06

1K 102 10
                                    

Disclaimer : sebagian karakter milik PMame, sebagian milik author @with.mg atau saya 🤭
.
.
.
Part 6

Type merasa seluruh tubuhnya sakit. Dia mengerjapkan mata. Siluet lampu putih remang remang ia lihat. Type melihat sekeliling. Sepi.

Tubuhnya tak bisa ia gerakan. Tangannya dengan sekuat tenaga coba ia angkat. Namun tetap tak bisa. Pusing melanda kepalanya. Berat sekali.

Tak lama seorang pria separuh baya membuka pintu. Berjalan perlahan dengan senyum diwajahnya Dia tergopoh gopoh menghampirinya.

"Kau sadar, Type" ucapnya lirih. Tangannya bergetar menyentuh tangan Type yg... Terpasang infus disana.

Type mengedipkan matanya cepat. Perlahan rasa sakit dihatinya mulai terasa. Entah apa penyebabnya.

"Janga banyak bergerak. Berbaring saja. Tunggu sebentar," pria tua itu mengusap setetes airmatanya. Memunggungi Type yg masih diam. Lalu pergi keluar ruangan.

Type perlahan melihat sekeliling. Tak asing baginya. Ruangan aa yg sedang ia tinggali ini. Rumah sakit.

Type menelan ludah. Kering sekali. Type melihat segelas air putih dimeja samping tempat tidurnya. Ia mencoba meraih, namun tangannya terlalu lemah. Tak terasa airmatanya selurus jatuh.

Pria tua itu kembali, bersama beberapa orang berapakaian serba putih. Lalu pusing kembali melanda Type. Pandangan matanya buram.
.
.
.

Type duduk di sofa panjang depan TV. Menonton siaran berita. Sampai bosan ia hanya mengganti beberapa saluran TV membuat seseorang yg tengah mengaduk sup di dapur terkekeh.

"Bosan?"

"Eehhh"

"Mau keluar?"

"Tidak."

"Lalu?"

"Aku tak mau membuatmu khawatir"

Pria itu terkekeh. Membawa mangkuk berisi sup ayam yg masih mengepul. Baunya enak. Meletakan mangkuk itu dimeja. Disana sudah terhidang dua piring nasi dan udang goreng tepung. Juga tumis daging babi kering dengan basil.

Lalu menghampiri Type, mengelus poni beruban Type. Senyumnya hangat sampai Type merasa kasih sayang lelakinya masih sama sejak mereka pertama bertemu.

"Makan dulu, setelah itu kita berjalan jalan disekitar rumah. Bagaimana?"

Type mengangguk tanda mengiyakan.
.
.
.

Dibangku taman, dua orang lelaki tua masih terdiam. Menikmati angin sore yg hangat. Keduanya tak banyak bicara sejak sampai disini.

Type melihat punggung lelakinya yg masih tegap dan bidang meskipun usia mereka sudah tak lagi muda. Tersenyum. Ia lalu melihat dirinya yg terduduk di atas kursi roda. Menghela nafas berat.

Lelaki itu menoleh mendengar helaan nafas kekasihnya. Ia bangkit dan berjongkok dihadapan Type.

"Apa yg kau pikirkan?"

"Tak ada."

"Kau takut?"

Type mengatupkan bibirnya kuat. Hatinya bergetar hebat sampai tubuhnya ikut bergetar. Ia meraih tangan kekasihnya dan menggenggamnya. Tangan keriput mereka saling bertaut.

"Kau, kau menghawatirkanku?"

"Iya tentu saja"

Air mata Type jatuh, "aku minta maaf"

"Aku tak mau mendengarnya lagi, Type"

Type terdiam.

"Kau tak akan sendirian. Masih ada aku. Aku akan menemanimu sampai kapanpun. Kau hidupku, Type. Kau segalanya bagiku"

THARNTYPE FINALLY TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang