01

2.6K 139 2
                                    


.
.
Disclaimer : sebagian karakter milik Pmame. Sebagian milik author @withmg alias saya 😍
.
.
Part 1
.
.
Siang itu, Type, seorang dokter muda, duduk disebuah meja dipojok ruangan kafe bernuansa monokrom bersama seorang temannya sejak bangku kuliah. No namanya, yg juga merupakan pemilik kafe.

Meskipun No banyak bicara sejak Type datang, pria 28 tahun itu hanya sesekali menjawab, tersenyum dan mengangguk. Dia lebih banyak menyibukan pandangannya pada lalu lalang orang disebrang jalan.

"Serius, Type" protes No yg merasa diabaikan .

"Apa yg sebenarnya kau cari. Atau siapa?" Sambungnya.

"Ha?" Jawab Type, seakan tak tau arah pembicaraan temannya. Padahal ia tau betul, karena ini bukan pertama kali temannya mengajukan pertanyaan serupa.

"Ayolah, kau tau maksudku"

"Bukan"

"Aku benci jawaban ini, Type"

Type kemudian tersenyum.

"Aku mencari seseorang, yg menyukai makanan ini" matanya selurus memandang hidangan dimeja. Sepiring spageti dgn taburan keju diatasnya.

"Kau memesan makanan yg orang lain suka. Jadi, siapa dia" No sama sekali sudah dibatas kesabarannya. Dia merasa kasihan dgn temannya ini. Selalu melamun seakan beban di kepalanya sangat berat.

"Aku harus pergi, No. Ada sesuatu yg harus kubeli" Type tak mau melanjutkan percakapan ini. Semakin ia membicarakannya. Hatinya semakin sakit. Ia takut airmatanya akan jatuh dan temannya melihat itu. Type malu.

"Tunggu" No mencegah tangan Type, "Setidaknya makan dulu, siapa tau orang yg kau cari akan muncul setelah kau makan makanan kesukaannya". No berkata dengan sorot mata memohon. Bagaimana tidak, setiap kali temannya ini menemuinya, dia selalu memesan makanan yg sama tetapi tak pernah memakannya.

Type tau, temannya tulus. Akhirnya dengan senyum merekah diwajahnya, pemuda tinggi itu kembali duduk dan mengambil sedikit spageti dengan garpu. Menyuapkannya ke mulutnya dan air matanya selurus jatuh. Meskipun tak terisak, Type benar benar menangis saat itu.

No tak mau bicara banyak. Ia tau temannya punya sesuatu dalam pikirannya. Dan No tau bahkan seorang teman dan sahabat pun punya batasan. Suatu hari, No yakin, jika Type ingin bercerita, dia pasti akan mengatakan segalanya padanya.

Dada Type makin bergemuruh. Dia tak sanggup menyuapkan makanan itu dalam suapan ketiga. Hatinya sakit. Hancur. Dia mengambil tisu dan mengelap mulutnya. Kemudian tersenyum menatap No.

"Aku pergi dulu."

"Jaga dirimu" No bicara menatap punggung Type yg menjauh dari mejanya.
.
.
Type menyebrang disebuah lampu merah. Tujuannya sebuah minimarket di sebrang jalan. Peralatan mandinya habis pagi ini. Sebelum pulang Type harus sudah membelinya.

Type hendak menyentuh gagang pintu minimarket itu saat seseorang dari dalam tibatiba keluar dan hampir menabraknya. Type yg kaget memundurkan langkahnya. Menunduk utk meminta maaf.

Lelaki itu menggandeng seorang wanita cantik keluar dari dalam dan ia juga menunduk tanda meminta maaf. Tapi satu hal yg membuatnya tertegun, pria didepannya benar benar tak berkedip melihatnya. Wanita dalam gandengannya sejurus menariknya pelan menjauh dari sana sebelum ia menanyakan apakah pria didepannya baik baik saja.

Type benar benar kaget. Didepannya sekarang. Seorang lelaki yg selalu muncul dalam malamnya. Selalu tersenyum dalam ingatannya. Selalu mengucapkan kata kata manis ditelinganya. Dia...

"Tharn..."

Type memanggil dengan pelan, namun lelaki yg dipanggil tal mendengar. Atau mungkin suara Type yg terlalu lirih dengan getarannya yg luar biasa. Type mencoba memanggilnya lebih keras. Tp lelaki itu masih berjalan bersama wanita yg memeluk lengannya manja. Sampai akhirnya mereka berdua masuk dalam mobil hitam dan berlalu dari hadapan Type.

THARNTYPE FINALLY TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang