Arvin terjebak diantara rasa yang sulit untuk dia ungkapkan, dimana dia harus menjaga sebuah pertemanan dengan sahabatnya atau menunjukkan perasaannya yang justru akan menghancurkan pertemanan yang dia jaga selama ini.
Cowok jangkung dengan segala...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Kencan Buta]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namanya Arvin, status jomlo seumur hidup atau belum pernah pacaran. Saat ini dia sedang berada di sebuah kafe yang sedang hits di medsos karena keindahan interiornya, sialnya dia lagi-lagi terjebak dalam kencan buta yang sengaja di persiapkan oleh sahabatnya tercinta. Saking cintanya sampai-sampai Arvin pengen nelen mereka hidup-hidup.
Ini semua terjadi karena status kejombloan Arvin yang membuat kedua sahabatnya dengan sukarelanya menjadi 'pakcomblang' yang repot-repot mencarikan pacar untuk Arvin. Bukan pertama kalinya dia terjebak dalam double date dadakan yang dia tahu ini sudah direncanakan dari sebelumnya. Arvin sudah cukup sering diseret dalam kencan buta dan berakhir dia hanya menjadi 'kambing congek' sahabatnya.
Saking tidak relanya mereka dengan status kejomloan Arvin, sampai-sampai mereka berdua membuat misi 'Menghapuskan Status Kejombloan Arvin.'Demi apa mereka benar-benar sudah gila kayanya!
"EHEM!" Arvin berdehem cukup keras mencoba memecahkan kecanggungan sekaligus menghentikan pemandangan yang tidak baik untuk kesehatan para jomlo.
Darell Gardellio Maxwell cowok yang agak kebulean yang suka sekali gonta-ganti cewek itu menoleh ke arah arahnya. Tak hanya Darell yang menoleh tapi juga pacarnya dan juga cewek yang duduk di depan Arvin. Mukanya yang tanpa dosa itu membuat Arvin ingin sekali mencabik-cabiknya.
"Kenapa Vin?" tanyanya tanpa dosa.
"Keknya gue nggak bisa lama-lama disini deh." kata Arvin sambil melipat tangan di depan dada.
"Loh, kok gitu? Katanya lu free? Main-main dulu lah abis ini." katanya masih dengan tampang tanpa dosanya yang menjijikkan itu.
Arvin hanya mendengkus kasar dan melayangkan tatapan tajam yang mengartikan. 'Biarin gue pergi atau gue bunuh lu di tempat ini.' Terlihat dia mengerti arti tatapan Arvin, dia pun akhirnya mengangguk dan menyetujuinya.
"O-oke, ati-ati bro!" katanya dengan sok akrab sekali.
Mentang-mentang dia temen gue jadi "ngelunjak nih anak kapan-kapan perlu gue disiplinin nih. Ingatkan gue buat disiplinin nih anak!" Ujar Arvin dalam hati.
