harus kulakukan ketika sadar kalau aku termasuk klan tak kenal empati itu? Apa yang harus kulakukan ketika melihat sahabat ku melemparkan tatapan tersentak...