- Kau boleh senang atas keyakinanmu, tapi jangan lupa ada Tuhan di atas segalanya. Kau berkata bahwa kau sedang berperan sebagai pria baik-baik. Bukankah itu hanya peran? Jadi, jangan salahkan Tuhan jika suatu saat semua ini hanyalah semu semata-
Rumah Kim Jisoo
06.00 AM,
Saat ini, di atas ranjang Jisoo sedang terjadi obrolan yang menarik. Lihat saja, bagaimana kedua orang tua Seokjin mengapit Jisoo di antara mereka. Jisoo benar-benar di perlakukan layaknya putri kandung dari Kim Hyura dan Kim Donghyun. Jisoo hanya terkekeh kecil, saat merasakan bagaimana tangan halus dari wanita yang menjabat sebagai eomma Seokjin semakin mempererat pelukannya, jangan lupakan bagaimana aboeji Seokjin yang juga mengusap rambutnya dengan penuh sayang.
" Soo~ya, apa Seokjin selalu membangunkanmu seperti tadi? Hingga kau langsung merasa jika yang memelukmu tadi adalah anakku hmm?" pertanyaan dari aboeji Seokjin membuat Jisoo memberengut kesal.
" Aish!!..sudah ku bilang jangan membahas dia!!!" dengus Jisoo, kemudian dia berbalik memunggungi aboeji Seokjin dan beralih memeluk eomma Seokjin sembari mendumel
" Eomma~ apa semua laki-laki di keluargamu memang se menyebalkan ini? Jaewoo oppa pun hanya bisa tertawa saja menghadapi adiknya. Lalu, aboeji juga hanya menyebutkan nama anak bungsumu!! Dia bahkan tidak menanyakan kabarku!!" suara Jisoo terdengar kesal dan manja di saat bersamaan walaupun sedikit teredam di pelukan seorang Kim Hyura.
Kim Hyura mendelik kesal pada suaminya, karena membuat mood Kim Jisoo menjadi buruk di pagi hari. Seperti yang di keluhkan Seokjin bahwa, keberadaan Kim Jisoo bisa berpotensi merebut posisinya sebagai anak bungsu di keluarganya. Sepertinya, Kim Jisoo juga berpotensi menjadi menantu kesayangan dari Kim Hyura.
Eomma Seokjin menepuk-nepuk pelan punggung Jisoo layaknya menidurkan seorang bayi kecil dan berkata " Maka dari itu, kau mau menjadi putri kandungku saja hmm? Aku memang punya menantu perempuan, tapi dia lebih sering di rumah orang tuanya karena besanku sakit-sakitan."
" Kedengarannya, itu lebih menarik daripada aku memiliki gelar sebagai istri dari Kim Seokjin eomma." jawab Jisoo terdengar antusias dan lega.
" Kau seperti telah menemukan secerca harapan dalam hidupmu," kali ini suara aboeji Seokjin yang terdengar. " Pernikahan tidak se menakutkan itu, kau bahkan menolak gaun yang di berikan oleh Seokjin kemarin. Padahal, gaun itu pilihan dari istriku."
Kim Jisoo memberikan pandangan bertanya kepada aboeji Seokjin,
" Aku mendengarnya dari Hajoon, asisten pribadi Seokjin. Dia melihat kalian sedikit berdebat di sana. Memang apa yang dilakukan putraku? " tanya aboeji Kim dengan lembut.
" Kau baru saja melakukan kesalahan sebagai calon menantuku Soo~ya. Menolak pemberianku," rengek Kim Hyura pada Jisoo, dengan cemberut.
" Kami bahkan secepatnya kembali ke Korea, memastikan jika anak bungsuku tidak melakukan hal nekat, seperti membawamu kawin lari hahahaha." saut aboeji Seokjin diiringi dengan kekehan yang menggelikan.
" Anakmu yang membuat ku mengembalikan gaun itu eomma!!!"
Seokjin menatap tirai terbuka di depannya bersama sang asisten. Di balik tirai itu terpampang Kim Jisoo yang sedang membungkuk membenarkan rok gaunnya bersama para staff wanita. Gaun itu adalah pilihan dari Kim Hyura eomma Seokjin. Sudah sejak lama gaun itu di rancang oleh eommanya untuk dikenakan Jisoo suatu saat nanti. Saat Jisoo menegakkan kepalanya, tanpa sadar Hajoon berucap sesuatu yang membuat Seokjin berpikiran untuk memecat laki-laki itu. " Sajangnim..sepertinya aku jatuh cinta pada calon istrimu," ujar Hajoon tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun terhadap pemandangan yang tersaji di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO AM I TO YOU? (END)
FanfictionAku hanya ingin tahu tentang 'siapa aku untukmu' pada akhir kisah ini. Cinta itu sesuatu yang abstrak, jadi biarkan perasaan itu mengalir dengan bebas.. Entah nanti sebagai teman, kekasih, ataupun musuh. Tapi, jika Tuhan mengarahkan kita ke sebuah...