ㅡRasya
aku merangkul lengan Reinal di kiri dan lengan Abam di kanan, berjalan menuju lapangan basket yang katanya sedang mengadakan akustik live yang di persembahkan oleh band sekolah.
teman sekelas ku sudah lebih dulu di sana, katanya ingin cepat-cepat melihat Adi yang ikut tergabung dalam band sekolah.
sabtu ini, dengan baju pramuka lengkap dengan dasi-nya, aku kembali terdiam.
sudah tepat 7 hari, aku tak bertemu dengan kak Danu karena sama-sama sibuk. tak apa, setidaknya aku masih mendapat kabar darinya dan mendengar suaranya jika rindu.
"duduk mana?" tanya Reinal begitu kami sudah sampai di lapangan.
aku sedikit menyeritkan mata, "yang teduh" ucapku sambil menunjuk bawah pohon yang sudah diisi beberapa orang.
"ada anak ips 2, jangan di situ" sahut Abam lalu merangkul ku.
sontak aku menoleh heran, "kenapa memangnya kalau ada anak ips 2?"
Abam terdiam, lalu menarik lenganku hingga aku yang sedang merangkul Reinal mengikuti Abam.
"lo kenapa sih bam?" tanya Reinal heran lalu duduk di koridor kelas 10 yang tak terlalu jauh dari tempat anak band mengadakan live akustik.
"males" ucapnya lalu menduduki diri ke sebelahku.
aku heran, lalu mencoba meneliti ke arah anak kelas ips 2 yang masih terlihat dari sini, "Manda ya?" tanyaku sambil berbisik.
Abam mengangguk kecil, "stalker kayanya deh, takut gue" ucap Abam berbisik kecil.
aku mengangguk paham, Abam memang tak suka dengan prinsip perempuan mengejar laki-laki. menurut Abam itu membuatnya malu sebagai seorang laki-laki.
menurutnya dimana-mana harus laki-laki yang mengejar perempuan. dan gadis Amanda itu, sedang mengejar-ngejar Abam dengan terang-terangan.
"bam ntar sore ikut futsal nggak?" tanya Reinal membuat lamunanku pecah.
tampak Abam menggeleng, "gue ikut bokap rapat saham nal" ucapnya.
Reinal mengangguk lalu beralih menatapku yang ada di sampingnya. "kalau lo?"
aku menoleh, "gue nonton Enam Hari manggung" ucapku sambil tersenyum.
"bucin anjir" sahut Reinal lalu kembali fokus kepada sekumpulan manusia yang kini sedang membawakan lagu milik Tulus.
"kaya lo nggak bucin aja, gimana lo sama Brilla?" taku bertanya pada Reinal
Reinal menoleh sebentar, lalu kembali menatap Adi yang kini sedang melambaikan tangannya mengajak penonton bernyanyi bersama.
Reinal, enggan menjawab.
ㅡ
"kamu ikut aja ke backstage" ucap Senja, yang malah membuat Rasya menoleh kaget ke arahnya.
"nggak papa emangnya kak?" tanya Rasya yang kini mendekat ke arah Senja.
Senja mengangguk lalu mengajak Rasya untuk menjauh dari panggung yang sudah mulai penuh dengan orang-orang.
"kak Danu nya mana kak?" tanya Rasya begitu mereka sudah dekat dengan pintu masuk backstage.
"dia kalah suit, lagi pergi beli kopi dia di Starbucks" ucap Senja. Rasya mengangguk paham lalu berjongkok di sebelah Senja yang juga sedang berjongkok.
ia mengeluarkan handphone-nya, membuka aplikasi wps miliknya, lalu menujukkan nya pada Senja yang termenung di sebelahnya.
"yang nomor 24 nggak ngerti kak" ucap Rasya, lalu mengambil notes dan pensil mekanik miliknya dari dalam tas begitu Senja mengambil handphone.
![](https://img.wattpad.com/cover/232589083-288-k377565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] red; hyj, ydw
Fanfiction[bangsa bakti series] kalau anak band jatuh cinta pandang pertama sama pembawa baki paski nasional yang di lihatnya di tv, aneh nggak? Story by pinkjijin