10 (end)

1.6K 110 8
                                    

Part 10 everyone 😁
.
.
.

.
.
"Bagaimana? Aku ingin punya dua anak nanti. Satu perempuan dan satu laki-laki."

Tawa renyah terdengar. "Aku mau banyak."

"Mustahil, Tharn! Bodoh."

"Bagaimana kalau bisa? Mau membuat berapa banyak denganku?"

"Sebanyak yang kau mau." senyum indah itu mengiring.

"Kau janji? Bagaimana jika kau melanggar?"

"Aku akan mati dengan begitu penuh oleh cintamu."

"Aku mencintaimu."

Iringan musik menguntai. Melodi romantis bertalun. Kedua pemuda dengan tuxedo hitam menyatukan tangan mereka. Berdansa. Tenggelam dalam mimpi indah cinta mereka.
.
.
.

Dua tangan saling bertaut seakan tak ingin berpisah walau sedetik saja. Kaki telanjang mereka bebas menyentuh pasir pantai yg basah. Dihempas deburan ombak dan sesekali menginjak kulit kerang. Tak mengindahkan keduanya untuk segera meninggalkan tempat itu meski langit kian gelap. Matahari telah berciuman dengan cakrawala sejak beberapa saat yang lalu. Angin mulai dingin. Tapi kedua pemuda itu masih setia menikmati aroma khas pasir setelah hujan.

Menenangkan.

Kerutan dikedua tangan mereka semakin terlihat kala salah satunya menggenggam erat tautan itu. Mengalihkan rasa dingin yg kian menusuk.

Sedangkan satu tangan yg lain begitu peka, merangkul hangat tubuh jangkung bergetar disampingnya.

Mata mereka bertemu. Beradu. Berbicara banyak hal.

Aku mencintaimu. Aku menyayangimu. Akhirnya aku menua bersamamu.

Semua itu tergambar jelas. Tanpa perlu banyak berucap.

Type menyenderkan kepalanya dibahu bidang kekasihnya yg masih setia merangkulnya. Matanya kembali tertuju pada hamparan laut berwarna keemasan. Indah sekali. Sedang Tharn tak henti menciumi pucuk kepalanya.

.
.
.

Type membuka mata. Dirinya sadar betul masih dalam dekapan dada telanjang kekasihnya. Ia yakin, semalam suntuk mereka saling berpelukan.

Benar benar hanya berpelukan.

Menyalurkan rasa rindu yg menggebu dengan sedikit demi sedikit. Tak ingin terlalu jauh mengingat dirinya masih dirumah orangtuanya sekarang. Akan sangat memalukan jika mereka berdua menimbulkan suara gaduh ditengah malam. Dan beginilah, mereka berdua tidur dengan tanpa melepas pelukan satu sama lain.

Type tersenyum. Mimpinya kali ini benar benar indah. Suasana hatinya baik sekali. Tak sebaik sebelumnya, bahkan saat ia bermimpi bercumbu dengan Tharn sekalipun. Ini berkali kali lipat lebih indah. Lebih bahagia.

Type merasa kekasihnya juga mulai bangun. Tangan besar yg mengukungnya mulai bergerak. Segera Type menatap wajah tenang kekasihnya. Tenang sekali.

Satu kecupan mendarat di bibir Tharn. Hanya sebuah kecupan. Tharn tersenyum.

"Aku bermimpi indah sekali..."

"Kita menua bersama, bukankah begitu?"

Tharn mengangguk cepat. Lalu dengan tanpa berpikir, ia kembali mengukung Type dalam pelukannya. Menghujani pipi berisi kekasihnya dengan banyak kecupan.

Hawa dingin menyeruak dari jendela kamar yg masih terbuka. Terang saja, semalam hujan mengguyur. Tharn menoleh, merasakan kehadiran mereka diluar kamar. Tersenyum.

THARNTYPE FINALLY TOGETHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang