8. shirt

21 3 1
                                    

ㅡRasya

kalau di jum'at jum'at kelas sepuluh, dari jam 1 hingga jam setengah 6 aku akan berada di lapangan upaca berpanas-panasan dengan baju ekskul paskibra berwarna merah lengan pendek dipadukan dengan manset hitam untuk menutupi lengan.

atau jika tidak latihan, aku akan mengenakan kemeja hitam dengan lambang ekskul matematika di lengan kanan. aku tak pernah pula latihan taekwondo di hari jumat.

tapi hari ini, dengan kemeja hijau tau dengan lambang ekskul fisika di lengan kanan, aku duduk di salah satu sudut perpustakaan mempelajari materi OSN fisika dari pukul 13.15 hingga pukul 15.00.

bersama dengan bandmate pacarku.

mendadak pipiku memerah mengingat kak Danu, yang sabtu kemarin itu diluar kendali.

setelah soal ke-5 ku selesaikan, aku sedikit melirik ke arah kak Senja yang sibuk berkutik dengan laptopnya. katanya buat laporan.

mendadak aku gugup, apa kak Senja tau aku pacaran dengan kak Danu? aku tak mendengar sedikitpun sejak tadi kak Senja yang menyinggung anggota Enam Hari saat mengobrol, kecuali kak Jaevian.

katanya, kak Jaevian terkena demam sejak dua hari lalu, makanya sedikit telat.

"kenapa?"

aku menoleh, lalu tersenyum kikuk ke arah kak Senja yang kini menatapku lalu meraih kertas yang ada di tanganku.

"ada yang nggak paham?" tanyanya sambil memeriksa hasil pekerjaanku beberapa menit ini.

aku hanya diam tak menjawab, hingga ia mengangguk-ngangguk sembari menatap ku dengan senyuman.

"beneran anak emas kamu?" tanya kak Senja sambil menyerahkan lembar kerjaku.

"nggak ah kak" aku menggeleng lalu meraih kertas-kertasku.

"bener semua tapi?" sahut kak Senja seraya menutup laptopnya.

aku tersenyum, "aku kalau hitung-hitungan boleh lah kak, yang model kimia biologi nggak dah" ucapku lalu menyandarkan badan pada sandaran kursi.

"sama dong" ucapnya, lalu kembali membulak-balik buku latihan soal milikku.

"mau udahan aja, apa gimana?" tanyanya, "kalau udahan kakak kasih tugas 3 soal" sambungnya masih fokus dengan buku soal.

aku mengangguk, "Boleh deh kak, capek".


berakhir aku dan kak Senja disini, duduk di tribun lapangan basket yang di teduhi oleh pohon besar, menatapi Maya yang sibuk memarah-marahi anggota ekskul paskibra kelas 10.

"kamu nggak gabung?" tanya kak Senja seraya meminum kopinya.

aku menggeleng, "nanti deh, panas" ucapku sambil mengeluarkan baju ekskul paskibra milikku. aku membuka kancing kemejaku, memang berniat mengganti bajuku dengan baju ekskul paskibra, tapi kak Senja malah mendorong kepalaku pelan tapi tetap dapat membuatku terhuyung pelan.

"apa sih kak??" ucapku kebingungan ditambah sedikit kesal.

ia menggeleng,  "mau buka baju disini kamu?" tanyanya heran.

aku menyengir padanya lalu melanjutkan membuka kancing kemeja ku, "aku pake kaos kok di dalam" ucapku sambil terkekeh pelan.

ia menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

aku melipat kemejaku, memasukkannya kedalam tas. hingga kak Senja menahan tanganku.

"kenapa kak?" tanyaku bingung.

"ini kan.." ucapnya pelan sambil berpikir, "ini bukannya baju Danu ya?"

mampus.

"ngapain aja kalian?" tanyanya penuh selidik sambil menatapku yang terburu-buru memakai baju ekskul paskibra.

"nggak ngapain-ngapain kok!!" ucapku sedikit keras.

"terus kok pake baju Danu?" ucap kak Senja yang kini mulai menatapku tajam.

"kemaren itu kan aku nonton Enam Hari basah-basahan, jadi di suruh ganti baju di dalam mobil, terus aku bilang kalau aku nggak bawa baju, terus dia bilang pake aja ini dulu, terus aku di kasihin kaos ini" ucapku cepat. sedikit panik, tapi setidaknya masuk akal.

kak Senja mengangguk paham, "beneran nggak ngapain-ngapain kan?" tanyanya sekali lagi.

aku mengangguk yakin.

but i'm sorry kak, i lied.
he ripping my shirt that night.

aku segera berdiri, "aku kesana dulu ya kak" ucapku lalu segera berlari mendekati Maya, kak  Yoga, dan kak Lucas yang sedang melatih tim A.




[1] red; hyj, ydwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang