Lembar 7

269 22 0
                                    

[BINGUNG]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[BINGUNG]

Tok, tok, tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok, tok, tok... Suara ketukan pintu rumahnya membuat perhatian Arvin terpecah dari buku di hadapannya. Saat ini dia sedang belajar bersama Amira, setelah sepulang dari toko buku. Mereka berdua memutuskan untuk belajar bersama di rumah Arvin.

"Bentar ya, aku bukain pintu dulu." kata Arvin.

"Iya."

Dia pun segera beranjak dari tempatnya dan meninggalkan Amira yang tengah sibuk mengerjakan tugas miliknya. Dia benar-benar terkejut setelah membuka pintu dan mendapati Audi berdiri di depannya saat ini, dengan kotak makanan yang ada di tangannya.

"Dari mama, buat bunda." kata Audi dengan ketus. Dia menyodorkan kotak makanan yang dibawanya kepada Arvin dan berbalik pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Audi tunggu!" Arvin menahan lengan Audi, membuat cewek mungil itu menghentikan langkahnya.

Audi diam-diam merutuki kebiasaannya yang tidak bisa menahan apapun yang dia rasakan saat bersama dengan Arvin. Seolah bentengnya hanya terbuka saat berhadapan dengan Arvin saja.

Sejak dulu Audi memang sering kali meluapkan keluh kesahnya pada Arvin, baik hal penting maupun tidak penting. Baginya, Arvin adalah tempat ternyaman untuk berbagi keluh kesah. Cara Arvin menanggapinya sangat membuat Audi merasa dia sedang bercurhat dengan saudara sendiri.

Namun, Arvin justru sebaliknya. Dia jarang sekali mengatakan keluh kesahnya pada Audi, entah apa yang membuatnya enggan untuk mengatakannya yang jelas Arvin punya alasan untuk hal itu.

"Lu kenapa sih?" tanya Arvin. Dia bingung kenapa Audi tiba-tiba berubah seperti itu, apa dia membuat kesalahan?

Arvin membalikkan tubuh Audi menghadap ke arahnya dan menatapnya dengan lamat-lamat.

"Audi jawab gue!" Tuntutnya saat sang gadis tak kunjung memberikan jawaban.

Arvin menghela napas kasar, sambil menatap Audi yang terlihat enggan untuk menjawabnya. Jangan kan menjawab, menatap Arvin saja dia terlihat enggan. Dia benar-benar dibuat bingung dengan sikap sohibnya yang terlihat uring-uringan sejak beberapa hari terakhir ini. (tolong anda lebih peka sedikit bapak Arvin! Kesel gue)

ARVIN: Kejebak Friendzone ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang