WHO AM I TO YOU 9

436 50 3
                                    

- Tidak terlambat bukan? Untuk memulai segalanya kembali pada tempatnya?-

- Berharap menjalin hubungan yang normal, layaknya pasangan pada umumnya bukan sebuah kejahatan bukan?-

Rumah sakit,

Gadis dengan balutan perban di beberapa bagian tangan serta kepalanya perlahan membuka matanya, dia sedikit mengernyitkan dahinya saat dirasa tubuhnya merasakan sakit saat digerakkan. Matanya perlahan terbuka, kedua mata itu sedang berusaha mengelola cahaya yang masuk ke dalam kedua retina matanya.

Gadis itu tergolong gadis yang cukup cerdas, dia tidak bodoh untuk mengetahui apa yang baru saja dia alami. Terlihat beberapa orang serta dokter memandang ke arah dirinya dengan tatapan harap-harap cemas. Otaknya mencari-cari kesimpulan apa yang bisa dia ambil, yaitu dia mengalami kecelakaan yang bisa dibilang cukup tragis, karena melihat bagaimana orang yang mengaku sebagai ayah, ibu, dan kakak ipar memeluknya dengan erat. Pelukan erat seolah mereka tidak menginginkan dirinya pergi. Bahkan seseorang yang notabennya adalah pengasuhnya sejak kecil terlihat begitu menangis tersedu di sampingnya.

" Apa yang sekarang kau rasakan?" Dokter kepercayaan keluarga Kim mencoba memulai percakapan dengan gadis yang menjadi pusat potensi depresi orang-orang sekitarnya.

" Kosong, hujan, dan mobil yang terbalik. Ke mana aku dengan mobil saat hujan?" gadis itu mengucapkan semuanya dengan lirih dan hanya dokter saja yang mampu mendengarnya, seakan takut jika suaranya ia keluarkan akan membuat orang-orang tadi semakin mengeluarkan ekspresi yang paling ia benci. Penyesalan dan ekspresi belas kasih.

Sudah dua hari penuh, gadis itu mencoba mengembalikan ingatan samar-samar mengenai keluarganya, dia memang tidak hilang ingatan hanya saja dia mengalami syok saat pertama kali bangun. Dua hari tanpa suara, dua hari pula dia jengah dengan suasana hening yang ada di ruang inapnya. Kim Haera dan Eommanya yang masih setia mengupas apel.

" Apa aku sudah menikah eomma? Ceritakan apa kalian keberatan menceritakannya?" tanyanya singkat.

Dua minggu sudah terlewati, selama itu pula dia menunggu sosok yang di aku-aku sebagai suaminya.

" Eooni, apa dia sebegitu tidak yakinnya menunjukkan wajahnya padaku?! Awas saja jika dia mengeluarkan ekspresi yang sama seperti kalian!!. Aku tidak suka. Sabar, kau pasti bisa melewatinya, persetan dengan semua itu.! Apa benar aku ini istrinya? Perjodohan atas dasar dia mencintaiku?! Omong kosong" geramnya sebal dengan meremas buku novel yang ada di tangannya.

" Kau tidak percaya kau sudah menyandang status baru?" Haera menaikkan satu alisnya, heran dengan sikap keras kepala Jisoo. Sekarang dia tahu kenapa Seokjin adik iparnya itu, berusaha selalu meletakkan Jisoo dalam kendalinya serta mengurungnya.

" Ya. Jika aku memutuskan untuk mengikatkan diriku pada seseorang, maka dia harus sangat luar biasa layak berdiri di sampingku." gerutunya

Kim Haera, serta keluarganya yang ada di sana hanya bisa diam. Mereka sedang sibuk dengan pikiran masing-masing, mengenai bagaimana memberitahu Seokjin. Memberitahu bahwa gadis yang teramat dia jaga telah diracuni oleh mereka.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kantor Seokjin,

11.00 A.M

" Jisoo~sii apa yang kau lakukan di sini?" seru resepsionis di kantor Seokjin, karena terkejut melihat wanita yang hampir tiga bulan ini tidak pernah sekalipun mau menginjakkan kakinya ke perusahaan Seokjin, sejak pemindahan pusatnya ke Seoul. Lagi pula bukan rahasia lagi, jika beberapa orang bergosip tentang kebenaran pernikahan Jisoo dan Seokjin, karena selama ini yang tersiar adalah kabar pernikahan yang terancam batal karena kecelakaan yang menimpa kedua orang tua Seokjin dan juga Jisoo turut menjadi korbannya. Maka dari itu, kedatangan Jisoo menjadi pemandangan yang tentu tidak boleh dilewatkan begitu saja. Kecantikannya, keanggunannya serta aura tidak bersahabat yang tidak kalah dari Seokjin begitu menguar dari dalam dirinya. Padahal, dia hanya mengenakan celana jeans serta kemeja berwarna biru dongker dengan membawa tas ransel kecil. Khas anak kuliah an.

WHO AM I TO YOU? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang