Part 9 finally Up 🤭
.
.
.
Tharn mengetuk pintu rumah dengan gugup. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Meskipun angin berembus sepoi sepoi dan cuaca hari ini tam terlalu panas, keringat terus membasahi pelipis pemuda tampan itu. Tharn terus menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan beberapa kali.Pintu berwarna putih itu terbuka. Menampilkan sosok pemuda yg sudah beberapa hari tak ia lihat. Dengan senyum menawan, Tharn menyambut wajah sedih pria itu, namun disambut dengan tatapan mata sedikit melotot.
"Type!!!"
"Tharn! Sedang apa kau disini?"
Sekali tarikan Type hampir saja menutup pintunya lagi, namun segera ditahan oleh Tharn dengan kuat.
"Tunggu, Type!" Tharn juga berusaha masuk meskipun tubuh Type masih menghalanginya diambang pintu.
"Pergi saja, Tharn! Untuk apa datang kemari?!"
"Type, setidaknya biarkan aku masuk dulu, aku sudah jauh jauh datang." Tharn memohon.
"Tidak! Kumohon pergilah saja dari sini. Pulanglah."
Tharn tak tau dengan cara apalagi ia harus membujuk Type agar mau berbicara dengannya. Tharn menatap wajah sedih pria itu dengan putus asa. Akhirnya, satu satunya cara yg terlintas di pikiran Tharn adalah...
Mencium Type yang susah diajak bicara!
Dan benar saja, dengan sekali gerakan, Tharn berhasil mendapatkan bibir plum itu. Rindu sekali rasanya. Tak sampai tiga detik, bibirnya kembali kosong dengan mata Type yg melotot menatapnya tak suka.
BUKKKK
"Arghhh!!!" Tharn tersungkur. Type benar benar meninjunya dengan sekuat tenaga. Tunggu, bukannya Tharn belum sembuh?
"Type!!! Apa yg kau lakukan?!"
Satu teriakan dari arah dapur menginterupsi kedua pria ini. Ibu Type terhuyung huyung menghampiri Tharn yg masih tersungkur seraya memegangi bibirnya yg berdarah. Kepalanya juga pusing luar biasa.
"Kau baik baik saja, nak?" Ibu Type yg terlihat begitu khawatir memegangi wajah Tharn dan kemudian menatap Type dengan mendengus kesal.
"Kau ini kenapa? Kau tak boleh memperlakukan orang sakit seperti ini, Nak!"
Type juga menyesal. Tindakannya lebih cepat dari otaknya. Tapi ia tak bisa terang terangan menunjukan rasa penyesalannya. Ia masih harus menyakinkan Tharn agar lelaki itu tak mengejarnya lagi.
"Aku hanya menyuruhnya pergi, Mae"
"Tidak dengan memukulnya, Type! Lihat, bibirnya sampai berdarah. Dan kepalanya masih terluka. Kau ini kenapa?!" Ibu Type perlahan membantu Tharn bangun. Lelaki itu masih meringis dan memegangi kepalanya.
"Bukan salah Type, Mae. Ini salahku."
"Sejak kapan ibuku jadi ibumu, Ha?!"
"Type!!!" Wanita itu kembali menatap Type dengan kesal.
"Kau tak apa apa, Nak? Kepalamu..."
Tharn kembali menunduk, kali ini benar benar tak bisa ditahan rasa sakitnya. Ia kemudian berjongkok, "Sakit..."
"Tharn!!! Hei, kau jangan bercanda!"
Meskipun Type dengan sekuat tenaga mempertahankan egonya, tubuhnya dan hatinya tetap menyuruh ya untuk menghampiri Tharn. Dia memapah dan merangkul Tharn yg terlihat mengerikan dengan wajah pucat.
"Type, bawa dia kekamarmu. Cepat."
"Tapi, Mae!"
"Kenapa kau cerewet sekali?! Cepatlah, Nak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
THARNTYPE FINALLY TOGETHER
FanfictionKau takut? Kau takut melewati hal hal buruk bersamaku? Kau takut aku mati demi dirimu? Kau pikir cintaku seremeh itu sampai kau meninggalkanku hanya karena mimpi itu?" ---Tharn