Antara Cinta dan Luka

97 9 12
                                    

Penulis : Dede Amelia Rahman
Genre : Fiksi Remaja
lmlrhmnn





*Aku mencintaimu layaknya hujan, walaupun aku jatuh berkali-kali, tapi aku tidak pernah mengeluh sakit. Sedangkan kamu mencintaiku layaknya senja, yang datang hanya menorehkan luka.*

*Terimakasih karena telah memberi tahu kepadaku, bahwa cinta tak selamanya happy ending.*


🌻🌻🌻

Siang ini dibawah teriknya matahari, seorang pria berperawakan jangkung itu tengah memandang seorang gadis yang selama ini menjadi kekasihnya.

Betapa teriris hatinya saat melihat gadis itu sedang berinteraksi dengan pria yang lebih baik secara fisik darinya. Bukan maksudnya untuk merendah, hanya saja memang itu kebenarannya.

Sulit memang mencintai gadis yang banyak disukai pria lain. Sedangkan disini posisinya Hanya sebagai serpihan debu diantara berlian-berlian itu.

"Aku salah, telah memaksamu bersama denganku,"lirihnya sambil meneteskan air mata. Bilang saja dia pria pengecut, yang tak berani mengutarakan kecemburuannya.

"Hay?"sapa gadis berkacamata di samping pandangannya.

"Kenapa liatin Juni, kamu suka sama dia?"tanyanya yang tak mengetahui kebenaran bahwa laskar dan Juni adalah sepasang kekasih.

"Tidak, aku hanya sedang menatap teriknya matahari. Indah bukan?"alibinya yang tidak masuk akal.

"Untuk apa berbohong? Kamu pikir semuanya akan baik-baik saja? Kamu salah, semuanya malah akan memburuk. Kamu terlalu pengecut untuk itu,"ledeknya dengan sedikit terkekeh miris.

"Ya, biarkan semuanya seperti ini saja. Aku memang pengecut, kamu tau kenapa pria di hadapan mu ini sangat pengecut?"tanyanya yang langsung mendapat gelengan dari gadis bernama Pelangi itu.

"Karena aku hanya serpihan debu diantara berlian-berlian mahal itu."Pelangi hanya bisa menyesali perkataannya. Menyesal karena ia telah membuat Laskar bertambah sedih. Mengapa ia sebodoh ini?

"Maaf,"lirih Pelangi merasa bersalah.

"Kamu tidak salah, disini cuma aku yang salah. Aku yang terlalu memaksakan kehendak, aku tidak tau jika akhirnya akan jadi seperti ini,"sesalnya dengan tatapan sendu memandang Juni—kekasih backstreet-nya, susah memang berpacaran dalam diam.

Setelahnya Laskar berlalu pergi meninggalkan pelangi yang tengah diserang perasaan bersalah.

"Gimana caranya supaya Juni tau kalau aku sudah berubah. Apa dengan merubah penampilanku juga?"gumamnya.

"Apa aku harus buat geng supaya Juni menerima aku dengan baik seperti Juni menerima Bara?"lanjutnya lagi masih dengan bergumam.

Bruk.

Tiba-tiba dari arah berlawanan beberapa orang pria menabrak tubuhku dengan sangat kencang. Aku rasa mereka sengaja melakukannya.

KUMPULAN CERPEN MEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang