Satu...
Dua...
Tiga!!!
"KAK JENO!!!"
.....
Kosong. Tidak ada siapa siapa. Perlahan, cairan bening keluar dari pelupuk mata kamu. Iya, kamu menangis. Tapi hanya sebentar saja, karena kamu berusaha untuk tidak menangis.
Lalu kamu berlari keluar memutuskan untuk mencarinya di sekitaran kompleks perumahan kamu. Masih ada harapan!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.🌆 🌆 🌆
Langit sudah mulai berubah warna. Senja akan mulai menampakkan cahaya jingga nya.
Walaupun begitu kamu masih setia berlari lari di depan rumah orang. Entah sudah berapa lama kamu mengitari kompleks perumahan kamu. Mungkin bisa dihitung hampir 3 jam lebih.
Kamu pun berhenti untuk duduk sejenak, mengistirahatkan diri di taman kompleks perumahan.
Lagi. Untuk kesekian kalinya kamu menangis lagi. Namun kali ini hanyalah tangisan kepasrahan. Kamu berusaha untuk tidak bersuara namun mulut kamu tidak dapat diajak bekerja sama.
Kamu menutupi wajah kamu dengan kedua tanganmu agar orang lain tidak mengenali siapa kamu. Biarlah orang menganggap mu orang gila, ataupun bahkan entitas yang sering dipanggil makhlus halus alias mbak kunti. Kamu ga peduli. Hari ini kamu benar-benar kesal, bingung, sedih, rindu, semua-nya bercampur aduk.
Kenapa harus pada hari ini dia pergi? Kenapa harus di hari Ulang Tahun ku?! Bukankah dia pernah berjanji dia akan mengajakku ke "Wahana Snow World" dihari Ulang Tahun ku?! Tapi kenapa dia malah tiba-tiba pergi seperti ini?! - batin kamu
Bahu kamu sampai bergetar karena kamu yang menangis tersedu-sedu. Entah kenapa kamu merasa sesedih ini dikala kepergiannya padahal di awal bertemu kamu sangat membenci dirinya. Apa yang sudah terjadi sama kamu? Apakah karena kejadian tiga hari yang lalu?
Kamu menatap langit senja yang sudah mulai memunculkan rasi-rasi bintang di sana. Sialnya kamu malah terbayang senyum bulan sabit miliknya. Kamu meraba dada mu.
Rasanya terasa sangat menyesakkan disini. Perasaan macam apa ini??? - batin kamu.
Kamu kembali menunduk menatap kakimu. Tanah disekitar kakimu basah akibat air mata kamu yang terus jatuh. Kamu seharusnya tidak menangisinya. Seharusnya kamu sangat senang akan hal itu, karena vampir itu telah pergi.
Iya, kamu sudah mengetahui tentang identitas aslinya. Selama beberapa hari terakhir setelah kejadian di dapur, kamu berusaha mencari di internet mengenai perubahan kak Jeno tersebut. Mulai dari werewolf, manusia rubah, dedemit, drakula, zombie, dan lain lain. Tapi hanya ada satu yang paling sangat sangat sama perubahannya dengan kak Jeno yaitu, Vampir. Walaupun sebagian besar kebiasaan antara Kak Jeno dan Vampir yang diceritakan di internet itu berbeda jauh, entah kenapa aja, kamu merasa kak Jeno memang seorang Vampir.
Awalnya kamu shock banget. Jadi dapat disimpulkan selama ini tuh kamu dan ibu kamu udah secara sukarela memberikan nyawa kalian kepada sang pencabut nyawa.
Ujung ujungnya kamu malah memilih "Dahla-Bd-Amat". Toh kalo emang dia Vampir jahat seperti yang diceritakan di internet, seharusnya kamu dan mama kamu saat ini dah berada di Balikpapan. Yeah, U should know what I mean.
Disaat kamu sedang kalut dalam pikiran mu, tiba tiba ada sebuah tangan yang hinggap di pundak mu. Kamu pun mengangkat wajahmu untuk melihat siapa itu.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya orang tersebut.
Kamu menjawabnya dengan menggeleng.
"Apa kau tersesat?" tanyanya lagi.
Kamu menggeleng kembali.
"Hewan peliharaan kamu hilang???" tanya dia lagi dengan wajah yang sangat bingung.
Dan kamu menjawabnya dengan gelengan kembali.
"Lah... Terus kenapa? Ini dah mau malem lho, pulang gih. Bahaya jam segini masih berkeliaran di luar rumah"
Kamu menatapnya dengan sendu. Dilihat lihat, sepertinya umur dia dan Jeno kurang lebih sama. Dia punya rambut pirang dan perawakannya mirip sekali dengan orang bule.
"Aku mencari kakak ku..." akhirnya kamu membuka suara mu.
"Kakak mu hilang?? Kenapa nggak kamu cari dengan ayah dan ibumu? Atau bisa laporkan ke pihak berwajib..."
Kamu menghela nafas.
"Dia bukan kakakku..."
Lelaki itu yang mendengar perkataan kamu langsung mengernyit.
"Maksud mu?"
"Bukan kakak kandung ku. Dia cuma anak asuh yang mama ambil ketika kami menemukan dia di dekat rumah kami."
Ia sedikit terkejut mendengar penjelasan kamu. Lalu dia pun mengangguk angguk mengerti.
Kemudian dia duduk disebelah mu yang entah sejak kapan menatap langit kembali."Namaku Sohn Eric. Siapa namamu?"
"Namaku Hwang (Y/n)" jawabmu tanpa mengalihkan sedikit tatapan mu dari langit.
......
Untuk sementara keheningan menyelimuti kalian. Sampai akhirnya Eric kembali berbicara pada mu.
"Apa yang membuat kakak mu pergi dari rumah mu?" Tanya Eric penasaran.
Kamu menggeleng.
"Entah lah, tapi aku merasa kalau kepergian nya gara-gara aku... Dan karena kepergiannya, aku jadi merasa sangat kesepian padahal baru tadi siang dia menghilang." lanjut kamu.
Tiba-tiba, tangan lelaki itu mengelus pelan kepala kamu. Karena bingung kamu pun menoleh ke arah nya. Dan akhirnya wajahmu dan wajahnya saling berhadapan. Dia tersenyum didepan wajah mu sambil mengatakan,
"Kalau kau tidak keberatan, aku akan dengan senang hati menjadi penggantinya agar kau tidak merasa kesepian lagi..."
<Yeaaayyy akhirnya Update lagi ges!!! Cieee... nungguin yaa... Wkwkwkwk. Sebenarnya mw up kemarin, cuma sayang-nya tuh pas nulis chapter ini dapetnya setengah doang, makanya author selesain hari ini dan di-up hari ini juga.
Btw, makasih ya buat yang masih setia nungguin project ini padahal slow-up begete 😭🙏🏻
Dan project ini udah mencapai 2k readers lebih! POKOKNYA MAKASIH BANYAK GAES!!! 😭🙏🏻
VOTE NYA JUGA DONG JANGAN KALAH SAMA JUMLAH READERS NYA!!! 🥺👉🏻👈🏻
Ucapan makasih banyak banyak banyak banyak buat HeavyWhite12 dan Yujinmemble . Kalian the best banget deh udah mw ngasi vote sama komentar kalian berdua, padahal ni cerita gada menarik-menarik nya
😭😭
Yang lain juga kok ya, makasih banyak yang udah dukung project ini!!! Nanti ai doa'in kalian deh biar nggak jomblo lagi... :v
TUSM 🧡🧡🧡>
(P.S: Karena ini episode nya Eric jadi kukasih bonus foto Eric. Mamam nih ke-UwU-an nya si Eric 😌👌🏻)
KAMU SEDANG MEMBACA
My lost Vampire || Lee Jeno X You
FanfictionAwal aku bertemu dengannya emang biasa biasa saja. Tapi setelah ia menghilang, entah kenapa perasaan itu muncul. Perasaan yang seharusnya tidak boleh ada. Bisakah aku menemukannya kembali dan mengatakan kalau aku mencintainya? Dan apakah dengan perb...