2. kok yena?

37 6 0
                                    

"ya lo dimana sat?! panas!"

"heh anak gadis mulutnya!, tunggu bentar ini udah di luar!"

"ya cepet! lelet amat lo jalan! percuma kaki panjang!"

"bangsat, gue lari ya"

Rasya menoleh kebelakang dengan handphone yang masih ia dekatkan dengan telinga. ia menghembus nafas kesal lalu segera menurunkan handphonenya.

"ganggu liburan gue tau nggak" Rasya mendekat pada pria tinggi jangkung itu. melindungi diri dari terik matahari siang.

pria itu malah melepaskan salah satu lengan jaketnya dan memayungkan Rasya dengan jaket bagian kirinya.

tak peduli dengan orang-orang disekitar sedang memperhatikan mereka dengan tatapan sinis maupun penasaran.

"yaudah ini ambil tugas lo" sahut Rasya sambil memberikan tootbag kuning miliknya yang berisikan tugas-tugas pria di hadapannya.

"bentar, bales chat dulu" ucap pria itu dan membuat Rasya mendecak sebal.

matanya menatap gedung besar dengan tulisan Fakultas Kedokteran di bagian atasnya. dan juga sesekali memandangi orang-orang yang lewat dan bahkan orang yang terang-terangan memandangi mereka.

sontak Rasya menatap tabuhnya, hendak memeriksa apa yang salah dengan pakaiannya hari ini, hingga dapat membuat orang-orang memandangi nya.

celana panjang hitam adidas miliknya, hoodie abu-abu dan sendal swallow hitam. nggak miris-miris banget.

tapi kenapa malah di lihat seperti itu?

"kenapa?" pria itu menyadari bahwa Rasya sejak tadi bergerak tidak nyaman.

Rasya sedikit menjauh, "kok kita diliatin mulu ya?" tanyanya pelan.

"lo dikira gila kali pergi ke kampus pake sendal jepit" sahut pria itu sambil tertawa pelan.

"kan gue bukan anak sini" sahut Rasya sambil mengendus kesal.

pria itu tertawa, "emang orang tau lo bukan anak sini?" tanya pria itu.

Rasya hanya mengendus kesal karena selalu saja kalah dalam adu mulut dengan pria ini. Gadis itu terdiam dan masih melindungi diri dari terik matahari dengan makin merapat pada pria di sampingnya.

"satria" keduanya menoleh.

Pria itu, Satria menoleh.

"eh, Jordan" Rasya sontak menjauh dari Satria yang kini sudah menghampiri pria bernama Jordan tadi.

"anjir, siapa tuh? cewe baru?" tanyanya lalu mendekat ke arah Rasya.

"enak aja" sontak Satria mendorong kepala Jordan "ini Rasya, adek gue" sambungnya memperkenalkan.

Rasya hanya tersenyum kecil.

"ini bang" sahut Rasya menyodorkan toothbag kuning tadi. lalu berlari kecil meninggalkan kedua pria itu menuju motornya yang terpakir di parkiran fakultas kedokteran.

matahari siang itu memang sangat terasa menyengat. Rasya hendak meraih helm hitam nya yang tergantung di kaca spion, tapi matanya malah menangkap sekumpulan pria yang sedang berteduh di bawah pohon.

Matanya membelak, lalu segera menatap pantulan dirinya di kaca spion dan segera merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Tapi Rasya tetap memilih untuk pura-pura tak melihat dan segera memakai helmnya.

"Rasya?"

Rasya menoleh, tampak sosok familiar mendekat ke arahnya. pria dengan perawakan tinggi kurus dengan mukanya yang tirus.

[1] red; hyj, ydwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang