"Reinallllll, plisss beneran dah gue" mohon Anin sambil mengatupkan kedua tangan nya, memohon pada Reinal yang masih sibuk mendorong-dorong Hana untuk masuk kedalam mobil Zelin.
"nggak" tegas Reinal lalu memerintah Ava untuk memasuki mobil Zelin.
"nallll" mohon Anin kali ini.
Reinal menutup pintu mobil keras lalu menoleh penuh ke arah Anin yang ada di sebelahnya, "Anin, ini tuh udah malem, dan lo cewek, jadi pulang lo sekarang" ucap Reinal tegas sambil menunjuk Anin.
Anin mendengus sebal, lalu memicingkan matanya ke arah Rasya dan Rhea yang berdiri di pintu rumah Teo.
"Rasya sama Rhea nggak cewek gitu?" sahutnya dengan sebal.
Reinal menghela nafas lalu menepuk kepala Anin sekali, "Rasya pulang bareng Abam, Rhea sama Aksa, dan anak cowok masih harus nunggu Argi sama Raka, masih ada yang harus di bicarain" jelas Reinal lalu segera membuka pintu mobil Zelin, "masuk" ucapnya lagi.
Anin dengan pasrah masuk kedalam mobil Zelin, begitu pintu tertutup, "gagal gue liat kak Brian" sahutnya pasrah.
Rasya menepuk bahu Rhea yang sedang bermain handphone di sebelahnya, lalu menunjuk kearah dapur.
Rhea menoleh di sana ada ibu Teo yang sibuk Mengeluarkan bahan-bahan makanan dari kulkas lalu di letakkan di meja yang ada di sana.
"samperin yuk" sahut Rasya, Rhea mengangguk lalu berdiri menghampiri ibu Teo yang sedang memakai celemek pink miliknya.
"mau di bantu bu?" ucap Rhea sambil tersenyum kepada ibu Teo, diikuti Rasya di belakangnya.
Ibu Teo tersenyum, "boleh, makasih ya" ucapnya.
Rasya kini sibuk memotong kentang dan wortel untuk di masukkan kedalam sop iga yang masih berada di atas kompor.
lalu ia tiba-tiba tersenyum, teringat kembali bagaimana senyum si drummer Enam Hari yang masuk ke dalam rumah bersama si bassist Enam Hari saat kelas mereka sedang berkumpul di ruang keluarga rumah Teo.
mata sesekali melihati tangga yang terlihat jelas dari tempatnya, berharap si drummer itu segera turun dari sana.
Rasya memperbaiki ikatan celemek yang di pakai nya, lalu sedikit menoleh ke arah ruang keluarga belum ada tanda-tanda Raka dan Argi datang.
"ikutan dong adek adek" bukan hanya anak cowok kelasnya yang menoleh, tetapi juga Rasya dan Rhea yang kembali menatap kearah tangga.
"temenin gue main ps dong" sahut si drummer lalu mengambil tempat di sebelah Abam yang tertidur di atas karpet sambil bermain mobile legend di handphonenya.
Rasya kembali tersenyum menatap di drummer lalu kembali mengerjakan kentang dan wortel. tak lama kembali diliriknya Danu yang sedang berjabat tangan dengan Abam, mungkin berkenalan.
"Rasya ini tolong di cuciin" sontak Rasya menoleh ke arah Ibu Teo yang menyodorkan nya seikat daun bawang padanya.
"iya bu" Rasya meraih daun bawang tadi lalu mendekat ke arah Rhea yang tak tau sedang mencuci apa di wastafel.
Rhea sedikit menoleh saat Rasya berdiri di sampingnya, lalu tersenyum kecil, "di liatin terus sya" ucap nya lalu menatap Rasya penuh arti.
"apa?" ucap Rasya mencoba tenang.
"kak Danu" ucap Rhea sedikit mengecilkan suara. Rasya mengerutkan dahinya bingung.
"kenapa kak Danu?" tanya nya pelan.
Rhea tak menjawab, hanya menunjuk arah ruang keluarga dengan dagu nya lalu kembali melanjutkan kegiatan mencuci nya.
Rasya menoleh, lalu terlonjak kaget. di ruang keluarga ada Danu yang duduk bersandar di sofa yang diduduki oleh Adi, Brian dan Givan, menatap kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] red; hyj, ydw
Fanfiction[bangsa bakti series] kalau anak band jatuh cinta pandang pertama sama pembawa baki paski nasional yang di lihatnya di tv, aneh nggak? Story by pinkjijin