Bab 1-Tak Merasa
Di dalam sebuah ruangan, semua penghuninya terfokus pada benda di hadapan masing-masing, kecuali seorang wanita yang berjalan mengelilingi kelas dengan mata yang mengabsen satu persatu makhluk yang duduk di kursi.
Ketika salah seorang penghuni yang disebut siswa tertangkap sedang berbisik-bisik, wanita yang disebut guru itu menegur, "Jangan ada yang menyontek!" Dan setelah itu, tak ada suara lagi.
Guru itu kembali ke tempat duduknya yang berada di depan. Ia berkata, "Kalau ada yang selesai duluan, akan saya beri nilai tambahan."
"Tes, lo nungguin gue ya, biar kita bisa sama-sama dapat nilai tambahan," bisik Fahmi kepada Tesla yang berada di sampingnya.
Tesla menoleh ke arah Fahmi. Ia mendengus pelan sebagai jawaban.
Guru itu memperhatikan penuh ke arah Tesla, agar tidak ada yang menyontek dengan laki-laki itu. Karena laki-laki itu terkenal pintar diantara siswa seangkatanya, bahkan peringkat satu paralel sudah ia sandang sejak sekolah dasar.
"Fahmi, ayo!" bisik Tesla.
Fahmi menoleh. "Nanti, gue belum selesai," balas Fahmi.
Tesla mendengus pelan. Ia harus bersabar menunggu Fahmi, mungkin saja ia harus rela jika nilai tambahan itu diambil temannya yang lain.
"Sabar, Tes. Orang sabar jidatnya lebar," bisik Fahmi.
Tesla langsung menyentuh dahinya. Lalu menatap aneh ke arah Fahmi. "Ogah, gue nggak suka kalau jidat gue lebar," jawab Tesla.
"Tesla, sudah selesai?" tanya Bu Asri.
Tesla menatap ke arah Fahmi sekilas. "Fahmi, sorry ya, gue ngumpulin dulu. Lo sih, ngerjainnya lama," ucap Tesla.
Lalu Tesla bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah Bu Asri untuk memberikan kertas ulangannya. Bu Asri tersenyum menerimanya.
"Kamu tetap jadi yang nomor satu," gumam Bu Asri.
Tesla tersenyum membalasnya. "Saya dapat nilai tambahan kan, Bu?" tagih Tesla.
Bu Asri mengangguk. "Pasti."
Setelah itu, Tesla kembali ke tempat duduknya.
"Lain kali contekin, biar kita bisa selesai bareng," ucap Fahmi.
"Apa sih, orang Bu Asrinya mandangin gue mulu," ucap Tesla membela diri.
"lo ya, Tes. Sahabat sendiri diabaikan, giliran--" ucap Fahmi terpotong oleh Bu Asri karna ujian sudah berakhir dan beberapa langkah lagi bu Asri berada di depan meja mereka.
"Fahmi! Kemarikan lembar jawaban kamu!" sentak Bu Asri sembari mengambil paksa karena Fahmi menahannya di bagian lainnya.
"Kemarikan, Fahmi! Udah selesai ujiannya."
"Tapi Bu …" lirih fahmi sambil melepaskan lembar jawabannya dengan pasrah.
Setelah selesai, Bu Asri menggucapkan salam lalu keluar kelas.
"Yuk Tes, ke kantin gue laper, " ucap Fahmi. "Sekalian kita ke kelas tetangga katanya ada murid baru hari ini. "
"Kebiasaan lo Fahmi, mau jadi pakboy lo?" celos Tesla. "Sekalian deh, gue ada urusan sama Tania," tambahnya.
Mereka berjalan memasuki kelas IPS 2. Fahmi menuju tempat yang ia tuju, yaitu tempat duduk anak baru, siapa tau bisa kenalan dan dekat, karena anak baru itu bisa dikatakan cantik.
Sementara Tesla berjalan mendekat ke arah Tania yang terlihat bosan memandangi buku paket matematika.
Tania sedang duduk sendirian di tempatnya, sedikit terkejut karena tiba-tiba seorang laki-laki terpopuler se-SMA Angkasa datang ke arahnya.
"Habis ini kelas lo ulangan matematika kan?" tanya Tesla.
Belum sempat Tania menjawab, Tesla mengambil tangan gadis itu, lalu mendaratkan kertas yang dilipat berbentuk kotak di tangan Tania.
Tania tersenyum tipis lalu berkata, "Thanks, Tes."
