Chapter 3

28 2 3
                                    


JS HIGH SCHOOL

Rebecca,Pamela, Patricia, Charlotte,dan Leyna sedang menuju ke kelas adek terkecil mereka. Tadinya, Rebecca menawarkan ke Leyna untuk dianter ke kelasnya. Tapi, Leyna nolak dengan alesan 'biar gak ngerepotin kakak' padahal dia nolak biar bisa kabur. Untungnya, Charlotte tau betul tentang adeknya itu, kalo udah urusan sekolah dia pasti cari cara buat kabur. akhirnya Leyna nurut karna aceman dari Charlotte 'kalo kabur dari pelajaran, gak dikasih kuota, tidur diluar rumah, jatah makan dipotong dan bersihin rumah sendiri tanpa bantuan maid'. Tinggal beberapa langkah lagi sampai di kelas Leyna ada pengumuman.

"Selamat pagi anak-anak, ada pengumuman. Dari kelas 10-12 untuk pergi ke lapangan. Sekali lagi dari kelas 10-12 untuk pergi ke lapangan. Sekian dari saya terimakasih dan selamat pagi!"

"ada apaan tuh?" tanya Rebecca

"mana gua tau, lu kira gua kepsek nih sekolah?" kata Pamela

"mending kita ke lapangan sekarang, dibanding kek kejadian waktu itu" kata Patricia

"good point" jawab Rebecca, Pamela, dan Charlotte.

"emangnya, waktu itu ada apaan?" tanya Leyna, dengan muka bingungnya.

"ok, dikasih tau tapi sambil jalan." kata Pamela, dan diangguki oleh Leyna.

"Jadi....."

FLASHBACK

Hari itu adalah hari pertama mereka masuk sekolah. Rebecca, Pamela, Patricia kelas 11 sedangkan Charlotte kelas 10. Jika kalian bertanya, kenapa tidak ada Valerie dan Renata? simple, Mackenzie minta keduanya satu angkatan dengan dia dan Janet. Mereka sedang menuju kelas mereka.

"Selamat pagi anak-anak, ada pengumuman semua siswa-siswi berkumpul ke lapangan, sekali lagi. Semua siswa-siswi berkumpul ke lapangan. Terimakasih"

"yuk ke lapangan" ajak Pamela

"yuk" jawab Patricia dan Rebecca

"eh, temenin ke toilet dulu donk" kata Charlotte

"yaudah iya" jawab Rebecca

Tanpa mereka sadari ternyata di wanita berumur 39 tahun dengan raut wajah panik. Wajah penuh keringat. Pikiran kemana-mana tentang ke-4 anak tadi. Takut sesuatu yang tidak diinginkan, terjadi. Yup, siapa lagi kalo bukan tante mereka, Alex Jackson.

"dimana sih tuh anak?" bisik Alex dengan nada panik dan menggigit kukunya, sambil bolak balik di depan pondium. Semantara semua siswa-siswi yang berada di barisan depan dengan tatapan bingung melihat kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah mereka. Sedangkan siswa-siswi yang berada dibelakang seperti biasa ngobrol, bercanda tidak peduli dengan keadaan yang ada didepan. Sedangkan,siswa-siswi yang berada di barisan tengah hanya bisa pasrah dengan teman-temannya yang dibarisan belakang.

"tenang Nyonya, anak buah saya sedang mencari mereka. Polisi juga." Jawab salah satu anggota agen federal. Yup, Alex saking paniknya sampai memanggil agen federal untuk ini.

"tapi ini-" kata-kata Alex terpotong

"Nyonya, mereka ber-4 diantar oleh siapa?" tanya agen tadi

"kakaknya mereka" jawab Alex

"apa Nyonya sudah menghubungi mereka? Mungkin saja bisa bantu." tanya agen

"belum. Kalo begitu saya hubungi kakak mereka dulu." Tante alex langsung mengambil handphonenya dan mencari salah satu kakak yang dimaksudnya.

Warrior Angels: DiscontinueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang