- Cinta itu bagaimana kau meyakininya bahwa dia akan menjadi milikmu, maka semesta tidak akan pernah bisa menolaknya-
05.30 AM
Suasana pagi hari di Seoul cukup dingin, padahal saat ini belum waktunya masuk musim dingin. Tapi entah kenapa, hembusan angin di pagi hari ini mampu membuat siapa pun betah untuk bergelung di dalam selimutnya. Hal ini dibuktikan dengan sesosok gadis yang masih dengan tenangnya membungkus dirinya layaknya sebuah kepompong. Mungkin gadis ini berpikiran setelah dia keluar dari bungkusan selimutnya, dia menjadi gadis cantik yang menawan hati siapa pun layaknya kupu-kupu yang berhasil keluar dari kepompongnya.
CKLEKK..
Terdengar suara pintu terbuka dan membuat udara dingin masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi. Kemudian terdengar sebuah langkah kaki melangkah mendekati ranjang gadis itu, telinga gadis itu cukup mampu menangkap suara-suara di sekitarnya tapi apa daya mata dia masih ingin terpejam.
PLAKKK..PLAKK..
" Yakk!! anak gadis sepertimu ingin tidur sampai jam berapa? Kau tidak ada kuliah? Bangunlah!! sesekali bantu eomma mu ini di dapur!!" teriak Kim Eunjung sambil berusaha menarik selimut anaknya, dia mendecak kesal saat mendapati kamar anaknya yang layaknya kandang ayam daripada kamar seorang gadis berusia dua puluh tahun. Laptop dibiarkan menyala tanpa melepas kabelnya, kertas-kertas hasil pekerjaannya juga dibiarkan berserakan, buku-buku juga dibiarkan tergeletak begitu saja. Kim Eunjung selaku eomma gadis itu hanya bisa menggeleng frustasi dengan sikap berantakan anaknya.
PLAKK!! Pukulan keras dilayangkan sekali lagi pada anak gadisnya itu, sepertinya pukulannya kali ini mampu membuat anak gadisnya tersadar karena dibuktikan dengan keluarnya teriakan keras dari mulutnya.
" EOMMA APPOO!! ABOEJII SELAMATKAN AKU DARI ISTRIMU INI!!" teriak gadis itu melengking dan hal itu mampu membuat seluruh penghuni rumah itu hanya geleng-geleng kepala termasuk laki-laki tua yang sedang serius membaca koran di ruang tamu.
" Song ahjumma, apa telingamu masih baik-baik saja? Kau hampir setiap hari selama belasan tahun ini selalu mendengar teriakan anak gadisku. Aku bersedia membawamu ke dokter THT jika kau mengalami sedikit gangguan pendengaran." ujar Kim Donghyuk seraya menaikkan satu alisnya ke atas dan menurunkan koran yang dibacanya kepada Ahjumma Song yang sudah bekerja begitu lama sejak kelahiran puteri satu-satunya.
" Hahahaha..justru jika tidak begini rumah ini akan sepi sekali tanpa teriakkan nona Jisoo." balas Ahjumma Song itu sambil tetap melanjutkan pekerjaannya membersihkan rumah.
" Aku hanya khawatir saja padanya, dia sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan pada lawan jenisnya. Lalu lihatlah seberapa keras usaha istriku untuk membuat dia menjadi sedikit menjadi gadis usia dua puluh tahunan pada umumnya." jelas Kim Donghyuk yang diakhiri kekehan ringan dan gelengan kepala mengingat kelakuan putrinya dan istrinya yang tidak pernah akur.
" Tenang saja, nona pasti akan berubah jika dia sudah dengan jelas melihat perasaannya sendiri Tuan." ujar Song Ahjumma sambil tersenyum. Song Ahjumma sudah menganggap anak dari tuan dan nyonyanya sebagai putrinya sendiri, mengingat ayah dari gadis itu sibuk mengurusi perusahaan dan sesekali mau tidak mau istrinya harus ikut membantunya juga. Tapi, sesibuk apa pun orang tua Jisoo mereka sangat menyayangi dan berusaha mendidik anak gadisnya dengan tangan mereka sendiri.
Kembali ke dalam kamar gadis yang sejak tadi menjadi bahan obrolan kedua manusia paruh baya di bawah. Terlihat gadis itu menatap sengit ibunya dari gulungan selimut yang membungkus tubuhnya karena mengganggu acara tidur nyenyaknya.
" Aish eomma!! aku masih bisa tidur lebih lama. Aku kuliah masih jam sepuluh pagi. Dan lihatlah sekarang, bahkan belum menunjukkan pukul enam!! Ini masih terlalu pagi." ucap gadis itu bersungut-sungut sambil mengambil jam weker di atas mejanya dan menunjukkan kepada eommanya dengan semangat membara.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO AM I TO YOU? (END)
FanfictionAku hanya ingin tahu tentang 'siapa aku untukmu' pada akhir kisah ini. Cinta itu sesuatu yang abstrak, jadi biarkan perasaan itu mengalir dengan bebas.. Entah nanti sebagai teman, kekasih, ataupun musuh. Tapi, jika Tuhan mengarahkan kita ke sebuah...