4. Kisah semasa kecil

6 0 0
                                    

Pada tahun 1965, Bapak pindah ke Tanjung pinang, tepatnya di jalan jawabulan september sebelum terjadinya G30SPKI. Bapak tinggal di rumah pondok reot dalam lingkup kuburan, sementara saat itu Kakek masih di Jawa dengan waktu yang cukup lama. Tinggallah Nenek dan anak-anaknya disana. Selama kakek di Jawa, nenek lah yang mencari nafkah untuk memenuhi penghidupan. Nenek bekerja membantu-bantu orang.

Seingat Bapak selama tinggal disana, ada 3 peristiwa utama yaitu:
1. Ketika menjelang magrib, ia pernah tidur di sumur umum (sumur cincin besar), sepulang dari sana Bapak tiba-tiba dikejar kucing. Namun ketika sampai ke rumah, kucingnya menghilang.

2. Sebelum terjadinya G30SPKI, Ada berita yang menyebar bahwa seluruh rakyat disana harus menggali lubang sebab pemberitaan perang akan terjadi. Namun, ketika G30SPKi berlalu, lubang-lubang tersebut tidak jadi digunakan.

3. Ketika Bapak jalan-jalan ke pantai tugu pensil yang jaraknya sekitar 1 kilo dekat Tanjung buntung , Ia melihat ratusan teng-teng tempur berada ditepian pantai. Pada masa itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan malaysia.

Itulah peristiwa-peristiwa besar yang terjadi selama kakek tidak bersama.
Setelah dua tahun kakek di Jawa karena kesalahannya yang pernah dilakukan, akhirnya kakek pulang.
Mereka semua pun pindah ke tanjungsari di Batu tiga/km.3. Disana, Kakek memelihara sapi sambil berkebun.

Di seberang ada mushola. Bapakpun belajar mengaji bersama Pak Talib yang merupakan bos sapi, tepatnya beliau pun tinggal berdampingan dengan mushola.
Setelah beberapa lama, akhirnya Kakek mendirikan rumah sendiri yang jaraknya tidak jauh dari sana.

Pada masa itu Bapak belum sekolah, ia mencari sampah-sampah plastik atau karah di sampah perkantoran. Hingga pada usia 10 tahun, nenekpun membawa bapak untuk daftar sekolah.

Pada usia yang terbilang masih kecil, Bapak sering nimbrung dengan orang-orang yang bermain judi dan domino.
Pernah suatu ketika, bapak dan kakek ikut berjudi cap ziki. Ketika malam hari, ia pergi ke kuburan china sendirian untuk mintak sama hantu. Tiba-tiba tanpa sadar, iapun tertidur diatas kuburan. Dalam tidurnya ia bermimpi ada seekor kucing yang menulis angka nomor 69 dan 96.
Pagi harinya bapakpun pergi ke bandar judi untuk memasang nomir tersebut, hingga sore hari ia mendapat kabar bahwa kedua nomor terswbut keluar. Bapak mendapat uang seribu rupiah dari nomor tersebut, lalu dibelikannyalah sarung.
Dari sejak saat itulah Bapak sering tidur di masjid kurang lebih sekitar 4 tahunan lamanya.

Catatan Inspiratif BAPAKKU (Sebuah Novel Biografi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang