Prolog

564 139 38
                                    

"Hari ini rapat kita cukup sampai disini dan kalian boleh pulang," Ucap seorang pemuda yg memimpin rapat, yg tak lain adalah ketua OSIS SMA Dirgantara. Satu persatu orang orang dalam ruangan itu pun pergi, menyisakan sang ketua dan beberapa anggota lain.

"Lix gue duluan ya," Pamit seorang pemuda pada sang ketua yg sedang meregangkan tangannya ke atas.

"Oke, hati hati dijalan," Balas si ketua yg biasa dipanggil Felix pada rekannya itu, lalu menyandarkan punggungnya di kursi.

"Elo yg hati hati," Kata pemuda itu bercanda, lalu pergi meninggalkan Felix. Kini hanya tersisa Felix seorang di ruangan Osis. Setelah merasa lelahnya berkurang karna memimpin rapat tadi, ia pun bergegas mengemasi barang barangnya kemudian mengunci ruangan Osis lalu bergegas menuju parkiran. Sampai di parkiran hanya tersisa motornya saja. Hari menjelang malam, Felix pun bergegas menuju motornya lalu pergi meninggalkan pekarangan sekolah yg sudah sunyi.

Di perjalanan entah kenapa perasaan Felix tak enak, saat ia melewati jalanan sunyi tiba tiba segerombolan orang orang tak dikenal menghadangnya dijalan, ia tak tau siapa mereka dan lagi pula wajah mereka tertutup. Felix Terjatuh dari motor karna ia merem mendadak. Lengan Felix berdarah membuatnya meringis sakit, ia bediri karna segerombolan orang orang itu mulai mendekatinya.

"Oh, jadi ini ketua osis SMA Dirgantara itu," Kata salah satu dari mereka. Felix bingung apa yg mereka inginkan darinya.

"Apa mau kalian? " Tanya Felix to the point. Mendengar itu mereka tertawa. Felix mengernyit, Apa yg lucu dengan pertanyaannya?

Salah satu dari mereka maju kearah Felix, dan mengayunkan tongkatnya,

BRAK!!

Laki laki itu memukul bagian depan motor Felix sampai kaca lampu motor itu pecah dengan pemukul baseball yg mereka bawa. Felix naik pitam, "ELO LO SEMUA ADA MASALAH APA SAMA GUA HA!!"
Bentaknya marah. Mereka malah tertawa lalu mendorong Felix sampai terhuyung kebelakang.

Felix ingin membalas namun terlambat, mereka semua menghajar Felix saat ia terjatuh. Mereka memukulinya habis habisan tanpa ampun. Tanpa memberikan Felix peluang untuk membalas.

Merasa Felix sudah hampir tak berdaya mereka berhenti lalu bergegas meninggalkan Felix yg sudah tak sadarkan diri di pinggir jalan dengan babak belur dan darah serta lebam diseluruh tubuhnya.

***

Seorang gadis cantik berdiri didepan pagar yg bertuliskan 'MENERIMA KOS PUTRI' ia girang akhirnya menemukan kos putri disekitar sekolahnya, gadis itu pun memasuki pekarangan rumah lalu mengetok salah satu pintu.

Pintu terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya dengan daster yg melekat ditubuhnya ala ibu ibu rumahan.

"Adek nyari siapa?" Tanya wanita itu ramah.

"Apa ibu yg punya kos ini?" Tanya gadis yg bernama Lovata itu sopan.

"Kebetulan ibu sendiri. Adek mau ngekos ya disini?"

"Iya buk, saya mau ngekos," Jawabnya

"Waduh, kamar terakhir udah diisi dek tadi, kebetulan awal ajaran baru jadi banyak yg nyari kos, maaf ya dek," Kata ibu itu tak enak pada Lovata. Lovata bisa apa padahal ia sudah berkeliling untuk mencari kos, eh pas dapet malah penuh.

"Yaudah deh buk, gapapa saya cari yg lain aja " Ucap Lovata lesu. Namun saat ia akan berpamitan, seorang gadis menghampiri mereka.

"Buk gimana kalo adek ini sekamar sama saya aja?" Usul gadis yg tampak umurnya di atas Lovata.

"Beneran kak!?" Gumam Lovata girang.

"Memangnya nak Sohyun gapapa kalo sekamar berdua?" Tanya ibu kos memastikan.

"Saya gapapa kok buk, kasian kalo dia harus nyari kos lain, lagi pula udah sore," Balas gadis yg bernama Sohyun itu.

"Yaudah kalo nak Sohyunnya setuju, boleh boleh saja," Ucap ibu pemilik kos itu, "Nak Lovata gimana?" Tentu saja Lovata mengangguk antusias.

"Saya mau buk,"

****

Dan Disinilah Lovata berada, dikamar sederhana yg bersih dan tertata rapi,ya ini kamar Sohyun.

"Wah! kak kamar kakak rapi banget," Seru Lovata takjub, Sohyun yg mendengarnya hanya tersenyum,"biasa aja kok,"

Lovata kembali melihat lihat isi kamar itu. Kamar itu sederhana, tak banyak barang disana namun, semuanya tertata rapi di tempatnya. Tidak seperti kamarnya dirumah,yg sangat beratakan seperti kapal pecah. Sepertinya mulai sekarang ia harus terbiasa merapikan kamar ini. Usai melihat lihat Lovata tersadar sesuatu.

"Oh iya kak, kita belum kenalan, kenalin nama aku Jovanka Lovata. Bisa dipanggil Lovata, Atau Tata. Terserah kakak aja mau manggil apa," Ucapnya semangat sembari menjulurkan tangannya.

"Nama kakak Hideya Sohyun Harunggi. Panggil kak Sohyun aja," Ucap Sohyun sembari membalas jabat tangan Lovata. Setelah itu Lovata duduk dikasur, tepatnya disamping Sohyun.

"Kakak SMA mana?"

"Kakak SMA Dirgantara, kelas 12. Lovata?" Tanya Sohyun balik.

"Sama dong kak. Aku juga SMA Dirgantara kelas 10," Jawabnya senang karna akhirnya memiliki teman satu sekolah dengannya.

"Kak, ceritain dong sekolah Dirgantara tuh gimana? Kakak pembina Osisnya galak gak? Ada gak, kakak kelas yg julid?" Tanya Lovata beruntun. Saat Sohyun akan menjawab pertanyaannya, ponsel Sohyun berdering, ada notif Chat yg masuk.

"Kakak liat Chat bentar ya?" izin Sohyun dan diangguki oleh Lovata.

Sohyun membuka grup Chat kelasnya, mereka sangat ribut ntah membahas apa. Sampai Sohyun menscrol ke atas dan menemukan Fakta yg tak terduga.

+62859-: Gila!!! Gue baru dengar berita dari anak Osis,kalo si Ketua Osis masuk rumah sakit kemaren, sampe koma.





Jangan lupa Komen yak, biar author makin semangat nulisnya
Babayy 🙆


05.32
Senin, 27 July 2020

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang