9.

76 47 11
                                    

Aku berlari menyusuri koridor jangan sampai aku terlambat masuk kelas.
Saat sedang tergesa-gesa, aku tak sengaja menginjak tali sepatuku yang belum terikat.

"Aww" ringisku. Bisa-bisanya aku lupa mengikat tali sepatu.

Ketika aku sedang membenarkan tali sepatu, aku melihat sebuah uluran tangan seseorang, seketika aku mendongak.

"Gue bantuin" katanya. Sepertinya aku tak asing dengan wajahnya. Tapi siapa dia, kenapa aku tak bisa mengingatnya.

"Hei, malah bengong lagi"

"Eh iya, makasih" tuturku.

"Sama-sama Aya"

Aya? Tunggu. Itu kan panggilanku waktu kecil, dan yang hanya memanggilku dengan sebutan "Aya" itu hanya Arjun. Apakah dia Arjun?

Kring kring kring, bel masuk sudah berbunyi.

Seketika lamunanku buyar dan segera masuk ke kelas.

"Eh sekali lagi makasih ya." Aku segera berlari menuju kelas dan meninggalkannya.

Untung saja Bu Dwi belum masuk, jadi nggak usah capek-capek aku di hukum lari keliling lapangan.

"Pagi Ayla" sapa Putri dengan tampang watadosnya. Bisa-bisanya dia  menyapaku seakan tak berdosa. Aku hanya melirik Putri sekilas dan segera membenamkan wajahku ke meja.

"Eh malah tidur lagi, Lo udah ngerjain PR belum?"

Baru saja aku memejamkan mata, dikejutkan dengan pertanyaan Putri tentang PR. Please Ini bukan April mop.

"PR apa sih? Nggak ada PR kok" kataku.

"Kita kan di suruh mengerjakan Uji kompetensi 2 Minggu lalu atau jangan-jangan Lo lupa?" tuturnya.

Astaga, aku refleks membuka tasku dan mengecek LKS kimia dan terlihat disana belum ada coretan sedikitpun.

"Duh aku lupa lagi Put, nyontek dong. Lagian kamu kok nggak bilang semalem"

"Nih" kata Putri sembari menyerahkan buku catatannya.

"Makasih Putri cantik"

"Paansi Lo, lagi butuh aja muji-muji" cibirnya.

Aku tak membalasnya, sekarang yang aku pikirkan adalah bagaimana caranya aku selesai menyalin sebelum Bu Dwi datang. Aku segera menyalin pekerjaan Putri, untung saja aku punya kemampuan menulis dengan cepat hahaha. Bisa dimanfaatkan juga ya kemampuan ku.

"Assalamu'alaikum" aku mendongak mengedarkan ke arah pintu dan terlihat disana Mba Ismi.

"Wa'alaikumussalam" jawab siswa serentak.

Mba Ismi berjalan santai masuk ke kelas dengan membawa selembar kertas entah apa itu.

"Hari ini Bu Dwi tidak bisa hadir untuk mengikuti KBM karena ada urusan keluarga. Beliau menitipkan tugas untuk mengerjakan LKS uji kompetensi 2"

Seketika aku bisa bernafas lega.

"Dikumpulkan nggak Bu?" Tanya Dimas si ketua kelas.

"Sepertinya tidak"

"Ya makasih Bu" katanya.

"Ada yang ditanyakan lagi?"

"Tidak Bu"

"Baiklah kalau begitu Ibu pergi, wassalamu'alaikum wr wb"

"Wa'alaikumussalam"

Ketika Mba Ismi sudah tak terlihat lagi aku kembali membenamkan wajahku ke meja. Sungguh ini adalah pagi yang sial.

"Eh kebiasaan ya Lo, nggak dimana aja molor Mulu kerjaannya, bukannya ngelanjutin ngerjain juga"

"Udah deh, aku masih ngantuk Put, lagian juga tugasnya yang kemarin, nggak dikumpulkan juga. Mending kamu bantuin aku nulis tuh tugas"

"Dih ogah"

"Please deh, ini kan gara-gara kamu juga aku bangun kesiangan atau kamu mau nggak di bolehin tidur di kamar aku nanti?"

"Ya udah iya, puas?"

"Puas banget, dah lah aku mau nyambung tidur"

"Hem"

"Makasih Putri cantik"

"Hem"

🌻🌻🌻

"Ay, bangun" kata Putri sembari mengguncangkan bahuku

"Hem"

"Bangun Ay"

"Ada apa sih?" Tanyaku sembari mengucek mata

"Mau ngantin nggak?"

Aku melirik jam tanganku terlihat disana sudah jam ½10. Berarti aku tidur cukup lama.

"Kok udah jam segini, terus tadi pelajaran nggak?" Tanyaku

"Nggak tadi jamkos"

"Oh syukurlah, ya udah yuk kantin"

"Cuss!" katanya

Kami berjalan beriringan menuju kantin karena Novi, Dita, dan Nida sudah lebih dulu kesana.

"Put, aku ke toilet dulu ya, kamu duluan aja"

"Okey"

Aku membelokkan diri ke toilet. Setelah mencuci muka, aku berjalan santai menuju kantin. Tak sengaja aku berpapasan dengan cowo yang tadi pagi menolongku dan dia pun bergegas menghampiriku.

"Hi Aya." Aku tersenyum membalasnya.

"Mau kemana?" Katanya.

"Kantin" jawabku.

"Ya udah bareng aja." Kami pun melangkahkan kaki ke kantin.

"Lo kok manggil gue Aya sih? Lagian kita juga belum kenalan." Dia tersenyum ke arahku.

"Di tanyain malah senyum-senyum"

"Gue Arjun" katanya, "Arjunmu Aya" sambungnya.

Refleks aku menghentikan langkah. Benarkah ini Arjun? Arjunku? Setelah 8 tahun berpisah dan kini kita di pertemukan kembali. Aku menatapnya tak percaya. Apakah ini mimpi? Arjunku kembali.

Flash back on

"Arjun harus pergi Ay," kata si kecil Arjun.

"Aya ikut," ucap gadis kecil dengan rambut sebahu

"Nggak bisa Aya. Kata mama, Arjun akan pergi jauh naik pesawat"

"Ta-tapi nanti Aya nggak punya teman main lagi hiks"

"Aya pasti punya teman, Aya kan baik. Suatu saat Arjunmu akan kembali" sembari mengusap air mata di pipi Ayla.

"Janji?" Tanya Ayla dengan mengacungkan jari kelingking ke arah Arjun.

"Janji Aya"

Mereka saling menautkan jari kelingkingnya.

Flash back off.

"Hey kok malah bengong sih?"

"Eh maaf, benarkah ini Arjun. Apakah aku bermimpi?"

"Iya Aya" sembari mencubit pipi Ayla gemas.

"Aww, sakit tau"

"Biar kamu sadar kalau ini bukan mimpi"

Aku tersenyum senang. Melupakan segala sialku hari ini. Kami pun melanjutkan kembali ke kantin.
Aku mengedarkan pandangan mencari sosok sahabatku Putri.

"Disini Ay" sembari melambaikan tangan.

Aku pun menemukannya. "Eh kesana yuk" ajakku. Aku melangkahkan kakiku ke arah Putri, Arjun mengekor di belakang.

Rasa TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang