Anyeong :)
Thanks for all...
Author updet! Mohon maaf ya author belum bisaa bales komen kalian
Please vote and comment 🙌🙌🙌
Happy reading ☺
__________
Mereka berlarian di koridor rumah sakit, banyak orang-orang yang melihat penasaran kearah mereka tapi mereka tidak berani untuk mendekat karena sepertinya jika mereka mendekat maka hidup mereka akan langsung berakhir saat itu juga.Mereka sampai di depan ICU seluruh keluarga menunggu dengan cemas keadaan seseorang di dalam sana.
Taeil terus-terusan menggenggam tangan Hirin.2 Jam
3 Jam
Akhirnya dr. Seokjin keluar, raut wajahnya begitu terlihat lelah tapi tidak dapat di pungkiri lagi bahwa ada raut kelegaan yang terpancar dari wajahnya.
"Bagaimana? " tanya Lee
Dr. Seokjin menghembuskan nafas lelah, dia menjelaskan kondisi Sunha semakin lemah tapi Sunha tidak menyerah dan masih bisa bertahan sampai saat ini berkat doa dan dukungan keluarga.
Setelah kepergian dr. Seokjin mereka di perbolehkan untuk masuk tapi hanya beberapa orang saja dan sisanya harus menunggu giliran.
Hirin masuk ke dalam bersama dengan Lee Minho, Taeil, Jaehyun, Jungwoo dan juga Jisung. Hirin mendekat kearah ranjang Sunha, dia mengusap lembut tangan Sunha yang di pasang infus.
"Adek istirahat aja, pasti capekan habis pulang sekolah. "
Hirin melihat Lee Minho kemudian mengelengkan kepalanya, tapi Lee Minho menatapnya tajam dan akhirnya dia terpaksa istirahat. Hirin menatap datar Lee Minho, Hirin tahu Lee Minho menyuruhnya istirahat karena dia ingin berdekatan dengan Sunha. Cih! Kampret emang.
"Sabar dek. " Jungwoo menepuk pelan bahu Hirin membuat Hirin mendengus pelan.
Sementara itu di luar ruangan...
"Aish! Jun geseran elah. " suruh Haechan karena dia duduk di ujung kursi.
"Lu gak liat ini! Gue aja ampe kejepit kek gini juned! "
Haechan melihat kearah Renjun yang sedang mati-matian untuk bernafas karena saat ini Renjun benar-benar terjepit, di sebelahnya ada Lucas dan juga Haechan yang mendorong Renjun.
"Itu si kang kopi tidur apa pingsan? "
Renjun mendorong tubuh Lucas yang menyender kepadanya sedangkan Hendery di sebelah Lucas langsung juga mendorong Lucas. "Ini orang mati keknya. "
"Oy! Jun jangan dorong-dorong! Gue kejepit ini! " teriak Hendery saat Renjun mendorong Lucas kearahnya dan akhirnya dia jadi terjepit karena di sebelahnya ada Jeno yang juga di dorong oleh Ten.
"Woy! Geseran gue gak kebagian! " teriak Ten yang duduk di ujung kursi. Ten semakin mendorong tubuh Jeno dan di balas oleh Haechan yang mendorong tubuh Renjun, tapi kekuatan Haechan tidak dapat mengalahkan Ten akhirnya Haechan di bantu oleh Woobin.
Tapi itu dia masalahnya. "Aduh! Kepala echan jangan di dorong! "
"Anjir! Gak bisa nafas! " ucap Renjun.
Lucas mengerjapkan kedua matanya kemudian melihat ke sekelilingnya, ternyata keluarganya sedang main dorong-dorongan karena dia tidak ingin ikut main, akhirnya dia berdiri dan hal itu membuat tubuh Renjun dan Jeno berbenturan.
Dugh!
"ARGH! " teriak mereka berdua.
Brak!
"JANGAN BERISIK! INI RUMAH SAKIT! BUKAN PASAR MALAM! " bentak Kakek.
"Kita gak berisik! Kakek yang berisik emangnya siapa yang bilang kalo ini pasar malam. " Nenek membalas ucapan Kakek. Oma juga ikut-ikutan meneriaki Kakek sedangkan Opa dia menatap datar keributan itu, memang di antara para orang lanjut usia itu hanya Opa yang paling tenang dan kalem. Pernah satu kali dia ikut-ikutan ribut, tapi berakhir tidak baik karena encoknya kumat.
"Kenapa mereka setiap ketemu pasti selalu ribut. " ucap Ji Chang Wook dan di balas gelengan kepala oleh Karin.
"Mas aja yang anaknya gak tahu apalagi aku. " kata Karin.
"Bun suruh mereka berhenti berantem, kuping Eric pengang. " Eric menutup kedua kupingnya rapat-rapat.
"Nyuruh bunda! Mau bunda kutuk jadi batu. " ucap Karin sambil berkacak pinggang sedangkan Eric mendengus kesal, ini dia sikap bundanya kalo ke orang lain aja dia baik hati, lemah lembut dan tidak sombong tapi ke anak sendiri udah kek ke babu aja. Untung Eric itu termasuk ke jajaran anak sholeh, dia tau letak syurga itu ada di telapak kaki ibu jadi mau di apa-apain juga kalo sama bundanya dia mau menurut.
"Makanya yang sopan sama orang tua. " kata Sangyeon.
'Ck! Elah sok iye si abang di suruh bunda beli pembalut aja langsung pura-pura sakit perut lu. ' batin Eric.
__________
"Lu tobat Hwall gue seneng. " ucap Minhee sedangkan Hwall tidak peduli dengan ucapan si Minhee karena dia sibuk dengan game di ponselnya.
"Adek gue yang tobat, kenapa lu yang seneng? Oh gue tahu pasti ada maunya lu dasar bocah. "
Minhee menatap Hyunjae. "Gue emang bocah bang, yang bilang gue aki-aki siapa. "
"Elu barusan. " jawab Hyunjae membuat Minhee menepuk bibirnya sendiri.
"Keadaan bibi Sunha gimana? " tanya Hwall.
"Gak tahu, oh ya gue mau cerita nih. " ucap Minhee sambil membenarkan posisi duduknya yang awalnya selonjoran jadi duduk layaknya ustad yang mau memulai acara tahlilan.
"Kenapa-kenapa? Cerita dah cerita. " Hyunjae juga langsung membenarkan posisi duduknya. Sedangkan Hwall hanya diam, tapi dia juga menyimak kok meskipun kagak banyak omong.
"Lo inget pas lo tepar disini karena di cekokin obat tidur sama si iblis Hwall. " tanya Minhee dengan raut wajah serius membuat Hyunjae mengangguk dengan raut wajah tegang nahan mules, soalnya baru kali ini dia liat raut wajah serius dari Minhee biasanya jugakan bobrok adeknya si Seungwoo ini kek abangnya.
"Abang gue dateng, bawa-"
Brak!
"MINHEE BALIK LO! KALO PULANG SEKOLAH TU BUKANNYA BALIK KE RUMAH MALAH MAIN LU! "
"BAWA WAJAN! LU MAU NGAPAIN BANG! NUMPANG MASAK YA. " teriak Minhee melihat sosok Seungwoo yang berdiri di depan pintu sambil membawa wajan, udah kek ibu-ibu yang mau tawuran.
Seungwoo menyuruh seseorang di belakangnya untuk membawa Minhee dan seseorang itu adalah Hangyul mana bawa tambang lagi.
"LAH LU MAU NGAPAIN BANG! " Minhee mundur dan bersembunyi di belakang tubuh Hyunjae.
"Mau ngiket hewan kurban buat lebaran nanti. "
Tbc
Please vote dan comment 😀🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesive Brothers [NCT]✔
Teen FictionTinggal jauh dari keluarga selama 3 tahun bukanlah hal mudah bagi Hirin, apalagi harus meninggalkan kakak-kakaknya yang sangat dia sayangi. Akhirnya perpisahan selama 3 tahun itu telah usai, karena Hirin sudah kembali pulang ke kediaman keluarganya...