❝ ᴘᴜʟᴀɴɢ ❞
一一一一一一一一一一一一Memalingkan wajah untuk melihat apa yang terjadi. Delynn terloncat dalam duduknya ketika menyadari jika cairan basah yang mengalir adalah darah segar dari hidungnya sendiri. Dengan kata lain, ia mimisan. Kontan ia mengapit pangkal hidungnya untuk menghentikan darah kotor yang terus mengalir keluar. Dengan asal menyeka sisa cairan pekat dengan punggung tangan.
Suasana ruangan menjadi hening. Delynn mengedarkan pandang ke sekitar. Hueningkai duduk membeku dengan wajah memucat, sedangkan Soobin dengan raut terkejut hampir melempar ponsel ke sembarang arah dan berlari ke arahnya. Cukup lama diam memandangi pergerakan Soobin. Soobin yang tadinya santai kini jalan mondar-mandir mencari sesuatu dan kembali menekuk lutut di hadapan Delynn agar sejajar tingginya.
Lembaran putih tipis Soobin tarik dari tempatnya. Dengan telaten menyeka area wajah Delynn yang memerah karena terkontaminasi darah kotor. "Sini." Soobin menarik jemari Delynn, menggantikannya agar bisa mengapit hidup Delynn dengan jari-jarinya sendiri. "Bersihin tanganmu pakai ini." Sebelah tangan yang terbebas dari segala kegiatan Soobin pakai untuk menyerah tisu basah kepada Delynn. Menurut, Delynn membersihkan tangannya yang kacau dengan darah.
"Kai, kalau ga kuat ga usah lihat." Soobin membuka suara, memberi peringatan pada si bungsu dalam grup kecil ini. "M-maaf ga bisa bantu, Del. Gue ga kuat kalau liat darah," ucap Kai terbata. "Iya, gapapa kok, Kai...." Delynn melirih. Sama terkejutnya dengan dua muda lainnya.
Cukup lama membersihkan noda merah yang menghiasi hampir seluruh telapak tangannya, Delynn kembali mengapit hidungnya. Menggeser tangan Soobin perlahan. "U-udah, lu, tangan lu lepas aja." Melepas nafas dari bibir lega, Delynn hanya bisa tersenyum kecut pada Soobin yang kini duduk bersila di sebelahnya. Duduk sedikit membungkuk sembari membersihkan tangannya sendiri.
Selang beberapa detik, ia memperoleh tatapan tidak senang dari sang muda. "Makanya, kamu kalau udah merasa capek, pulang aja. Masih mending mimisan, kalau pingsan 'kan repot nanti." Delynn meringis dengan rengekkan kecil ketika kedua belah pipinya dicubit ganas oleh Soobin. Dengan lirihan kecil membalas, "A-aku ga ngerasa capek..."
"Pulang aja ya? Nanti aku antar kamu pulang."
"Tapi tadi aku udah bilang sampai jam sembilan. Masih ada satu jam lagi, Bin." Menolak sungkan. Merasa tidak enak dengan yang lainnya jikalau harus pulang lebih awal dari janji yang sudah ia katakan tadi pada anggota lainnya. "Gapapa, ga perlu merasa ga enakan. Kamu juga sampai mimisan gitu, semuanya pasti ngerti kok. Pulang aja, oke?" Cubitan ganas yang semula ia rasakan perlahan mengendur dan tergantikan dengan pipinya yang terasa hangat penuh. Soobin tengah merangkum wajahnya.
"Ekhm, erm, iya gapapa kok, Del." Sempat terpaku pada wajah tampan sang ketua, Delynn membawa kepalanya kepada si termuda yang membuka suara. Terlihat Hueningkai telah kembali membalikkan tubuh menatap ke arahnya. "Kalau gitu setengah jam lagi deh! Habis itu aku pulang sendiri. Janji," pinta Delynn sembari memisahkan tangkupan tangan Soobin pada wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴡᴏʀᴋ & ᴅᴀᴛᴇ || sᴏᴏʙɪɴ [✔]
Fanfic一[𝟷𝟻+] [sᴇᴅᴀɴɢ ᴅɪʀᴇᴠɪsɪ] ❝ ᴜɴᴛᴜɴɢ ɪᴅᴏʟ, ᴋᴀʟᴀᴜ ʙᴜᴋᴀɴ ᴜᴅᴀʜ ɢᴜᴇ sʟᴇᴅɪɴɢ sᴀᴋɪɴɢ ɴʏᴇʙᴇʟɪɴɴʏᴀ. ❞ sᴛᴀʀᴛ: 𝟽 ᴊᴜʟɪ 𝟸𝟶𝟸𝟶 ᴇɴᴅ: 𝟷𝟸 ᴅᴇsᴇᴍʙᴇʀ 𝟸𝟶𝟸𝟶 ʙᴀʜᴀsᴀ, ʙᴀᴋᴜ - sᴇᴍɪ ʙᴀᴋᴜ. 🖇·˚ ༘- ғᴛ. ᴄʜᴏɪ sᴏᴏʙɪɴ (최수빈) ࿐ Sn. : lagi direvisi. Chapter diunp...