Chapter ini puanjang, soalnya 2 chapter aku gabung jadi 1. Jangan mual bacanya 😅
Tandai typo ya
Happy reading..
"Bun kalo mau teriak, teriak aja. Jangan ditahan" ucap Taeyong menatap khawatir istrinya.
"Sakit ayah, sakit" ucap Jennie lirih.
Sedari tadi Jennie hanya terisak sambil menggumamkan kata sakit, sekujur tubuhnya sudah basah dengan keringat, sedangkan tangannya mencekram kuat pinggiran ranjang pasien.
Pagi tadi Jennie mengeluh kalau perutnya sakit, mulas dan kram disaat yang bersamaan. Belajar dari pengalamannya dulu, Taeyong segera membawa sang istri ke rumah sakit, dan sore inilah puncaknya. Tepat pukul 4 sore, Jennie dipindahkan ke ruang bersalin.
"Ayah sakit, dedek mau keluar" ucap Jennie sambil menangis dan menatap Taeyong dengan mata berkaca kaca.
"Iya, kalo sakit jangan ditahan. Teriak, cakar atau jambak aja aku" sahut Taeyong sembari menyodorkan tangannya kearah Jennie.
Sejujurnya Taeyong bingung, dulu saat melahirkan Jennie akan berubah sangat buas seperti harimau, namun kini Jennie malah terlihat seperti kucing diare.
"Bu, dorong sambil teriak nggak apa bu, jangan ditahan" ucap sang dokter.
"Nggak apa kalo aku cakar?" tanya Jennie disela rasa sakitnya.
"Iya, cakar dan jambak sepuas kamu, pasti sakit banget kan? . Kalo bisa mah, dedek aku pindahin ke perutku bun, biar aku yang tanggung rasa sakitnya, aku nggak tega liat kamu begini. Tapi aku tau kalau kamu ibu yang hebat, ibu yang kuat, kamu pasti bisa." jawab Taeyong sambil mengelus kening istrinya yang basah dengan keringat.
"ARGGGHHHH SAKIT AYAHHHH" teriak Jennie tiba-tiba sambil menjambak rambut hitam Taeyong.
"EH GILA, SAKIT BUN. ADUH RONTOK RAMBUTKU. YA TUHAN ALAMAT BOTAK INI. YA ALLAH BUN, SAKIT" teriak Taeyong kesakitan, bahkan sang dokter yang menangani Jennie juga ikut meringis mendengar teriakan maut Taeyong.
"AKHHHHHH"
"Dorong terus bu" ucap si dokter.
"YA ALLAH BUN, KIRA-KIRA KALO MAU NYAKAR, SAKIT INI" teriak Taeyong lagi, kini tubuhnya juga ikut basah, basah karena keringat dan air mata. Entah rasa sakit atau haru yang membuat Taeyong menitihkan air matanya, yang jelas cairan bening itu tak berhenti mengalir di pipinya.
Salah jika tadi Taeyong menyebut Jennie seperti kucing diare, nyatanya kini istrinya lebih buas daripada macan betina.
Ruangan tersebut dipenuhi oleh teriakan kesakitan Jennie dan Taeyong, dan sesekali terdengar ucapan dokter yang turut menyemangati Jennie. Namun sepertinya teriakan Taeyong lebih mendominasi hingga terdengar dari luar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILEE (jenyong)
Fanfiction{Lengkap} Cerita keseharian Ayah Taeyong dan Bunda Jennie. "Embun, kayaknya butuh temen deh bun" "Terus?" "Kan kita udah punya tunggal putri, udah punya tunggal putra juga. Gimana kalo kita bikin ganda putri? Ato ganda putra, ganda campuran keknya...