"Maksudnya?" tanya Yena disela-sela lamunannya.
"Ya, itu. Kalo gue pindah lo gimana?"
Mau jawab gak gimana-gimana, tapi sebenarnya Yena, ya gimana-gimana. Belum sampai sebulan mereka pacaran dan harus dipisahin? Ayolah, Yena mana bisa.
"Gak tau. Emang lo mau ke mana?" tanya Yena.
"Gue mau pindah sekolah, Yen. Sori kalau baru bilang sekarang."
Jadi, yang Shuhua katakan waktu itu benar? Younghoon akan pindah sekolah ke kota seberang yang amat jauh dari jangkauan Yena.
Gadis itu gak bisa mikir apapun selain...
"Bohong?"
"Gue gak mungkin bohong kalo sampe nyuekin lo kayak tadi."
Ah, mata Yena memanas jadinya.
"O-oh. Yaudah..."
"Yaudah apa?"
"Yaudah."
"Apa?"
Yena menggeleng. "Gapapa. Kalo mau pindah, ya pindah aja, tapi... apa gak tanggung? Mau kelas 12."
"Gue juga mikir gitu kok, Yen. Nanggung banget. Tapi ini semua rencana keluarga gue. Gue juga gak ngerti."
"Pasti lo mau nekunin diri lo sebagai atlet renang? Ya?"
Younghoon mengangguk. "Iya. Kalo gak gue turutin, gue bisa kena omel Papa gue. Gue gak bisa juga kalo gak nurutin kemauan Mama. Mana bisa, Yen."
Yena menghela nafas pasrah. "Ya, mau gimana lagi?"
"Maaf, Yen..."
"Gapapa. Emangnya gue anak kecil yang gak bisa ditinggal?"
Younghoon terkekeh. "Iya, sih. Tapi kepikiran gak kalo kita LDR?"
Apa? Yena gak salah dengar?
LDR katanya??
Yena sangat benci LDR. Dia mana bisa melakukannya. Bisa-bisa dia malah overthinking dengan LDR nya.
"Hoon, gue gak bisa LDR."
Motor Younghoon akhirnya sampai di depan rumah Yena. Gadis itu turun dari atas motor dan berhenti di hadapan Younghoon.
"Bisa. Gue gak bakal ngelirik siapa-siapa." ujar Younghoon.
"Lo enteng ngomong gitu, tapi coba pikirin gue sekali lagi. Gue gak bisa."
"Yen, jangan gini..."
"Gue mau putus."
Lelaki itu gak menggubris, tapi raut wajahnya berubah seketika.
"Gak perlu dilanjut kalo emang akhirnya bakal putus juga."
"Yen... gue—"
"Lo gak bisa putus? Gue gak bisa LDR. Kita sama-sama gak bisa, jadi lebih baik udahan. Ya, kan?"
Younghoon menghela nafasnya. Pasrah sekali.
"Kita fokus aja ke jalan kita masing-masing. Kayak sebelum gue ngasih salad buah itu ke lo."
Untuk kali pertama, Younghoon merasakan sakit hati.
Dan itu ulah Yena, si gadis yang mampu meruntuhkan tembok besar di dalam diri Younghoon. Kali ini, ia benar-benar sedih.
"Yaudah kalo itu mau lo. Gue ikutin. Tapi, tolong, ya inget kalo gue bakal susah ngelupain lo." seru Younghoon.
Yena tersenyum masam. "Gue juga sama, kok. Lo kapan perginya?"
"Lusa."
Yena bohong banget kalo dia baik-baik aja. Jelas dia sedih bahkan hatinya sakit. Masalahnya, dia sayang Younghoon. Banget. Tapi dia udahin semuanya.
Matanya berbinar-binar dan berair. Younghoon yang menyadari itu langsung memegang pundak cewek itu. "We can go through this. Yena, gue pulang, ya."
Air mata Yena lolos satu. Ia menghentikan Younghoon segera. "Tunggu dulu!"
Younghoon urung dan alisnya terangkat tanda bertanya ada apa, "Apa?"
Tanpa basa-basi, Yena memeluk Younghoon yang masih berada di motor. Pecahlah tangisnya saat itu juga. "Gue juga gak mau sebenernya, Hoon..."
Younghoon membalas pelukan itu. Ah, jadi berat mau pergi.
"Ya, habisnya lo gak bisa LDR. Gue gak mau maksa, Yen."
Yena gak menggubris dan malah menangis.
"Kalo jodoh pasti ketemu lagi, Yen. Gue percaya, kok. Lo percaya gak?" Yena mengangguk di dalam dekapan Younghoon. Cowok itu tersenyum lega. "See you, Choi Yena."
🔺🔺🔺
WAH UDAH LAMA GAK UPDATE 😭😭
APAKABAR NIH!? MAKASIH LOH YG UDH MAU NUNGGU HEIII 😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗕𝗘𝗟𝗢𝗩𝗘𝗗.
FanfictionGimana jadinya perenang yang cuek bisa suka sama cewek yang tidak pekaan? • [SEMI BAKU] • © pllluviophile, 2018-