⊱ 5┊ʏᴇs!

619 143 112
                                    

❝ ʏᴇs! ❞一一一一一一一一一一一一

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ʏᴇs!
一一一一一一一一一一一一

Saat aku membalikkan tubuhku,

Brugh

Aku menabrak tubuh Soobin yang entah sejak kapan sudah berada di depanku.

Dia mengulurkan tangan kanannya ke rak paling atas, tangan kirinya menahan pintu lemari. Posisi seperti ini benar-benar membuatku terlihat seperti tergencet. Tiba-tiba dia menunduk lalu menatapku yang jauh lebih pendek darinya tanpa berniat menggeserkan tubuhnya yang sangat dekat denganku.

Manik kami kembali terkunci, menatap satu sama lain. Dia menatapku dengan dalam dan sedikit tajam.

Deg

Kali ini jantungku berdegup dengan cepat. Dan bahkan semakin lama semakin cepat.

Merasa kecepatan degupan jantungku terus bertambah, aku memutuskan eyes contact kami lalu berdeham pelan. Aksiku membuatnya tersontak lalu mundur beberapa langkah.

"Nih," ucapnya setelah sedikit berdeham sambil menyodorkan sekantung aksesoris yang bersinar itu. Dengan canggung aku menerimanya, "Kamsahabnida, Soobin-ssi." Mataku menangkap pergerakan kecil dari kepalanya yang bergerak ke atas dan kebawah.

Kami kembali ke meja rias. Aku mulai mengeluarkan barang-barang yang harus dia gunakan dan mulai memakaikannya. Mulai dari anting, kalung, gelang dan lain sebagainya.

Dan akhirnya selesai!

Semuanya benar-benar selesai. Dari base make up sampai aksesoris. Aku yakin semua yang diperintahkan oleh Manajer Kim sudah ku lakukan semua. Aku melirik ke arah jam digital ponsel ku, waktuku masih tersisa 5 menit sebelum tenggat waktu.

Aku kembali memandang Soobin dengan kagum. Dia sangat tampan dengan pakaian dan aksesoris seperti itu. "Akhirnya selesai" ucapku sambil tersenyum lebar.

"Kalau gitu, ayo ke ruang utama." ajak Soobin yang mulai berjalan keluar ruangan dan meninggalkan ku di belakang. "Semoga diterima, please!" gumamku berharap sambil keluar ruangan nyusul Soobin yang udah keluar sedari tadi.

Selama perjalanan menuju ruang utama make up, kami hanya berdiam diri tanpa ada minat untuk membuka percakapan. Dan tak lama kemudian, aku— maksudku, kami berpas-pasan dengan Manajer Kim. "Annyeong, Manajer" Sapa Soobin.

"Oh, Sudah selesai, Delynn?"

"Sudah, Manajer." jawabku.

Manager Kim melihat Soobin dengan saksama dari atas sampai bawah. Seperti memindai dan menilai penampilan Soobin. Ah, perilakunya membuat ku semakin- takut.

"Soobin, kamu boleh masuk duluan. Delynn kita bicara 4 mata sebentar." Suruh Manajer Kim pada Soobin lalu memintaku untuk tetap di sini bersamanya. Dan dapat ku lihat kalau Soobin langsung masuk ke dalam ruang make up utama tanpa menjawab apapun. Meninggalkan ku dengan Manajer Kim hanya untuk berdua.

ᴡᴏʀᴋ & ᴅᴀᴛᴇ || sᴏᴏʙɪɴ  [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang