'Jeffry berjalan pelan memasuki kafe itu. Ia berniat untuk membeli makanan cepat saji berupa pizza malam ini. Katanya pizza di daerah Pondok Indah terkenal enak. Rotinya empuk dan lembut dimulut. Varian menunya juga lebih banyak daripada di restoran di blok rumahnya.
Cowok itu tersenyum pada perempuan di kasir yang menyapanya. Menanyakan pesanan pada cowok itu.
"Hot Pizza mozarella satu kotak" kata cowok itu memesan, mengeluarkan sejumlah uang pada sang kasir setelah perempuan itu menyerahkan sebuah struk. Menyuruhnya untuk menunggu sejenak.
Jeffry hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Lalu terkekeh pelan pada sang kasir saat perempuan itu terlihat salah tingkah. Cowok itu menggeleng pelan mengalihkan wajahnya. Namun senyumnya luntur seketika saat kedua maniknya tak sengaja menatap seorang gadis dengan hodie biru muda melahap utuh sepotong pizza yang tergulung. Lalu tersedak selanjutnya dengan cowok didepannya segera menyodorkan minuman untuk gadis itu.
Tak sadar kedua tangan cowok itu mengepal. Meremas struk pembelian pizzanya kuat. Ada rasa sesak tapi juga terbakar.
Kenapa usahanya untuk meluluhkan gadis itu selalu gagal? Kenapa rasanya sulit sekali untuk gadis itu membuka sedikit hatinya pada Jeffry daripada cowok itu? Bahkan Jeffry sudah mengenal gadis itu lama, tapi mengapa untuk menggapainya saja Jeffry tak mampu?
Sial, langkahnya sudah tertinggal jauh dari cowok berandal itu.
"Bangsat"'
***
"Kenapa masih pada ngumpul disini? Udah bel loh," kata Mbak Arin mengingatkan. Menatap segerombol cowok itu terduduk bahkan ada yang membaringkan diri diatas nakas UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Necessary
Fanfiction'About the innocent girl, and the true ruler of her heart' Damiya Queensha, si gamon. Amir Arkan Malik, si berandal. Kata Yuta sih, 'niatnya nyepik lama-lama pake hati juga. Cuih' #SEVENTEEN #G-(I)DLE 2020, April