#9. A Letter

816 126 26
                                    

Votenya juseyooo~~ 🙏🏻😭












"Kalau kau tidak keberatan, aku akan dengan senang hati menjadi penggantinya agar kau tidak merasa kesepian lagi..."











































Kamu yang mendengar perkataan Eric hanya bisa cengo. Ni orang baru aja kenal sekitar belasan menit yang lalu, tapi dengan seenak jidatnya mau jadi pengganti Jeno?

Hmmm... Untung ganteng. Kalo nggak udah kamu tampol duluan dia.

Melihat kamu yang nggak merespons perkataan nya, Eric pun menarik kembali wajahnya menjauhi wajahmu.

"It's fine, kalo kamu keberatan soal itu. Apalagi we've just met a dozen minutes ago. Pasti terasa aneh sekali untuk mu."

Banget... - sambung kamu dibatin.

Kamu tuh cilik cilik gini tau bahasa Inggris, yah... walaupun ngomongin nya masi belepotan. Tapi setidaknya soal menerjemahkan dah lumayan pro lah.

Kamu mengangkat tanganmu dan dibawa ke depan Eric. Tentu saja untuk berjabat tangan.

"Kalo jadi teman ku, aku nggak keberatan kok..."

Kamu menyimpulkan sebuah senyum. Walaupun terasa susah rasanya untuk tersenyum di saat saat sedih seperti sekarang ini. Eric pun membalas jabatan tangan kamu. Disaat itu juga, jam yang ada ditaman berdenting keras menandakan jam sudah menunjukkan pukul 6 malam. Kamu dan Eric sama sama melihat ke arah jam.

"Oh astaga, mama pasti khawatir karena aku sedang tidak ada dirumah!" panik kamu sambil berdiri secara spontan.

Eric pun ikut mengangkat tungkai nya dari kursi taman.

"Ya sudah, kalo gitu kamu pulang aja. Bahaya bagi kamu yang masih anak-anak untuk berkeliaran di luar rumah pada malam hari."

Kamu pun mengangguk setelah itu berlari meninggalkan nya. Namun kamu mendadak berhenti tepat di gerbang taman. Kamu teringat kalo kamu belum mengucapkan terima kasih padanya. Jujur saja perasaan kamu agak sedikit terhibur dengan kedatangannya. Kamu melambaikan tangan sambil berteriak,

"Terima kasih karena telah menghibur ku, ya!!! Aku janji akan menemui mu disini lagi besok!!!"

Setelah mengatakan terima kasih padanya, kamu membalikkan badan dan kembali berlari keluar taman untuk pulang. Tanpa kamu ketahui, Eric yang berdiri di sana sedang tersenyum lebar melihat tingkah lucu kamu.








































Sesampainya dirumah, kamu melangkah masuk ke ruang keluarga dan hal pertama yang kamu lihat adalah ibumu yang sedang menangis.

"Mah?" Panggil kamu.

Mama kamu yang tertunduk tadi langsung mengangkat wajahnya dan melihat ke arah mu. Dengan sigap dia langsung berlari dan mendekap tubuh kamu.

"YA TUHAN!!! SYUKURLAH KAMU BAIK BAIK SAJA (Y/N)!!! Mama khawatir banget sama  kamu yang tiba-tiba hilang dan gada dirumah! Kamu pergi kemana sih?! Mama takut kalau kamu diculik sama seseorang!!!" - kata mama kamu

Kamu yang lagi diomongin hanya diam. Entah kenapa perasaan sedih itu kembali melanda hati kamu. Mama kamu melepaskan dekapannya, mensejajarkan wajah nya dengan wajahmu terus memegangi kedua pundak kamu.

"Kamu kenapa sih (Y/n)? Kok diem aja? Coba cerita sini sama mama..."

Mama kamu mengusap pipi sebelah kanan kamu.

My lost Vampire || Lee Jeno X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang