Danu sempat berpikir, bahwa dengan dirinya menginap di rumah Rasya akan menjadi acara menginap yang romantis.
dimana mereka tidur di kasur yang sama untuk pertama kalinya, saling berpelukan di bawah selimut sambil bercerita bagaimana hari mereka.
sungguh, saat ia mandi tadi itu yang ia pikirkan. apa yang harus ia lakukan malam ini?
memikirkan nya saja sudah membuat pipi dan telinganya memerah.
nyatanya, semua tak seperti yang di khayalkan Danu.
kini mereka sedang duduk di atas karpet kamar, bersandar pada sofa dan di tangan masing-masing memegang stik ps.
posisi duduk bersebelahan, dan Rasya akan menendangnya kecil jika bola yang di giring player di tv sana di rebut oleh salah satu player tim Danu.
jika boleh jujur, ini sungguh tipe pacaran yang dari dulu di impikan oleh Danu. bermain ps dengan pacarnya.
Danu tersenyum kecil begitu bibir Rasya mengerucut. sepertinya sedikit ngambek karena timnya kalah.
"sini" ucap Danu lalu meletakkan stik ps di atas karpet, sedikit jauh darinya.
Rasya menoleh lalu mendekat.
Danu tertawa begitu Rasya memeluk pinggangnya, menyandarkan kepalanya pada dada bidang Danu. dengan ekspresi menggemaskan seperti itu.
"kamu kenapa?" bisik Danu pelan.
Rasya hanya diam, dan hanya mempererat pelukannya.
"ngantuk?" tanya Danu, dan kali ini di jawab dengan anggukan pelan oleh Rasya.
dengan cepat ia menggendong Rasya, membawa gadis itu ke atas tempat tidur biru itu.
setelah menidurkan gadisnya dan menutupi tubuh gadisnya dengan selimut, Danu mengusap pelan kepala Rasya, dan mengecup bibir Rasya.
setelahnya ia bangkit dari duduknya, dan mengambil bantal lalu bangkit hendak berjalan menuju sofa yang ada di kamar itu.
"nggak tidur disini aja?" sahut Rasya yang malah membuat langkah Danu berhenti.
"hng?" gumam Danu pelan lalu kembali duduk di sisi kasur.
Rasya menelan ludah dengan gugup, "ya maksud aku kan, kasurnya gede, cukup berdua" ucapnya dengan suara yang makin lama makin kecil.
Danu terkekeh pelan, "bilang aja mau tidur sama aku apa susahnya sih?" ucapnya lalu dengan cepat menaruh bantal di sebelah kepala Rasya dan menyibak selimut biru yang menutupi tubuh gadisnya.
setelahnya ia menidurkan diri di sebelah Rasya, yang malah membuat dirinya gugup seketika.
Danu menoleh ke samping, penasaran dengan apa yang dilakukan gadisnya.
tapi sial, Rasya sedang menatapnya dengan pipi yang memerah. sontak Danu kembali menatap langit-langit kamar Rasya.
dan tetap tak bisa menyembunyikan pipi merahnya.
dan sialnya, kini Danu merasakan sebuah tangan kecil melingkar di atas perutnya.
"kok diem?" tanya gadis itu pelan.
terpaksa Danu menoleh ke arah Rasya dan memeluk balik gadis itu. diusapnya pelan kepala Rasya, membuat gadis itu perlahan menutup matanya.
"sya"
mata sipit nan tajam itu terbuka kembali perlahan, lalu sedikit mendongak agar dapat melihat wajah pria yang memeluknya.
Danu menatap mata kecil gadisnya, lalu mendekatkan wajahnya. mendekatkan bibir nya pada bibir tipis gadis yang di peluknya.
tapi gadis itu lebih dulu mendaratkan bibirnya pada bibir Danu. melumat bibir satu sama lain.
such a good time, Danu really have a sweet lips, it's just like chewing a sweet jelly but you can't eat it.
hal itu membuat Danu membalikkan badannya, memposisikan badannya tepat di atas Rasya yang kini sudah mengalungkan lengannya pada leher Danu.
jujur, tangan Danu sudah berkeliaran kemana-mana. tapi tetap saja ia tak melepaskan tautan bibir mereka.
bahkan sampai keduanya sudah tak berbusana di tubuh atas, keduanya belum berhenti.
hingga tangan Danu yang mulai meraba punggung gadisnya, mencoba meraih pengait bra yang dipakai gadisnya malam itu.
tapi Danu malah melepaskan tautan bibir mereka, dan dengan segera ia menatap mata gadisnya yang kini menatapnya bingung.
"nggak boleh, nanti keterusan" jelas Danu lalu dengan cepat ia berbaring di sebelah Rasya.
"sini peluk" ucap Danu pelan, dan hal itu membuat Rasya langsung memeluk tubuh Danu erat.
tak lama Danu merasakan elusan lembut pada perutnya, geli tapi tetap saja ia heran.
seketika ia mendengar gadisnya tertawa kecil.
"kamu kenapa?" tanya Danu heran dan makin mendekap gadisnya yang hanya menggunakan bra di tubuh bagian atasnya.
"perut kakak bagus juga" ucap Rasya sambil terkekeh pelan.
sekarang Danu yang tertawa dengan pipi yang memerah.
ㅡㅡ
Danu berjalan turun di tangga sambil mengucek matanya. rambut berantakan, pipinya jelas membengkak, sangat khas bangun tidur.
lalu ia berjalan menuju dapur, dan mendapati Rasya sedang menuang jus berwarna oren pekat kedalam gelas tinggi. dan di sampingnya terdapat beberapa piring yang berisi lauk.
"kok nggak di pake bajunya?" tanya Rasya begitu mendapati Danu yang mendekat. tapi Danu tak menjawab, tampak. masih bingung karena baru bangun tidur.
"makan siang kak" ucap Rasya sambil terkekeh pelan.
dan Danu malah segera melihat jam yang bergantung di dinding, sudah pukul 11.48 am.
"kok nggak di bangunin akunya?!" ucap Danu panik lalu dengan cepat berjalan menuju westafel dan segera membasuh wajahnya.
"duduk dulu" ucap Rasya sambil menarik Danu agar duduk di sampingnya.
"kata kak Wondi latihannya di undur jadi jam 1, kak Brian ada urusan bentar di kampus" jelas Rasya sambil mengingat-ngingat ucapan Wondi saat menelfon ke handphone Danu.
Danu kini menggangguk, lalu mulai memperhatikan meja makan yang sudah tersedia beberapa makanan.
"kamu yang masak?" tanyanya sambil sedikit mengusap rambutnya.
Rasya mengangguk, lalu menuangkan nasi pada piring Danu "nanti kalau kurang bilang" ucapnya.
"kaya punya istri ya" gumam Danu dan malah mendapat pukulan kecil dari Rasya.
"kuliah dulu yang bener, baru nikah" ucapnya.
"nih bang"
ke-empat anggota Enam Hari menoleh begitu pintu masuk studio di buka.
Brian sontak berdiri, lalu mengambil buah tangan Danu yang berupa sebuah plastik putih besar yang tampak penuh isinya.
baru saja Jaevian ingin bertanya, suara berat Danu lebih dulu terdengar.
"kata Rasya makan dulu, baru latihan" ucapnya.
dan langsung di sambut ejekan dari ke-empat abangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] red; hyj, ydw
Fanfic[bangsa bakti series] kalau anak band jatuh cinta pandang pertama sama pembawa baki paski nasional yang di lihatnya di tv, aneh nggak? Story by pinkjijin