Tesla mengangguk seraya membalas senyum Tania dengan senyuman yang lebih lebar.
"Ayo Fahmi! Buruan ke Kantin! " seruan Tesla sambil berjalan keluar kelas.
"Tungguin Gue, " balas Fahmi bergegas menyusul Tesla. "Ah ela lo Tes, baru juga mau PDKT, main tinggal aja, " bisik Fahmi sembari memegang pundak Tesla
***
Tania senyum-senyum sendiri mendapat kertas contekan itu dari Tesla. Sementara teman-temannya memandang aneh ke arahnya.
"Lo kenapa?" tanya salah satu temannya.
"Ini," ucap Tania seraya menunjukkan kertas berlipat itu, "Dari Tesla. Tesla itu emang suka sama gue."
Gadis itu memutarkan bola matanya. "Ge-er banget lo."
"Eh iri bilang boss, nggak mungkin Tesla nggak suka sama gue, tiap gue susah dia bantuin gue," tutur Tania sembari memasukan kertas itu di sakunya.
"Ya … kali aja dia kasihan sama lo, kan lo melas," celetuk salah satu teman sekelas Tania.
Sementara anak baru di kelas itu hanya memandang Tania bingung.
"Tesla itu siapa?" tanya Zhila.
"Waduh, lo harus tau anak baru. Tesla itu baik, pintar, supel dan yg paling penting Most wanted di sekolah ini. Dan dia juga adalah...." jelas teman sebangkunya yang bernama Alanfa.
"Pacar gue, " sahut Tania memotong pembicaraan Alanfa dengan Entengnya
Semua Anggota kelas pun bersorak "Huuuuuuuu..."
"Ke kantin yuk, La. Gue laper nih," ajak Alanfa beranjak dari tempat duduknya.
Zhila pun ikut beranjak dari tempat duduk dan tidak lupa merapikan bukunya. "Yuk, Fa."
***
"Hei, Bos."
Nichol menatap jengah ke arah Fahmi, lalu beralih ke arah Tesla.
"Kalian pada dari mana sih? Kok lama?" tanya Nichol.
"Gagal pdkt gue," curhat Fahmi dengan raut yang disedih-sedihkan.
Nichol tampak berpikir, lalu mengangguk dua kali. Ia menatap serius ke arah Tesla.
"Jangan bilang, lo baperin anak orang," duga Nichol, sementara Tesla hanya mengendikkan bahunya.
Nichol menghela nafas kasar. "Tes, lo kudu hati-hati," ucap Nichol membuat Tesla mengerutkan dahinya.
"Kenapa?" tanyanya bingung.
"Ya … lo itu harua hati-hati, takutnya nanti mereka salah paham sama perhatian lo," nasihat Nichol.
"Iya Ma, iya," sahut Tesla pasrah.
Nichol tersenyum.
"Mi, pesen nasi goreng seafood sama es teh buat gue," perintah Nichol.
Fahmi mengangguk, lalu pandangannya jatuh pada Tesla. "Lo?"
"Samain aja," sahut Tesla.
"Oke."
Setelah Fahmi pergi, Nichol menatap penuh ke arah Tesla.
"Lo baperin siapa? Tania lagi?" tanya Nichol
"Gue nggak baperin," sanggah Tesla
"Kalo nggak baperin, kenapa beberapa kali lo perhatian dia, pake kasih contekan segala. "
"Gue biasa aja tuh, nggak ngerasa kayak ngasih perhatian," ucap Tesla santai. Ia mengeluarkan ponsel pintarnya dari saku.
Nichol menghela nafas panjang. "Serah Tes, serah!" balas Nichol pasrah.
"Yuhuu pesanaan datang bosquee," seru Fahmi dengan wajah bahagia membawa nampan lalu meletakkan piring-piring sesuai yang dipesan empunya.
Mereka pun menggambil sendok dan mendaratkan makanannya ke mulut namun tertunda ketika mendengar suara seseorang.
"Boleh nggak kami duduk di sini? Semua tempat udah full." Mereka pun seretak menoleh ke sumber suaranya.
Jangan lupa vommen nya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Tesla
Genç Kurgu"Habis ini kelas lo ulangan matematika kan?" tanya Tesla. Belum sempat gadis itu menjawab, Tesla mengambil tangan gadis itu, lalu mendaratkan kertas yang dilipat berbentuk kotak di tangannya. Gadis itu tersenyum tipis lalu berkata, "Thanks, Tes. **...