.
.
.
Disclaimer : sebagian karakter milik Pmame, sebagian milik author @withmg atau saya 😍
.
.
.
Part 2
.
.
.
Type duduk di lantai apartemennya melihat keluar jendela, pemandangan kota terlihat dari sana. Hari ini adalah jadwal Tharn untuk chek up. Dia tak tau apa yg harus dilakukan setelah ini. Dia bingung. Type gugup.Type bahkan tak bisa tidur setelah mengantar Tharn ke rumahnya malam itu. Pikirannya berkecamuk disana. Banyak pertanyaan menumpuk diotaknya.
Kenapa Tharn tak mengenalnya.
Kenapa Tharn tak mengingatnya.
Kenapa hanya dia yg merasakan ini semua.Type merasa kepalanya akan pecah. Dia merasa apa yg terjadi di hidupnya selama 17 tahun ini tak ada artinya.
Untuk apa dia memikirkan orang yang setiap hari datang di mimpinya selama bertahun tahun kalau orang itu sama sekali tak mengenalnya. Benar benar brengsek! Dia menunggu seorang yg bahkan tak ada diingatannya sama sekali.
.
.
.Type menatap wajah Tharn yg berbaring diatas tempat tidur pasien diruangannya. Seperti biasa, Tharn datang saat jam kerja Type hampir habis. Tak seperti kemarin, Tharn tak merasakan apapun saat Type menekan titik dimana ia kesakitan kemarin.
"Apa sudah ta sakit sama sekali?"
"Sudah tidak sakit, Dok." Jawab Tharn dengan senyumnya yg khas.
Type tiba tiba menjadi gugup melebihi sebelumnya. Untuk apa lelaki didepannya harus tersenyum seperti itu? Hatinya benar benar lelah jika disamping Tharn. Type bahkan takut, jikalah Tharn bisa mendengar suara jantungnya yg seakan akan keluar dari tempatnya.
"Baguslah" menghindari senyuman menawan Tharn, Type akhirnya duduk dan menuliskan resep diatas kertas.
"Meskipun sudah membaik, kau harus tetap minum obat untuk dua hari kedepan." Jelas Type, "dan jangan makan pedas lagi. Kau tak perlu menyenangkan orang lain kalau itu membuatmu sakit. Mengerti?"
Tharn tak langsung menjawab. Ia masih bingung dengan kata kata dokter didepannya. Sama seperti malam itu.
"Apa aku boleh bertanya sesuatu?" Ucap Tharn.
"Boleh"
"Eemmm..." Tharn menelan ludahnya, "Apa dokter mengenalku?"
Jari Type berhenti menulis, dadanya sesak. Ia ingin mengatakan banyak hal untuk lelaki didepannya. Tapi... Untuk apa?
"Tentu saja."
"Ha?"
"Kau kan pasienku, tentu saja aku mengenalmu"
"Bukan itu maksudku" sanggah Tharn.
"Lalu apa maksudmu?" Type menatap mata Tharn dalam. Mencoba mencari tau maksud pertanyaannya lewat bola mata hitam itu.
"Apa sebelumnya, di tempat lain, selain di minimarket, dokter pernah melihatku?"
Type menghela nafas, kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THARNTYPE FINALLY TOGETHER
Fiksi PenggemarKau takut? Kau takut melewati hal hal buruk bersamaku? Kau takut aku mati demi dirimu? Kau pikir cintaku seremeh itu sampai kau meninggalkanku hanya karena mimpi itu?" ---Tharn