True Love

18 5 0
                                    

Penulis : Yayu Sri Anjani
Genre : Teenfiction
AayuAnjaniii

🌻🌻🌻

“True Love?”
Terkadang kita sering kebingungan membedakan antara Cinta sejati dengan ego, nafsu dan rasa tidak aman.

Bella, gadis cantik yang baru saja memiliki hubungan bersama lelaki yang bernama Elang.

Elang adalah lelaki yang memiliki sifat cuek dan sifat yang egois. Ia selalu merasa benar ketika berdebat dengan Bella. Tetapi Bella selalu sabar menghadapi sifat yang dimiliki oleh kekasihnya itu.
Karena Bella sangat mencintai Elang, tetapi naas nya, elang sama sekali belum pernah bersikap manis kepada Bella.

Ia lebih mementingkan kesibukannya sendiri, tanpa memikirkan perasaan kekasihnya.

Di pagi hari yang cerah ini, Bella memutuskan untuk mengajak Elang jalan. Entahlah selama berpacaran dengan Elang, hanya Bella saja yang terlihat berjuang. Tidak ada kata 'Kita' diantara hubungan mereka.

"Hai Elang"sapa Bella ketika Elang sudah berada di hadapannya.

"Mau ngapain nelpon aku?"ucap Elang cuek

"I want to meet, and spend my time with you. before i leave" ucap Bella yang terdengar aneh.

"Mau kemana kamu?tumben berbicara seperti itu"ucap Elang

"Aku nggak kemana-mana kok, aku masih di sini bersama kamu, ya, walaupun kamu selalu cuek sama aku "ucap Bella yang membuat Elang bungkam.

"Sudahlah, mau kemana kamu hari ini?"ucap Elang jengah

"Aku mohon, jangan cuek lagi"lirih Bella

"Aku memang seperti ini"ucap Elang

"Baiklah, Aku paham, kalau kamu belum sepenuhnya mencintaiku"ucap Bella, lalu menghembuskan napas nya pasrah.

"CUKUP BELLA!"bentak Elang emosi

"Maafkan Aku, Aku yang salah"ucap Bella cepat dengan nada bergetar karena ketakutan.

"Bagus, kalau sadar"ucap Elang sinis

"Kalau seandainya kamu tidak mencintaiku, lantas kenapa kamu membuatku nyaman, dan membuatku terjerat hubungan ini, Elang"batin Bella sedih.

"Jadi gak?"tanya Elang

"Hah?"jawab Bella tersentak kaget dari lamunannya

"Kalo gak jadi, aku mau Game"ucap Elang

"Kenapa kamu selalu prioritaskan Game, dibanding aku?"

"Bukan urusan kamu"ucap Elang

"Ini urusanku! Aku itu pacar kamu Elang!"bentak Bella lelah.

"Kamu pilih aku atau game?"lanjut Bella

"Kamu pilih aku atau sahabat kamu?"ucap Elang memutar balikan.

Karena selama ini, Bella juga lebih memprioritaskan Sahabatnya dibandingkan Elang.

"Kamu gak bisa jawab, jadi adil. Kamu lebih memprioritaskan Sahabat kamu, dan aku lebih memprioritaskan Game dibanding kamu"ucap Elang, dan berlalu pergi meninggalkan Bella yang masih mematung di depan pagar rumahnya.

Rencananya untuk mengajak jalan Elang sudah gagal. Padahal tepat hari ini, adalah hari Anniversary mereka.

Bella tidak minta merayakan Anniversary nya di tempat mewah, tidak meminta sesuatu istimewa seperti orang yang pacaran di luaran sana. Ia hanya meminta agar Elang meluangkan waktunya sedikit saja bersamanya. Hanya itu saja yang Bella harapkan.

*****

Hari ini Bella sudah mulai masuk sekolah kembali, setelah meminta izin beberapa hari. Entahlah izin kenapa.

"Hai Bel!"sapa Luna antusias

"Hai"

"Lo kemana aja Bell,  belakangan ini kok Lo banyak izin sekolah si?"tanya Luna penasaran.

"Nggak kemana-mana kok"ucap Bella seraya tersenyum tipis

"Eh, kok muka lo pucat amat si Bell ...."ucap Luna aneh

"Lo sakit?"lanjutnya

"Enggak kok. Gue baik-baik aja"ucap Bella meyakinkan

"Jangan bohong Bella!"ucap Luna sedikit membentak.

Luna memang seperti itu, terlihat sangat peduli kepada sahabatnya, tapi belum tentu, Luna benar-benar peduli kepada Bella. Bisa saja sahabat yang kita anggap baik, bisa saja mereka berkhianat di belakang kita.

Bertepatan saat Bella akan cerita, tepat juga guru datang ke kelas mereka, dan memulai kegiatan belajar mengajar.

***

Bel pulang sekolah, sudah berbunyi nyaring. Seluruh murid SMA Angkasa, sudah berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing.

Tetapi, Bella masih di kelasnya. Ia merasa kepalanya sangat sakit, tanpa ia sadari, darah mulai bercucuran dari hidungnya.

Luna yang melihat hal itu, langsung menghampiri Bella.

"Bella! Lo kenapa?"tanya Luna panik.

Sedangkan Bella, ia sudah tidak kuat lagi seraya memanggang kepalanya.

Keadaan Bella saat ini adalah, muka nya yang pucat pasi, darah yang bercucuran dari hidung, badan yang mulai gemetar.

"To ... tolong, ambilkan obat aku di tas"ucap Bella tak berdaya

"Ba ... baik, bentar"ucap Luna tak kalah panik

Setelah meminum obat itu, rasa sakit di kepalanya mulai mendingan.

"Sebenernya Lo sakit apa Bell?"tanya Luna

"Gue gak sakit"ucap Bella, dan memaksakan senyumnya.

"Lo gak baik-baik saja, tapi masih mencoba agar terlihat baik-baik saja"ucap Luna kesal

"Sudahlah, gue pulang duluan ya"ucap Bella

"Heh! Gak Boleh!"ucap Luna posesif

"Kenapa?"tanya Bella bingung

"Lo lagi sakit, dan gak boleh pulang sendiri"ucap Luna khawatir

"Emang Lo mau nganterin gue hah! Gak mau Kan?"ucap Bella yang membuat Luna cemberut.

"Umm ... minta anter Elang aja!"ucap Luna berpendapat

"Dia gak bakal mau"ucap Bella sedih

"Loh, kenapa? Dia kan pacar Lo Bell"ucap Luna heran.

Bukannya selama ini, hubungannya terlihat baik-baik saja?
Bahkan terlihat sangat harmonis

"Dia gak pernah peduli sama gue,"ucap Luna sedih

"Kenapa gak dicoba dulu?, gue chat Elang ya, suruh ke sini"ucap Luna, seraya menghubungi Elang.

Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya Elang sudah berada di kelas Bella.

Tatapan yang tajam, muka datar yang mengartikan sifat Cuek yang dimilikinya.

Sesampainya di hadapan Bella dan Luna, Elang langsung bertanya kepada intinya.

"Ada apa?"tanya Elang

"Bella sakit"ucap Luna lembut.

Ada apa ini?
Kenapa Luna berbicara pelembut itu kepada Elang.

"Paling juga sakit biasa"ucap Elang cuek

"Bella mimisan, dan kepalanya sakit"ucap Luna seraya menatap Elang dengan tatapan yang sulit diartikan.

Tatapan yang menunjukan seolah-olah ada rasa yang tersirat dari tatapannya itu.

Bella yang menyadari itu, ia menjadi berfikir yang aneh-aneh

"Apa mungkin, Luna menyukai Elang?" itulah yang ada dalam pikiran Bella.

"Hey!"ucap Bella memecah keheningan.

"Pulang"ucap Elang

"Hah?"beo Bella tidak paham

"Biar gue anter"ucap Elang

"Aku lapar"ucap Bella jujur

"Oke, kita makan siang dulu"ucap Elang, yang membuat Bella senang.

Kapan lagi coba, Elang ngajak Bella terlebih dahulu.

"Terima kasih"ucap Bella senang.

"Tapi, Luna ikut"ucap Elang.

Luna yang diajak seperti itu pun, kaget.

"Kenapa?"tanya Bella heran

"Kalau tidak setuju, lebih baik tidak makan siang"ucap Elang.

Sedangkan Luna, ia hanya diam menyimak perdebatan sepasang kekasih ini.

"Oke lah"ucap Bella pasrah.

"Elang. lebih baik, gue gak ikut deh"ucap Luna tidak enak.

"Gapapa, ikut aja"ucap Elang, yang terdengar lembut.

Kenapa Elang tidak bisa berbicara selembut itu kepada Bella. Kenapa hanya kepada Luna.

***

Sesampainya di salah satu Cafe, mereka segera memilih tempat duduk.

"Kamu mau pesan apa?"tanya Bella kepada Elang

"Pasti nasi goreng gak pake telur, dan minumnya, Es teh manis gula nya sedikit. Iya kan?"ucap Luna cepat.

Sedangkan Bella, ia kebingungan. Bagaimana bisa, Luna—Sahabat terbaiknya, itu seolah-olah tahu semua tentang Elang—Kekasih Bella.

"Iya, Aku pesan itu"ucap Elang seraya tersenyum.

"Aku mau ke toilet sebentar"ucap Bella.

Mereka pun mengangguk yang mengartikan 'Iya'

Di meja itu, hanya tersisa Elang dan Luna.
Sedangkan Bella, ia pergi ke salah satu toilet yang ada di Cafe tersebut.

Sesampainya di toilet, Bella menumpahkan air matanya, yang dari tadi ia tahan, di hadapan Elang dan Luna. Ia sedih, mengapa seolah-olah, Luna dan Elang, mempunyai perasaan khusus.

Bella mengusap air matanya. Ia tidak boleh terlihat lemah.

"Gue gak boleh lemah"ucap Bella memberi semangat kepada dirinya sendiri.

"Gue harus lewati semua ini"ucapnya lagi.
Bella pun pergi, menuju mejanya kembali.

Tetapi, belum saja sampai di mejanya, Bella sudah disambut dengan pemandangan yang membuat hatinya panas.

Luna—Sahabatnya sedang bermesraan dengan Elang—Kekasihnya.

"Kalian tidak punya perasaan!"teriak Bella di hadapan Luna dan Elang.

Mereka pun tersentak kaget. Banyak orang juga yang memusatkan perhatiannya kepada mereka

"Kamu tega, Elang!"ucap Bella seraya menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Bella, tolong dengerin penjelasku dulu"ucap Elang

"CUKUP, ELANG! CUKUP!"teriak Bella lelah dengan semua ini.

"Kenapa Bell, kenapa?"lirih Elang

"Kamu masih tanya kenapa? harusnya kamu sadar diri dong Lang! Sadar! Selama ini, cuma aku yang berjuang, cuma aku! Gak ada kata 'kita' diantara kita. Hanya aku, yang berjuang. HANYA AKU LANG!"ucap Bella seraya menahan air matanya.

Tak membutuhkan waktu lama, air mata yang sedari tadi dipendam pun akhirnya keluar dengan derasnya. tangis Bella pecah, bertepatan hujan turun dengan derasnya.

"Maafkan Aku Bella,"ucap Elang



"Maaf terus yang kamu ucapkan, lalu diulangi lagi. Gak ada gunanya, nasi sudah menjadi bubur. Jadi gak bisa dibalikkan lagi. Kata maaf yang Lo ucapkan udah gak ada artinya lagi Elang."ucap Bella dengan nada sinis yang bercampur kecewa.

"Aku lelah Lang! Aku cape, aku mau akhiri semuanya"ucap Bella parau.

"Maksud kamu?"tanya Elang tak percaya.

"Aku mau kita akhiri semua hubungan kita"ucap Bella yang membuat Elang menggeleng tak percaya.

"Maksud kamu putus?"ucap Elang memastikan.
Dan hal itu diangguki oleh Bella.

Elang menggeleng tak percaya dengan keputusan Bella. Apakah dirinya akan menyesal karena telah menyia-nyiakan gadis yang sabar seperti Bella?

"Iya, kita putus Lang. Aku udah cape dengan semua ini. Se sabar-sabar nya diriku, Aku masih punya batas kesabaran. Dan sayangnya kamu menyia-nyiakan kesempatan itu,"ucap Bella

"Kasih aku kesempatan kedua, Bell."

"Sayangnya gue terlanjur kecewa sama Lo! Lo khianatin gue, dasar brengsek!"ucap Bella dengan amarah.

"Dan Lo, Luna. Lo juga sudah mengecewakan gue. Dasar pengkhianat!"ucap Bella.

"Lebih pengkhianat mana, dengan kakak Lo?"ucap Luna dengan nada meremehkan.

"Maksud Lo apa?"

"Maksud gue. Kakak Lo, Marcel! Dia udah rusak masa depan kakak gue!"ucap Luna

"Gue gak tahu apa-apa tentang itu. Bahkan gue baru tahu sekarang"ucap Bella tak mengerti.

"Karena Lo adik dari Seseorang yang sudah menghancurkan masa depan kakak gue, gue akan hancurkan Lo juga. Salah satunya dengan cara seperti ini"ucap Luna

"Sumpah ya Lun. Gue kira Li sahabat terbaik gue. Tapi nyatanya? Lo hanya seorang pengkhianat!"ucap Bella.

Di tengah perdebatan itu. Tiba-tiba saja, kepala Bella mulai terasa sakit lagi. Bahkan sakitnya dua kali lipat dari rasa sakit yang tadi.
Darah pun, mulai keluar dari hidung Bella.

"Bell, kamu kenapa?"tanya Elang panik.

"Bukan urusan Lo!"ucap Bella

"Aku peduli sama kamu Bella!"

"Omong kosong! Kenapa baru sekarang Lo peduli sama gue?"ucap Bella, dan berlalu pergi meninggalkan Elang dan Luna.

Bella berlari di tengah hujan yang deras, kepalanya terasa sangat sakit, darah yang mengalir dari hidungnya, kini menjadi satu dengan air hujan.

Hati Bella sangat hancur. Ia kecewa, ia tak percaya. Tak lama kemudian, Bella merasa badannya sudah tak mampu menahan lagi.
Bella tumbang, di tengah hujan yang deras ini.

******

Sudah empat hari setelah kejadian di Cafe, Bella tidak ada kabar sama sekali.

Elang sudah mencari Bella ke rumahnya,  tetapi tidak ada siapa-siapa.

Elang sudah menyesal telah menyia-nyiakan gadis seperti Bella.

Sedangkan Luna, ia sudah meninggal akibat kecelakaan beberapa hari yang lalu.

Kini, Elang merasa hidupnya sudah tak berarti. Ia ingin mengakhiri hidupnya sekarang juga. Tapi itu bukanlah sesuatu yang baik.

"Lo tahu kabar Bella gak?"tanya Elang kepada salah satu teman Bella.

"Loh, bukannya Bella ada di rumah sakit ya?"

"Emang dia kenapa?"tanya Elang bingung.

"Dia kan beberapa bulan lalu, menderita sakit yang lumayan serius, dan sampai sekarang. Bahkan kesempatan hidupnya cuma 30 persen untuk hidup"

Deg!

Bagai tersambar petir di siang hari, Elang sangat kaget mendengar kenyataan itu.

"O ... oke, makasih infonya"ucap Elang

"Baik, kalo gitu gue pergi ya"pamit teman Bella

"Silakan"

*****

Saat ini Elang sedang berada menuju rumah sakit, di mana Bella dirawat. Dengan cepat, Elang menghampiri salah satu suster yang ada di sana.

"Permisi Sus. Saya mau minta tolong"

"Iya, ada apa tuan?"

"Tolong tunjukan ruang rawat, atas nama Bella Riana"ucap Elang.

"Baru saja, Nona Bella dibawa pulang oleh keluarganya"ucap Suster tersebut, yang membuat Elang senang. Itu artinya Bella sudah mulai membaik.

"Tapi ...."ucap Suster terpotong.

"Ya sudah Sus, terimakasih"ucap Elang dan berlalu pergi menuju rumah Bella.

*****

Sesampainya di halaman rumah Bella, Elang mulai kebingungan.

Kenapa sangat ramai? Ada acara apa di rumah Bella? Kenapa terpajang bendera kuning?

"Assalamuaalaikum ...."ucap Elang terpotong ketika melihat seseorang yang sudah dibalut dengan kain serba putih.

"Ini ada apa?"tanya Elang.

"JAWAB! INI ADA APA?"ucap Elang lebih keras.

"Nak Elang, tolong ikhlaskan Bella"ucap Risa—mama Bella.

"Apa maksud tante?"ucap Elang pelan

"Bella sudah tenang di alam sana. Bella sudah tiada Lang"lirih Risa

"Ini gak mungkin,"ucap Elang seraya menggelengkan kepalanya tak percaya.

"PUAS LO! PUAS UDAH BUAT ADIK GUE MENDERITA HAH!"ucap Marcel dengan marah.

"Maaf bang,"

"Gak ada artinya maaf Lo!"ucap Marcel

"Gue nyesel bang, nyesel" ucap Elang dan berlari menghampiri seseorang yang sudah tak bernapas itu.

"Bella, maafkan aku bel. Aku nyesel. Aku sadar, kalau mencintai itu saling menyukai, buka  melukai. Maafkan Aku Bell, mohon Bell, bangun Bella!"ucap Elang dengan tangisan yang menggelegar.

"Nih, ada surat dari Bella, dia nitip surat ini sebelum dia pergi"ucap Marcel seraya menyodorkan selembar kertas.

Hai Elang. Syukur kamu bisa baca surat ini. Dan artinya, kalau kamu baca surat ini, aku udah gak ada di dunia lagi.

Tidak apa-apa, walaupun kita berbeda Alam, tapi cintaku hanya untuk kamu. Hanya kamu satu di hatiku.

Hahaha, aku lucu ya, mencintai seseorang yang tidak mencintaiku. Tapi aku selalu bertahan dengan cinta yang aku anggap cinta sejatiku.

Aku mencintaimu, tapi ... kamu tidak. Iya kan?


Terkadang, hal-hal baik yang terjadi tidak harus memiliki kelanjutan. Terkadang, mereka hanya berhenti begitu saja. Tidak semua yang baik harus berakhir baik juga. Ini bukan salahmu, dan juga bukan salahku. Memang mungkin, jalan cinta kita hanya sekian saja.

Terkadang aku sering membayangkan, kalau kita akan terus bersama. Tetapi tidak. Kita mungkin bisa membuat dunia bersama. Tapi tidak, hanya sekian saja.
Terimakasih atas luka dan derita yang telah kau berikan

Dari: Bella Riana
Untuk: Elang Adiguna

~ENDING~

KUMPULAN CERPEN MEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang