Ayah (part 1)

4.9K 542 44
                                    

Benar saja, hari ini rumah sepi. Hanya ada 2 orang dewasa yang mengisi rumah dua lantai tersebut. Sedangkan 2 anak mereka sengaja dititipkan dirumah sang nenek. Eitttt...ini bukan seperti permintaan sang ayah tempo hari lalu. Mereka bukan sedang bermesraan atau menjalankan program anak ketiga. Justru sang pencetus ide sedang berbaring lemah di ranjang, wajahnya pucat dan tubuhnya terbungkus selimut hingga batas dada.

"Ayah, makan dulu ya" bujuk sang istri. Ya...sang kepala keluarga alias bapak taeyong sedang sakit. Badannya demam tinggi dan disertai muntah muntah. Katanya efek kerja lembur bagai kuda ketika istrinya sakit. Bagaimana tidak, sewaktu sang istri sakit dirinya memforsir tenaganya. Mengurus istri, masak, cuci baju, cuci piring, nyapu, ngepel, dan jangan lupakan kalau dia juga harus mengurus putri kecilnya yang super duper bikin emosi.

"Nggak mau" rengeknya sambil menutup mulutnya rapat rapat dan menggeleng-gelengkan kepala menolak suapan sang istri.

"Makan ayahhhh, terus minum obat biar cepet sembuh. Jangan bandel kayak Embun, sekarang aku jadi tau kalo sifat Embun itu nurun dari kamu" cerocos sang istri.

"Nggak mau, pengen muntah"

"TAEYONG" nah kalo istrinya udah manggil namanya sambil teriak artinya si Jennie bener bener marah.

"Yaudah iya" gumamnya pasrah.

"Bukannya aku marah yah, aku kesel kalo kamu nggak nurut gini. Aku juga khawatir sama kamu, lihat kamu pucet kayak gini aku nggak tega" jelas Jennie.

Taeyong menundukkan kepalanya sambil memilin ujung selimutnya. Matanya berkaca-kaca karena kalimat manis sang istri, dia tak menyangka kalau sang istri begitu sayang padanya. Pfttt...memang ayah itu bucin banget sama bunda.

"Makan ya" tanya Jennie, kali ini dengan nada lembut sambil mengelus pipi suaminya yang masih tertunduk menahan isak tangis.

"Iya" jawab Taeyong sambil tersenyum.

"Ih..apa ini? Ayah nangis?" ledek sang istri sambil mengaduk bubur di mangkok.

"Ya habisnya kamu udah lama nggak sweet gini. Aku jadi terharu"

"Hahaha iya sayang, aku cuma kadang bingung mengekspresikan diri didepan anak anak" ucap Jennie, Taeyong tersipu saat Jennie memanggilnya sayang. Pipinya memerah persis seperti remaja yang baru jatuh cinta. Entah sang istri yang terlalu pandai membujuknya atau dia yang terlalu baperan.

"Nanti abis makan langsung minum obat, terus ganti baju baru istirahat" ucap Jennie sambil menyuapi Taeyong.

"Lemes banget bun, nggak kuat berdiri buat ganti baju" rengeknya.

"Halah..bilang aja mau modus" balas Jennie yang dibalas cengiran oleh Taeyong.

Setelah selesai menyuapi sang suami, Jennie terlebih dahulu mengambil air hangat dan handuk untuk membasuh tubuh sang suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai menyuapi sang suami, Jennie terlebih dahulu mengambil air hangat dan handuk untuk membasuh tubuh sang suami.

"Duduk yah" ucap Jennie seraya membantu taeyong untuk duduk bersandar pada kepala ranjang.

Dengan telaten Jennie mulai membuka satu persatu kancing baju Taeyong hingga saat ini Taeyong dalam keadaan topless.

Taeyong berdehem kencang, rasa-rasanya ada yang menyangkut di tenggorokannya. Diliriknya sang istri yang terlihat biasa saja dan masih memfokuskan diri membasuh tubuh kekarnya, beda halnya dengan dia yang sedari tadi kalang kabut menyingkirkan pikiran kotornya. Posisi seperti ini mengingatkannya pada..ekhem, lebih baik tidak usah diteruskan, kasian adik kecilnya nanti.

"Aku tuh kesel banget tau bun, rencanaku gagal total. Padahal kan dari kemaren udah ngebet banget"

Jennie hanya melirik sekilas, lalu kembali fokus membilas tubuh Taeyong.

"Bun, denger nggak sih?"

"Denger"

"Kok diem aja" ucapnya kesal sambil mengerucutkan bibir.

"Ayah, sekarang fokus dulu buat sembuh ya, masalah itu bisa kita lakuin nanti. Pasti ada waktunya" jawabnya lembut.

"Tapi kapan?"

"Nanti, kalo cepet sembuh juga ceoet terlaksana. Makanya kamu kalo disuruh makan ya makan, disuruh minum obat ya diminum. Jangan bandel!"

"Iya, Embun sama Aksa titipin ke rumah nenek aja, biar nggak keganggu"

"Iya iya"

"Terus nanti peluk aku seharian ya bun, aku lagi kangen banget. Pokoknya peluk sampe aku tidur, bangun, terus tidur lagi"

"Emang nggak gerah? Biasanya abis minum obat kan keringetan"

"Nggak apa, nanti kamu peluknya sambil tiupin aku, biar nggak berasa gerah" sahutnya yang dibalas gelak tawa oleh Jennie

"Iya iya"

"YES"

"Udah, sekarang pake piyamanya" ucap Jennie begitu selesai membilas tubuh suaminya.

"Loh kok udah?" tanya Taeyong bingung.

"Ya...emang udah" jawab Jennie juga ikut bingung.

"Yang ini nggak bun? Padahal udah nungguin dari tadi" ucap Taeyong sambil mengintip isi celananya.

"BILAS AJA SENDIRI" sahut Jennie kesal sambil melemparkan handuk basah ke wajah suaminya

Aduh ayah, sempet sempetnya.

Aduh ayah, sempet sempetnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


FAMILEE (jenyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang