prolog

83 11 1
                                    



Rayena Nadhi Farasya.

akrabnya Rasya.

ikon social butterfly angkatan 15 bangsa bakti. nggak ada yang nggak tau sama Rasya, anaknya ramah, sopan, easy going, dan agak 'gila'. apalagi semenjak sekelas dengan oknum Aksa, Adi dan Zelin.

Rasya yang waktu mpls dulu hanya gadis yang diingat karena tinggi badannya dan ramah orangnya, mendadak terkenal karena saat kelas 10 semester 1 berhasil memenangkan pertandingan taekwondo tingkat provinsi.

Rasya nggak pintar layaknya Aksa ataupun Mika, tapi tetap mendapat label si jeniusnya berhitung. ahli fisika dan matematika. biologi, kimia? jangan salah, Rasya pernah membuat ledakan saat pratikum kimia, ngerti tapi bego.

pelajaran lain bisa, tapi pas-pasan. yang di atas sembilan puluh cuma matematika dan fisika. yang lain? biologi mungkin 7, tapi kimia bisa melipir ke 5. makanya ia masuk tim inti osk fisika tahun ini.

Rasya menjadi bintang Taekwondo di sekolah bersama Raka, dan dua kakak kelasnya Hangga dan Yoga.

tak ada niat Rasya sedikitpun untuk bergabung dengan tim paskibra sekolah. tapi Yoga memaksa karena kouta sekolah mereka 20 orang untuk di kirim tes anggota paskibra, dan anggota mereka kurang satu.

tipikal sekolah unggulan, siswa perempuannya tak jauh dari kata anak rumahan, dan merasa kegiatan-kegiatan seperti pramuka dan paskibra itu tak penting.

alasan Yoga memaksa Rasya hanya 2, tubuhnya tinggi dan fisik Rasya sudah bagus karena latihan taekwondo.

dan Rasya menikmati menjadi anggota ekskul paski.

tapi siapa sangka justru malah Rasya yang di terima paski nasional? walau ada rasa bersalah kepada Maya yang niat dari awal mematokkan nasional.

dan juga siapa sangka drummer band terkenal tanah air menaruh hati pada gadis itu?

pagi itu pukul sembilan, anggota band EnamHari berdiam diri di rumah. tak ada jadwal, dan tak ada kelas karena tanggal merah.

Wondi membantu Brian di dapur untuk membuat sarapan untuk mereka, membuat roti panggang yang baru di belikan meneger mereka malam tadi.

sementara di ruang keluarga,

"nggak berjiwa nasionalisme banget lu bang, lagi tujuh belasan malah nonton SBS in" sahut Senja pada Jaevian yang duduk lesehan di atas karpet berbulu itu, menatap tv yang sedang menayangkan drama korea.

"orang-orang nonton upacara" sahut Danu yang berbaring di sebelah Jaevian, lalu merebut remote yang di pengang Jaevian sejak tadi.

"sok ceramah lo, i'm foreigner man" sahut Jaevian tapi tak mencegah Danu mengganti channel tv yang di ganti menjadi TvOne.

"foreigner foreigner, yang lahir di semarang diem aja!" teriak Wondi dari dapur yang memang tersambung langsung dengan ruang keluarga.

"bacot lo! diem!" ketus Jaevian dan malah di sambut gelak tawa dari keempat pemuda lainnya.

tiga pasang mata manusia itu kembali terfokuskan pada layar tv yang menampilkan keadaan istana negara yang sedang mempersiapkan upacara.

Wondi dan Brian membawa piring besar berisikan beberapa roti bakar untuk sarapan mereka pagi itu.

"udah mulai?" tanya Brian lalu menduduki diri di sebelah Senja yang duduk di atas sofa.

tak ada yang menjawab, semua sibuk mengunyah sambil menatap tv yang sudah menayangkan pembukaan upacara.

alis Jaevian terangkat, teringat sesuatu. lalu ia menyahut, "yesterday, Teo said that his friend was in paskibra nasional. bawa baki katanya" ucap Jaevian menolehkan kepala ke arah Brian.

"i know" sahut Brian pelan.

terdengar dari speaker tv, pengibaran bendera akan di mulai.

kini layar tv, menayangkan sekelompok siswa-siswi sma se indonesia yang melakukan gerakan yang serentak.

dan memang, yang paling menjadi tokoh utama acara itu adalah si pembawa baki. teman sekelas adik laki-laki Brian yang bernama Teo.

rambut pendek yang panjangnya hanya sampai setengah lehernya, di selipkan di belakang telinganya. rambutnya ditutupi dengan peci khas anggota paskibra perempuan. make up tipis yang melekat di wajahnya membuat gadis itu berkali lipat cantiknya.

mata tajam nya sedikit melengkung karena senyum manis gadis yang kini sudah berada di depan bapak presiden untuk meminta bendera.

"buset" gumam Wondi pelan tanpa memalingkan pandangan nya dari tv.

Danu terdiam, mendadak membasahi bibir dan mendadak gugup seketika. matanya masih memandang tv yang menampil wajah si pembawa baki yang di close up.

"buset bang, cantik bener" gumamnya, membuat Jaevian menoleh penuh ke arah Danu.

"hah?" Jaevian bingung. bukannya tak mendengar gumaman Danu, tapi bingung karena Danu memuji seorang gadis.

Danu, si anak kedokteran hewan ini terkenal sekali dengan sikap tak peduli nya pada seorang gadis. Danu lebih memilih bermain dengan dua kucing kesayangannya dari pada jalan bersama seorang gadis seperti yang di lakukan abang-abangnya.

selama enam tahun Jaevian mengenal sosok Danu, mungkin bisa di hitung dengan jari berapa kali Danu memuji seorang gadis.

tapi kali ini,

"sumpah bang, cantik banget" sahut Danu lebih keras. membuat ke empat pemuda lainnya saling menatap satu sama lain.

jujur, jantungnya berdebar.

Danu Hanif Dirgantara.

mengaku jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya.




















mengaku jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Day6 Yoon Dowoon as Danu Hanif Dirgantara


Day6 Yoon Dowoon as Danu Hanif Dirgantara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ITZY Hwang Yeji as Rayena Nadhi Farasya

[1] red; hyj, ydwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang