11.

86 38 23
                                    

Hi guys, maaf banget ya kalo ceritanya belum ngefeel soalnya ini baru pertama kali nulis hehe.

Saling support ya guys.
Jangan lupa vote dan komennya. Dan tambahkan ke daftar bacaan kalian jika suka yups.

Happy reading!!

🌻🌻🌻

Seperti biasa aku mengajari anak-anak mengaji. Cukup sulit juga mengatur mereka untuk tetap tenang, karena usianya yang masih sekitar 4-7 tahunan dan usia segitu adalah waktu mereka yang tengah senang-senangnya bermain dengan teman sebayanya.

"Semuanya yang tenang ya. Nanti kalo pada berisik ngajinya terakhir lho" kataku.

"Aku nggak berisik kak, aku setelah Rahma ya" kata Kyeisha.

"Di hafalin dulu itu ya" kataku lembut.

Skip.

Setelah sholat isya berjamaah aku bergegas pulang, semoga saja Arjun tak menunggu lama.

"Kak Satya" teriak Tari di sampingku

"Iya Tari ada apa?" Sahutnya

"Kak Ayla nggak berani pulang sendiri nih, katanya minta anterin" celoteh Tari  disusul dengan cengirannya.

Aku melirik Tari tajam. "Eh apaan sih dek, Kakak nggak minta anterin lho"

"Mau di anterin?" Tanya Kak Satya

Entah sejak kapan Kak Satya sudah ada di hadapanku.

"Enggak usah Kak, ngerepotin heheh" ucapku tersenyum.

"Anterin aja Kak" perintah Tari

"Nggak usah beneran kak, lagian tadi cuma akal-akalan nya Tari doang." sahutku.

"Ya udah kalo gitu, hati-hati Dek" tuturnya sembari menjauh dariku.

Aku melanjutkan langkahku dan meninggalkan si rese Tari.

"Eh kak tungguin"

"Cepetan, gara-gara kamu Kakak jadi lama kan pulangnya nih"

Tari menghampiri ku. "Emangnya kenapa?"

"Ada yang mau apel hihihi"

"Hayo siapa?" Ledek Tari

"Kepo kamu masih kecil juga"

🌻🌻🌻

"Assalamu'alaikum." Ucapku sembari membuka pintu.

"Wa'alaikumussalam" jawab Arjun yang entah sejak kapan sudah duduk santai di ruang tamu.

"Udah lama?" Tanyaku

"Lama banget nih sampe lumutan" sahut Arjun ketus

"Yeee ya maaf, aku ke kamar dulu ya naruh mukena"

"Ya udah sono"

Skip.

"Eh udah pulang Ay, tuh si Arjun nungguin di depan"

"Iya udah ketemu kok. Ayla ke Arjun dulu ya mah"

Aku menghampiri Arjun yang tengah memainkan ponselnya.

"Ar, kita ke taman depan aja ya biar enak ngobrolnya" kataku.

Arjun pun mendongak. "Ya udah yuk"

Aku lalu berjalan menuju bangku panjang di bawah pohon mangga.

"Sejak kapan kamu ke Indonesia?" Tanyaku memulai percakapan.

"3 hari yang lalu"

"Aku nggak nyangka Arjunku akan kembali" kataku lirih

Arjun menatapku lama lalu tersenyum. "Pasti Arjunmu kembali Ay. Aku udah janji dulu kan untuk kembali?"

"Iya, aku kira kamu lupa sama janji itu"

"Nggak akan pernah lupa sama si kecil Aya yang suka mewek ini" kata Arjun sembari mencubit pipiku.

"Iih aku udah besar lho ini Ar" sahutku dengan mengerucutkan bibirku.

"Kata siapa udah besar? Badan aja masih sebahu ku" ejek Arjun

"Ih ngeselin banget sih" aku membuang muka dan membelakanginya seolah sedang merajuk.

"Uluh-uluh Ayanya Arjun ngambek nih" ledeknya.

"Jangan ngambek dong Ay, bercanda doang kok" katanya sembari mengguncangkan bahuku.

Lihat aja aku kerjain kamu Arjun wkwk, batinku.

Melihatku tak bergerak sedikitpun, Arjun bingung harus bagaimana. Dia mengacak rambutnya resah.

"Udah dong Ay jangan diemin aku kayak gini, maaf lah tadi aku cuma bercanda suer. Masa kayak gitu aja ngambek sih"

"..."

"Ayaa udah dong" ucapnya memelas.

Aku yang sudah tak tahan lagi memecahkan tawa.

"BHHAAHAHAH"

"Kok malah ketawa sih?" Tanyanya heran

"Soalnya kamu lucu banget hahaha" kataku sembari memukul lengannya.

"Dah lah males. Kebiasaan ya kamu dari kecil nggak pernah berubah kalo lagi ketawa pasti mukul" sahutnya dengan tampang datar.

Aku menghentikan tawaku. "Udah deh masa sekarang kamu yang merajuk sih"

Saat sedang asik mengobrol ria mama datang dengan membawa sebuah nampan yang entah apa yang ia bawa.

"Seru banget kayaknya" celoteh mama.

"Hehe iya nih Tante" sahut Arjun.

"Nih tadi Tante bikinin brownies kesukaan kamu Ar, di makan ya"

"Siap Tante nanti Arjun abisin semuanya"

"Emang kuat makan semuanya?" Tanyaku

"Kuat lah siapa dulu...Arjun"

"Yee sombong amat" ujarku ketus dan langsung mengambil alih nampan yang ada di mama.

"Ya udah mama tinggal dulu ya"

"Iya ma"

Aku pun menyomot brownies buatan mama.

"Eh Putri mana?"

"Ngapain nyariin dia?" Ketusku.

"Tanya doang mah santai aja nape"

"Di kamar lagi baca komik"

Arjun hanya ber "O" ria.

Kami melanjutkan ngobrol-ngobrol kecil sembari bernostalgia hingga tak terasa sudah pukul 21.40 WIB.

"Eh udah malem, aku pulang ya Ay"

Aku mengecek jam tangan di pergelangan tanganku dan benar sudah malam.

"Ya udah aku panggilin mama dulu"

"Nggak usah biar aku ke Tante aja"

"Ya udah se-merdeka kamu aja lah Ar" kataku sembari berjalan masuk ke rumah.

"Mama, Arjun mau pamitan tuh" kataku dengan mehampiri mama yang sedang menonton sinetron kesukaannya.

"Eh kenapa nggak nginep aja?"

"Kapan-kapan aja Tante hehe. Arjun pamit ya Assalamu'alaikum" sembari mencium tangan mama.

"Wa'alaikumussalam" jawabku dengan mama serentak.

_____________________________________

Gimana dengan part ini? Next nggak?

Rasa TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang