❝ 𝟺 ᴄᴍ ❞
一一一一一一一一一一一一Setelah Manajer Kim keluar, ruangan jadi sunyi. Aku menunduk singkat begitu merasa kecanggungan menguasai ruangan. Dia, laki-laki itu, juga tampak sama canggungnya denganku. Bedanya dia sedikit tersenyum.
"Annyeonghaseo, saya Choi Soobin, leader dari Tubatu." Dia, Soobin, membuka percakapan dengan memperkenalkan diri sambil sedikit membungkuk.
"A-annyeonghaseo, Delynn Jescova dari Indonesia." Aku mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Dia terlihat bingung. Ah, aku baru ingat kalau di Korea berkenalan jarang diikuti dengan jabat tangan. Dia membalas jabat tanganku setelah sepersekian detik. Ah. Aku malu. "Eum, kita, em, mulai aja ya." Aku mengajaknya segera. Memalingkan wajah malu dan mencoba untuk bersikap sibuk. Aku masih malu!
"Mm." Jawabnya mendeham. Singkat padat jelas.
Aku langsung mempersiapkan peralatan yang diperlukan dan ga lupa untuk lihat style yang harus diterapkan. Ada notifikasi kalau Manajer Kim sudah mengirimkannya padaku.
Ku lirik sedikit ke arah kiri, laki-laki bernama Soobin itu masih diam seraya memainkan ponsel. Setelah semua siap, aku mengodekan Soobin untuk duduk di depan cermin. Dia menurut dan aku mulai mengaplikasikan base make up; foundation, concealer dan bedak. Sedari tadi dia cuma diam dengan mata terpejam. Ga lagi memainkan ponsel begitu acara merias ini dimulai.
Sopannya jodoh orang. Eh.
Aku terus bergumam dengan Bahasa Inggris tanpa sadar seraya mencari warna eyeshadow yang sama dengan yang di layar ponselku. Kebiasaan ku sejak SMA. Hehe.
Saat aku berhasil menemukan warna yang pas dan cocok, aku mengalihkan pandanganku ke arah Idol yang sedang ku dandani. Sedikit terkejut, dia melihat ke arahku. Dan tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke arah lain. Apa maksudnya?
Aku cantik? Engga. Tolong. Delynn. Kondisikan ke-randoman mu. Sekarang masih kerja.
Dengan segera aku menggeleng pelan untuk mengoyakkan pikiran random barusan. Menghampiri Soobin. Aku sedikit mencondongkan tubuh ku dan mulai memakaikan eyeshadow tipis di kelopak matanya.
Posisi kami— sangat dekat. Lebih tepatnya posisi jarak wajah kami.
"Maaf, tolong melek sebentar." Pintaku, agar bisa lihat lebih jelas hasil karyaku barusan. Aku mulai melihat pergerakan pada bola matanya dan perlahan terbuka. Manik kami bertemu. Terkunci dalam, memandang netra jelaga masing-masing. Ingat yang ku bilang tadi? Jarak kami berdua sangatlah dekat.
Deg
Bukan. Itu bukan suara jantungku yang berdebar. Itu suara brush yang tadinya di atas meja, menggelinding dan jatuh ke atas kursi sebelah kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴡᴏʀᴋ & ᴅᴀᴛᴇ || sᴏᴏʙɪɴ [✔]
Fanfiction一[𝟷𝟻+] [sᴇᴅᴀɴɢ ᴅɪʀᴇᴠɪsɪ] ❝ ᴜɴᴛᴜɴɢ ɪᴅᴏʟ, ᴋᴀʟᴀᴜ ʙᴜᴋᴀɴ ᴜᴅᴀʜ ɢᴜᴇ sʟᴇᴅɪɴɢ sᴀᴋɪɴɢ ɴʏᴇʙᴇʟɪɴɴʏᴀ. ❞ sᴛᴀʀᴛ: 𝟽 ᴊᴜʟɪ 𝟸𝟶𝟸𝟶 ᴇɴᴅ: 𝟷𝟸 ᴅᴇsᴇᴍʙᴇʀ 𝟸𝟶𝟸𝟶 ʙᴀʜᴀsᴀ, ʙᴀᴋᴜ - sᴇᴍɪ ʙᴀᴋᴜ. 🖇·˚ ༘- ғᴛ. ᴄʜᴏɪ sᴏᴏʙɪɴ (최수빈) ࿐ Sn. : lagi direvisi. Chapter diunp...