stay high.

69 6 0
                                    

note: Eddy x Y/n

; stay high. ;

Eddy terbangun dari mimpinya, melihat ke sekelilingnya dengan tempo nafas yang tidak teratur. Kejadian seperti ini sering, bahkan nyaris setiap hari terjadi kepada Eddy. Pria tampan tersebut mengusap wajahnya sedikit kasar, lalu berusaha mengatur nafasnya. Semua ini terasa seperti tersesat di kabut yang sangat tebal, lalu ia kehilangan arah.

Dada Eddy terasa sesak, kepalanya pusing lagi dan lagi. Setelah berusaha melupakan sahabatnya dengan cara meneguk cairan panas yang dia sangat tidak sukai, badan nya mulai susah untuk digerakan.

Keseimbangan Eddy berantakan. Dia tetap menyoba untuk menarik kakinya ke arah dapur untuk menelan segelas air putih yang segar. Eddy mengerjapkan matanya berkali - kali, Dikepala musisi itu hanya ada sahabatnya,

yang sangat dia cintai.

; stay high. ;

flashback.

Eddy baru saja kembali dari kamar mandi, membasuh wajahnya dan menggosok gigi. Y/n terlihat menggunakan piyama berwarna biru dengan gambar awan - awan kecil, sedang memainkan handphone nya sembari tertawa. 'Oh astaga.' Ucap Eddy dalam hati. Eddy tidak tahu bahwa sahabatnya sudah mengganti pakaian terlebih dahulu, dan memakai pakaian menggemaskan seperti itu.

Semburat merah keluar dari pipi Eddy, ia mengalihkan pandangannya ke TV yang hidup namun tidak ditonton. Y/n yang menyadari kehadiran Eddy menggerakan bola mata nya ke arah yang lebih muda. "Hey, ngapain? Ga tidur?" Y/n memerhatikan raut wajah Eddy.

Eddy melihat Y/n sesekali, "Uh, umh, n-nanti aja." Ucap Eddy. Dia menggelus tangannya sendiri, masih dalam posisi berdiri. Y/n terkekeh kecil, "Sini, aku ngantuk." Y/n melepaskan kacamata nya lalu meletakan benda kotak itu di meja yang bersebelahan dengan sofa besar tersebut.

Eddy melangkahkan kakinya pelan, membuat kontak mata dengan Y/n. Setelah mendudukan badannya di sofa, Y/n menyenderkan kepalanya di paha Eddy. Mereka saling berkontak mata, Eddy terlihat menggemaskan dengan semburat merah yang masih hinggap di pipinya, sementara Y/n memasang wajah datarnya. 

Eddy menggerakan tangannya, membawa tangan yang besar dan hangat tersebut ke surai halus nan lembut yang dimiliki manusia anggun itu. Ia mengusapnya pelan. Y/n tersenyum tipis, "Eddy, aku menyayangimu. Selamat malam." Ucap Y/n lalu memejamkan matanya, meninggalkan Eddy dengan wajah yang hampir menjadi warna lobster.

Eddy menghela nafasnya, namun sedikit terbata - bata. "Aku mencintaimu, Y/n.. Sungguh sangat mencintaimu.." lirihnya.

; stay high. ;

Y/n membangunkan Eddy yang terbaring di sofa nya dengan guncangan pelan dibahu Eddy. "Eddy, bangun! Ayo sarapan!" Y/n masih mengguncangkan badan Eddy, namun sahabatnya tidak merespok sedikitpun. "WOY, Edward Chen!" Teriak Y/n. Eddy berdeham, "Iya, 5 menit lagi.." Ucap Eddy. Y/n memutarkan matanya. "Ayo ih bangu-" Y/n ditarik oleh Eddy, membuat Y/n ikut berbaring dengan Eddy. 

Eddy memeluk pinggang Y/n erat, "Ssh, diamlah." Y/n merasakan jantungnya berdetak dengan ritme yang tidak normal, ia mengerjapkan beberapa kali mata nya. 'Apa apaan manusia mabuk ini?!' ucap Y/n dalam hati.

"Eddy.. Ayo bangun. Nanti makanannya dingin, ayo." lirih Y/n. Eddy mau tak mau membuka mata nya, lalu terkaget dengan apa yang telah dia lakukan kepada Y/n. "Oh shit. Uh, Oh tidak." Eddy langsung melangkahi Y/n lalu mengunci dirinya didalam kamar mandi. 

"Gila, gila gila. Eddy Chen, kau tidak waras." Gumamnya pelan. Di sisi lain, Y/n terbaring, berusaha mencerna yang baru saja terjadi diantara Eddy dan dia. Y/n memutuskan untuk menunggu Eddy dimeja makan.

Setelah beberapa menit, akhirnya Eddy menunjukan diri dan makan di dapur bersama Y/n. "Aku mendengar apa yang kamu katakan saat aku hendak tidur." Eddy tersedak, lalu menatap Y/n tak percaya. "A-apa?"

Y/n mengangguk. "Iya, Dy. Maaf, aku tidak bisa menyukaimu kembali. Namun aku menghargai perasaanmu." Eddy menundukan kepalanya, tak menyangka perasaan yang ia pendam sejak lama diketahui oleh Y/n, ia belum siap dengan apa yang Y/n katakan.

Tetapi kenyataannya, Y/n tidak akan pernah menyukainya kembali.

; stay high. ;

Kehidupan seorang musisi terkenal, hancur detik itu juga. Y/n menghilang, barang-barang yang ia miliki masih terpajang dengan rapi dikamarnya. Sudah 3 tahun, dan Y/n tak pernah mengabari Eddy kembali. Nomornya tak aktif sejak hari dimana dia pergi, keluarganya pun demikian. Teman-teman dekat Eddy dan Y/n tak mengetahui dimana manusia berkacamata bulat itu pergi. 

Semakin hari hidup Eddy semakin terasa kosong, tak ada yang membuatkan lelaki tersebut teh lavender untuk menenangkan jiwanya. Tak ada lagi yang bersedia memeluknya ketika dia merasa sangat sangat sedih, stress, ataupun ingin menghilang dari bumi tanpa berkata apapun.

Tak ada lagi, sosok yang sangat Eddy cintai.

Atmosfer apartment itu tak lagi bahagia, ataupun terasa terang. Barang barang penghias ruangan hancur lebur; berserakan hingga ke pojok ruangan.

"Ini sangat sakit, Y/n.. Kumohon.. kembalilah ke pelukanku."

; stay high. ;

Terlihat dari kursi baris pertama seseorang menonton konser Eddy Chen, musisi yang sedang naik daun. Dia tertawa pelan, menyaksikan kesuksesan Eddy dari kejauhan.

Seseorang itu menaikan kacamata yang bertengger di hidungnya. "Berbahagialah, Eddy. Selamat atas kesuksesanmu." Bisiknya pelan. Solois itu tak sengaja mendapatinya sedang menatap dia. Mereka bertatapan, lautan tepuk tangan meredam tatapan dua insan. 

Eddy tak dapat bergerak, walaupun pujaan hati didepan mata. Partner yang telah menghilang selama 3 tahun dari kehidupannya kembali, tepat didepan matanya sendiri. Y/n hanya tersenyum tipis, melambaikan tangannya lalu meninggalkan Eddy mematung diatas panggung.

End.

tsv oneshots.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang